Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Retorika Dakwah

 



RETORIKA DAKWAH

Penulis: Ahmad Zaini & Mansur Hidayat


Tebal: 207 halaman

Ukuran: 15,4 cm x 23 cm

ISBN: on proses



A.   Pengertian Retorika

Retorika secara mendasar diartikan sebagai keterampilan berbahasa secara efektif; studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam karang-mengarang; dan seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.[1] Retorika telah ada sejak awal mula umat manusia. Akan tetapi, baru pada abad ke-5 SM hal ini menjadi subjek akademis. Setelah era Kristen, kaum Sofis berkelana ke seluruh Yunani  untuk mengajarkan  tentang politik dan pemerintahan, dengan penekanan khusus pada retorika. Untuk memenangkan pemilu, pemerintah harus berupaya membujuk rakyat. Retorika yang dikembangkan untuk membenarkan distorsi realitas demi mencapai suatu tujuan. Kita dapat menarik perhatian dan meyakinkan audiens melalui retorika. Retorika dipelajari, diprakarsai, dan diterapkan di negara-negara yang menganut demokrasi langsung, yaitu Yunani dan Roma.[2]

Titik tolak retorika adalah berbicara. Berbicara adalah tindakan mengucapkan kata-kata atau frasa kepada seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai  tujuan tertentu (seperti memberikan informasi atau menyampaikan motivasi). Berbicara merupakan salah satu kemampuan khusus  manusia. Oleh karena itu, percakapan sudah ada sejak lama. Bahasa dan berbicara muncul ketika orang ingin mengungkapkan gagasan mereka dan mengkomunikasikannya kepada orang lain. Retorika modern melibatkan ingatan yang kuat, kreativitas dan imajinasi yang tinggi, keterampilan presentasi yang tepat, dan kemampuan untuk menggunakan bukti dan penilaian dalam argumen.[3]

Dewasa ini, retorika memfokuskan perhatiannya pada segala hal yang terkait dengan cara orang menggunakan simbol untuk memengaruhi sesama manusia dan membangun dunia tempat mereka tinggal.[4] Hakikat retorika adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan menggunakan bahasa sebagai alat.  Dalam suatu peristiwa komunikasi, tujuan utama komunikator adalah menyampaikan pesan yang diharapkan dapat dikenali, dipahami, dan  diterima oleh penerima..[5]

B.   Perkembangan Retorika pada Masa Yunani

Sejak zaman Yunani dan Roma hingga saat ini, retorika dan politik selalu saling terkait. Banyak pendekar pedang juga dikenal karena kefasihan mereka yang menawan. Deskripsi retorika sistematis  pertama diciptakan oleh masyarakat Syracuse, sebuah koloni Yunani di pulau Sisilia, pada masa ketika koloni tersebut diperintah oleh seorang tiran. Para tiran senang mengusir orang-orang dari tanah mereka kapan pun dan di mana pun. Sekitar tahun 465 SM, tepatnya tahun 104 M, rakyat memulai revolusi. Kediktatoran digulingkan dan demokrasi didirikan. Pemerintah akan mengembalikan  tanah rakyat kepada pemiliknya yang sah.[6]

Di sinilah permasalahan terjadi. Untuk mengambil haknya, pemilik tanah harus sanggup meyakinkan dewan juri di pengadilan. Waktu itu, tidak ada pengacara dan tidak ada sertifikat tanah. Setiap orang harus meyakinkan mahkamah dengan pembicaraan saja. Sering orang tidak berhasil memperoleh kembali tanahnya, hanya karena ia tidak pandai bicara.[7]

Untuk membantu orang mendapatkan hak di pengadilan, Corax menulis risalah tentang retorika berjudul Techne Logon (Seni Kata-kata). Makalah ini tidak lagi tersedia dari penulis kontemporernya, tetapi kita tahu bahwa di dalamnya ia berbicara tentang "seni perhitungan probabilitas." Saat kita tidak yakin tentang sesuatu, kita berasumsi pada kemungkinan-kemungkinan umum. Seorang pria kaya melakukan pencurian dan dipanggil ke pengadilan untuk pertama kalinya. Dengan menggunakan teori probabilitas, kami bertanya, "Mungkinkah orang kaya mengorbankan kehormatannya dengan mencuri?" Bukankah benar bahwa dia tidak pernah diadili atas tuduhan pencurian sepanjang hidupnya? Lalu, ketika orang miskin itu melakukan pencurian dan diadili untuk kedua kalinya, kita bertanya, "Dia pernah mencuri sebelumnya dan dihukum karenanya. Bagaimana mungkin dia berani melakukan pekerjaan yang sama lagi? " Bagaimanapun, retorika mirip dengan ilmu "silat lidah".[8] Selain metode teori probabilitas, Corax juga meletakkan dasar-dasar pengorganisasian berita. Dia membagi pidatonya menjadi lima bagian, pembukaan, uraian, argumen, penjelasan, tambahan, dan kesimpulan. Dari sini para ahli retorika kelak mengembangkan organisasi pidato.[9]

Aristoteles menulis tiga jilid buku berjudul De Arte Rhetorica yang di antaranya berisi lima tahap penyusunan satu pidato atau Lima Hukum Retorika (The Five Canons of Rhetoric) yang terdiri dari Inventio (penemuan), Dispositio (penyusunan), Elocutio (gaya), Memoria (memori), dan Pronounciatio (penyampaian).

1.    Inventio (Penemuan). Penemuan adalah tentang membangun argumen yang relevan dengan tujuan pidato Anda. Penemuan  secara umum dipahami sebagai jumlah informasi dan pengetahuan yang dibawa  pembicara ke  situasi berbicara. Kekayaan informasi ini akan membantu  pembicara menyampaikan presentasi yang menarik. Pada tahap ini, pembicara mempertimbangkan topik pembicaraan dan mempelajari khalayak umum untuk memahami metode persuasi yang paling tepat.

2.    Arrangement (Pengaturan).  Pengaturan berhubungan dengan kemampuan pembicara untuk mengatur pidatonya. Aristoteles percaya bahwa pembicara harus mencari pola bicara yang sistematis untuk meningkatkan efektivitas. Pidato secara umum memiliki tiga bagian. Pendahuluan, isi, kesimpulan.

3.    Style (Gaya). Penggunaan bahasa untuk mengekspresikan gagasan dengan cara tertentu disebut gaya. Aristoteles juga membahas pilihan kata, penggunaan metafora, dan kesesuaian bahasa. Ia percaya bahwa setiap jenis retorika memiliki gayanya sendiri, yang sering diabaikan. Ia menyatakan bahwa kata-kata aneh harus dihindari. Berbicara menggunakan istilah terlalu sederhana juga dapat menyebabkan khalayak bosan, karenanya untuk menjembatani hal tersebut Aristoteles memperkenalkan metafora atau majas yang membantu untuk membuat sesuatu yang kurang jelas menjadi lebih mudah dipahami.

4.    Delivery (Penyampaian). Penyampaian biasanya mencakup berbagai perilaku seperti kontak mata, isyarat vokal, ejaan, artikulasi, dialek, gerakan tubuh, dan penampilan. Bagi Aristoteles, komunikasi secara khusus terhubung dengan manipulasi  suara. Ia secara khusus mendesak para pembicara untuk menggunakan  nada, irama, volume, dan emosi yang tepat. Ia yakin bahwa cara bagaimana sesuatu dikatakan memengaruhi kejelasan kata tersebut.

5.    Memory (Ingatan). Menyimpan penemuan, pengaturan, dan gaya di dalam benak pembicara disebut dengan memori. Aristoteles mengingatkan kita untuk mempertimbangkan beberapa isu sebelum presentasi, semisal entimem, tanda, metafora, teknik penyampaian dan sebagainya. Menurutnya seorang pembicara harus memiliki pemahaman yang mendasar mengenai banyak dari alat-alat ini ketika menyusun dan menyampaikan pidato.[10]



[1] “Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),” n.d., https://kbbi.web.id/retorika.

[2] Sejarah D A N Perkembangan, “Sejarah Dan Perkembangan Retorika,” Humaniora 17, no. 2 (2005): 142–53.

[3] Andi Tenri Sua, Heriyanti, and Asrul Nazar, Retorika (Purbalingga: Eureka Media Aksara, 2023), 1.

[4] Morissan, Teori Komunikasi: Individu Hingga Massa (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), 62.

[5] G.A. Sulistyarini, D. & Zainal, Buku Ajar RETORIKA, CV. AA. Rizky, 2020, 7.

[6] Jalaluddin Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 3.

[7] Rakhmat, Retorika Modern Pendekatan Praktis.

[8] Rakhmat.

[9] Rakhmat.

[10] Richard West and Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis Dan Aplikasi, Buku 1, Terj. Brian Marswendy (Jakarta: Salemba Humanika, 2014), 11–16.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640