Tari Sebagai Sarana Pengembangan Bakat
Penulis : Hj. Retno Susilowati, M.Pd
Tebal : 79 halaman
Ukuran : 14,5 x 20,5 cm
Harga : 70.000
ISBN : On Proses
Seni adalah sebuah istilah yang sering kali dikaitkan dengan keindahan, kesenangan, dan rekreasi. Seni bisa berupa benda, musik, bangunan, lukisan, atau hasil kreatif lainnya yang dihasilkan oleh seniman berbakat dengan tingkat kreativitas tinggi. Seni memiliki berbagai fungsi, di antaranya adalah fungsi religi, komunikasi, rekreasi, artistik, guna, dan kesehatan. Dalam pendidikan, seni dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang lebih luas, seperti membantu perkembangan mental dan fisik peserta didik.
Dalam dunia pendidikan, seni berperan penting dalam membentuk perilaku peserta didik ke arah yang lebih baik. Seni mampu mengenalkan nilai-nilai dan norma-norma masyarakat kepada peserta didik. Seni merupakan ekspresi rasa indah dalam jiwa seseorang yang diwujudkan melalui alat komunikasi, baik dalam bentuk suara (seni musik), visual (seni lukis), maupun gerak (seni tari).
Pendidikan seni sendiri adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan seni sebagai media. Intinya, pendidikan seni bertujuan untuk menyiapkan peserta didik agar mampu menguasai kemampuan berkesenian melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan. Pendidikan seni memiliki dua peran utama: menyampaikan keterampilan seni dan memanfaatkan seni untuk mendidik.
Para pemikir seperti Plato menegaskan bahwa seni memiliki peran penting dalam pendidikan secara umum. Ia melihat seni sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sebuah pendekatan yang kini dikenal sebagai “pendidikan melalui seni.” Sementara itu, tokoh lain seperti John Dewey berpendapat bahwa seni seharusnya menjadi sarana untuk mencapai tujuan pendidikan, bukan sekadar untuk seni itu sendiri. Pendekatan ini menekankan pentingnya seni dalam membantu mengembangkan keseimbangan antara aspek rasional dan emosional, intelektualitas, serta kepekaan, guna membentuk kepribadian yang harmonis.
Pendidikan seni terutama relevan pada jenjang pendidikan prasekolah dan dasar. Dalam pendekatan ini, proses pembelajaran lebih diutamakan daripada hasil. Tujuan utama pendidikan seni di sekolah bukanlah menghasilkan peserta didik yang pandai menggambar, melukis, atau membuat patung, melainkan menyediakan wadah bagi mereka untuk berekspresi, berimajinasi, berkreasi, dan berapresiasi.
Pendidikan seni di sekolah sering kali diwujudkan melalui mata pelajaran Seni Budaya, yang mencakup seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama. Pendidikan seni dapat dilakukan baik secara formal di sekolah maupun nonformal melalui kegiatan luar sekolah. Dalam pendidikan formal, peserta didik diajarkan keterampilan seni secara bertahap, dimulai dari dasar hingga penguasaan yang lebih kompleks. Penekanan pada teknik dan latihan berulang sangat penting untuk membangun otomatisasi dalam berkesenian. Dalam hal ini, peran guru yang kreatif dan menguasai materi sangat menentukan.
Salah satu program pendidikan seni yang sering dikembangkan adalah seni tari. Seni tari, yang merupakan gerakan indah dan berirama, tidak hanya menjadi sarana ekspresi, tetapi juga media pelestarian nilai-nilai budaya. Keindahan tari terletak pada dinamika gerak yang melibatkan tenaga, ruang, dan tempo, menciptakan komposisi gerakan yang harmonis.
Untuk mendukung pengembangan seni tari, banyak sekolah menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler tari. Ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran yang bertujuan mengembangkan minat, bakat, dan potensi peserta didik. Kegiatan ini juga memiliki fungsi pengembangan, sosial, rekreatif, dan persiapan karir. Seni tari dalam kegiatan ekstrakurikuler menjadi sarana penting untuk meningkatkan kreativitas anak.
Namun, pada kenyataannya, seni tari sering kali kurang mendapat tempat dalam kurikulum formal, terutama di tingkat sekolah dasar. Hal ini menyebabkan banyak anak yang memiliki bakat seni tari harus mengandalkan kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan mereka. Dengan dukungan yang tepat, seni tari dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan kreativitas dan membentuk karakter anak secara holistik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar