Desa Boloh Dalam Kata: Cerita Tentang Tradisi, Kuliner, dan Masyarakat

 

Desa Boloh Dalam Kata:

Cerita Tentang Tradisi, Kuliner, dan Masyarakat

Penulis:

Ihya Nur Syamsiani, Azizur Rohmah, Diana Nadya A. D., Fita Ariani, Hawin Nur R., M. Riky Prayogo, Muhammad Viqto Fatoni, Refi Mariska, Rindang Viqriani, Risalatul Muthoharoh, Shelly Silviana A., Shyntia Rizqi, Sinta Nur A., Yavis Ardika A.

Tebal: 82 halaman

Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm

Harga: 55.000

QRCBN: 62-250-4557-193

Segala puji bagi Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga tulisan bunga rampai ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku sederhana ini hadir sebagai bentuk dokumentasi sekaligus penghargaan atas kekayaan sejarah, budaya, tradisi, dan kehidupan sosial di Desa Boloh, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. 

Penyusunan bunga rampai ini bertujuan untuk menggali dan mengenalkan potensi lokal yang dimiliki Desa Boloh, baik dalam aspek ekonomi, pendidikan, maupun sosial-budaya. Harapannya, buku ini dapat menjadi inspirasi bagi para pembaca, baik akademisi, pelaku usaha, maupun masyarakat umum, untuk terus mengembangkan potensi desa dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penyusunan bunga rampai ini, terutama masyarakat Desa Boloh yang telah bersedia berbagi informasi, pengalaman, dan wawasan. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada lembaga dan rekan-rekan penulis yang telah berkontribusi dalam karya ini.

Kami menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami terbuka terhadap kritik dan saran demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Semoga bunga rampai ini dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih dalam tentang Desa Boloh dan potensinya. 

Akhir kata, kami berharap buku ini menjadi langkah awal bagi lahirnya berbagai karya inspiratif lainnya yang turut membangun dan memajukan desa. Demikian, semoga Allah SWT senantiasa meridai setiap langkah kita. 

Desa Boloh merupakan desa yang terletak di Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, sebuah desa yang sampai sekarang ini masih mempertahankan kekayaan budaya lokalnya. Dan salah satu budaya yang paling khas dari desa ini adalah keberadaan rumah adatnya, meskipun pembangunan modern mulai merambah dan Desa Boloh juga dikenal dengan kegiatan pertanian dan masyarakat yang sederhana, namun pengaruh gaya arsitektur rumah adatnya tetap hadir yaitu rumah Joglo dan rumah Joglo Limasan. 

Rumah Joglo dan Joglo Limasan di Desa Boloh merupakan bangunan rumah dengan arsitektur khas Jawa yang unik dan penuh filosofi sebagai warisan arsitektur tradisional yang menjadi suatu kebanggaan masyarakat sebagai warisan leluhur, dimana identitas rumah Joglo di Boloh memiliki bentuk atap dengan struktur rangkannya dari kayu yang memiliki gabungan dari dua atap segitiga sama kaki dan dua atap trapesium, memiliki empat tiang untuk menyangga atap rumah Joglo atau biasa disebut dengan “soko guru” yang diletakkan dibagian tengah rumah dan berdiri lebih tinggi dari tiang-tiang yang lain, selain itu juga memiliki empat tiang di bagian depan yang merupkan variasi dari rumah tradisional ini. Dengan pintu utama ditengah serta jendela yang berada dikanan kiri dari pintu tersebut. 

Sedangkan identitas rumah adat Joglo Limasan di Boloh memiliki sebuah atap yang berbentuk dua atap trapesium yang lebih panjang dibanding dengan rumah Joglo dan dua atap segitiga sama kaki dengan delapan tiang sebagai penyangga atap dan empat tiang bagian depan yang juga sama sebagai variasi namun terdapat makna didalamnya. Dan beberapa elemen dalam rumah adat tersebut memiliki fungsi dan makna filosofi tersendiri, dari rumah joglo yang identik dengan laki-laki dan rumah adat joglo limas yang identik dengan perempuan. begitupun atapnya yang menunjukkan sebuah keahlian arsitektur masyarakat dimasa lampau, dan adanya "soko guru" yang memiliki fungsi sebagai penompang beban atap agar dapat didistribusikan dengan baik sehingga nantinya memberikan kesetabilan dan kekuatan pada struktur bangunan.

Agama merupakan hal sakral yang mengandung unsur untuk mengatur hidup manusia sebagai persoalan keyakinan yang dipercaya mampu membawa kemaslahatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun akhirat. Dengan adanya hal tersebut Islam yang berkembang pada masyarakat Jawa sangat kental dengan tradisi dan budayanya, bahkan beberapa wilayah tertentu di Jawa masih berkaitan erat dengan nilai-nilai keagamaan, seperti pada tradisi rebo wekasan dan nyadran yang ada di Desa Boloh. 

Desa Boloh merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan. Desa ini memiliki enam dusun yaitu dusun Pejaren, dusun Boloh I, dusun Boloh II, dusun Kaluwan, dusun Kayen, dan dusun Tlogomulyo. Desa Boloh memiliki kekayaan tradisi dan budayanya yang telah diwariskan secara turun-temurun sampai sekarang, salah satu tradisi yang masih eksis dan tetap dijaga oleh masyarakat desa adalah tradisi rebo wekasan atau masyarakat desa biasa menyebutnya dengan istilah nyadran. Tradisi ini tidak hanya sebagai cerminan spiritual masyarakat desa, akan tetapi sebagai wujud nyata dari upaya untuk menjaga kearifan lokal sebagai warisan budaya yang tidak ternilai harganya. 

Rebo wekasan adalah tradisi yang dilaksanakan pada hari rabu terkahir di bulan safar dalam kalender hijriyah. Masyarakat desa meyakini bahwa hari tersebut merupakan waktu yang dipenuhi energi negatif dimana waktu tersebut diturunkannya segala musibah atau bencana oleh Allah SWT. Sehingga perlu diadakannya prosesi (ritual) tolak bala, dengan upaya untuk menghidari segala marabahaya yang akan terjadi kedepannya.