Tugasku Adalah Ibadahku
(Kisah Perjalanan Menemani Tamu Allah ‘Ramah Lansia’)
Penulis: Hj. St. Maryam Yusuf, M.Ag.
Tebal: 229 halaman
Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm
Harga: 100.000
ISBN: On Proses
Ibadah haji adalah bentuk penghambaan seorang muslim kepada Allah SWT. secara totalitas. Tidak heran jika ibadah ini sering diapresiasi sebagai jihad fii sabilillah. Jika dicermati, ibadah haji dan umrah tidak hanya memerlukan pengorbanan materi tetapi juga inmateri, mental dan spiritual. Oleh karena itu, ibadah haji merupakan Rukun Islam yang kelima dengan syarat bagi yang mampu.
Menjadi Petugas haji Perempuan adalah impianku sejak lama. Sebagai ASN Kementerian Agama berpeluang untuk mewujudkan asaku. Kementerian Agama mengeluarkan kebijakan baru yang memberi peluang kepada ASN Perempuan menjadi petugas di seluruh pelosok tanah air. Hal ini memotivasi diriku untuk berusaha meraihnya. Berbagai cara ditempuh untuk memantaskan diri menjadi tamu Allah dengan tugas dan tanggungjawab yang berbeda. Demikian pula rintangan dan cobaan yang menyertai perjalananku, tidak menyurutkan langkah untuk meraih berkah-Nya.
Ketelatenan dan disiplin serta gairah menuntut ilmu serta impian menjadi pelayan tamu Allah mendapat dukungan dari semua pihak. Bukan hanya suami dan anak-anakku, tetapi semua keluarga besar, sanak saudara, teman sejawat, atasan serta sahabat-sahabatku. Keinginan untuk membuktikan bahwa Perempuan juga bisa bahkan sangat diperlukan dalam pembimbingan ibadah haji dan umrah. Bahkan ada nilai positifnya. Pendekatan emosional dan sosiokultural sangat urgen dalam proses perjalanan dan pelaksanaan ibadah haji.
Slogan haji ‘Ramah Lansia’ bukan hanya jempol semata. Tetapi ternyata cukup banyak kendala dan rintangan dalam aktualisasinya. Jemaah usia lansia ditambah risiko tinggi dengan penyakit bawaan menjadi tantangan tersendiri. Meladeni kebutuhan mereka sungguh tanggungjawab yang luar biasa. Terkadang harus meninggalkan urusan pribadi demi tugas berat tapi mulia. Tak sedikit pengorbanan rasa demi kebaikan bersama.
Kekompakan dan kerjasama serta koordinasi yang kuat antar semua petugas sangat urgen. Mulai dari ketua regu, ketua rombongan, petugas kloter, non kloter, TPHD serta semua petugas di Arab Saudi. Demikian pula Warga Negara Indonesia (mukimin) serta sahabat dan kenalan yang sangat membantu. Tidak ada yang sempurna. Semua memiliki kelebihan dan kekurangan. Tugas kita saling melengkapi sehingga semua bisa berjalan dengan baik.
Kebahagiaan jemaah dalam melaksanakan semua rangkaian ibadah haji dan umrah terlihat jelas di wajah-wajah mereka. Mencoba memahami hikmah dibalik semua ketetapan-Nya. Hingga mereka hanya mampu berucap: “Terima kasih ibu, sudah membersamai kami.” Doa-doa dan ucapan syukur senantiasa terdengar. Hingga tak mampu berkata-kata. Hanya untaian kata indah dan tetasan air mata bahagia. Semoga meraih haji mabrur. Semoga Allah membalas dengan syurga dan keberkahan-Nya. Aamiiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar