Antropologi Agama - Transformasi Sosial Keagamaan
Penulis: Efa Ida Amaliyah
Tebal: 75 halaman
Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm
Harga: 53.000
ISBN: on proses
Seseorang dapat menemukan sebuah perubahan sosial dengan mengamati,
mengetahui, dan menemukan dengan cara pengapatan akan struktur dan institusi
suatu perikehidupan tertentu yang ada di masa lalu dan juga melakukan
perbandingan dengan susunan dan institusi perkembangannya dengan masa kini.
Terdapat dua perubahan dalam masyarakat yaitu statis dan dinamis. Pada
prinsipnya, masyarakat statis dan mayarakat dinamis memiliki kemampuan untuk
merubah diri sendiri, maksudnya tidak ada masyarakat di dunia yang secara
sosial tidak mengalama perubahan.
Gambaran secara global tentang masyarakat Indonesia yang berubah
akibat dari tiga kekuatan utama, yaitu teknologi yang lebih hebat, mobilitas
yang mengalami peningkatan, dan mediasi yang beragam di seluruh sendi
kehidupan, dan tiga kekuatan tersebut menjadi dasar adanya transformasi yang
signifikan.
Perubahan sosial merupakan teori utama dalam perspektif sosiologi.
Perubahan ini mengambil tempat dalam teori system sosial, interaksionalism
simbolik, structural-fungsionalism, dan teori konflik. Perilaku sosial muncul
sebagai hasil dari saling memperkuatnya dua pihak yang terlibat dalam
perubahan/pertukaran tentang keadilan, keseimbangan, kekuasaan, status,
otoritas, kepemimpinan, dan solidaritas yang didasarkan pada analisa perubahan
langsung.
Hubungan antara perilaku sosial (mikro dan makro), organisasi, dan
lembaga. Hubungan antara elemen-elemen struktur menciptakan proses yang penting
yang berkembang dari bagian-bagian interaksi, meskipun demikian elemen tersebut
tidak dapat direduksi menjadi ikatan dari individu tersebut.
Perilaku pertukaran sebagai perilaku yang secara eksplisit
berorientasi pada tujuan yang dapat dicapai melalui interaksi dengan orang lain
Tingkat mikro teori pertukaran Blau merupakan salah satu yang pertama mencoba
menerapkan utilitarianisme yang diturunkan dari ekonomi mikro ke dalam perilaku
sosial.
Ensiklopedia Internasional Ilmu Sosial (IESS) melihat perubahan sebagai
hal penting yang terjadi dalam struktur sosial, pola tindakan dan interaksi
dalam masyarakat. Perubahan dapat terjadi dalam norma, nilai, budaya produk dan
simbol dalam masyarakat. Definisi lain dari perubahan juga menunjukkan bahwa
perubahan dalam struktur dan fungsi sistem sosial. Institusi, pola interaksi,
pekerjaan, aktivitas waktu luang, peran, norma dan aspek lain dari masyarakat
dapat diubah dari waktu ke waktu sebagai akibat dari proses perubahan sosial
itu sendiri. Perubahan terjadi karena adanya dinamika dari tatanan interaksi
yang berkelanjutan dari komponen penyusunnya. Konteks budaya dapat harus
dilihat sebagai sistem yang dinamis, yang didefinisikan sebagai seperangkat
elemen yang berada dalam hubungan atau koneksi satu sama lain dengan bentuk
integritas tertentu, dan yang mengubah statusnya dari waktu ke waktu di bawah
pengaruh kekuatan eksternal dan internal.
Perubahan sosial telah merestrukturisasi hampir semua aspek
masyarakat, baik dalam bidang sosial budaya, sosial, ekonomi, dan politik.
Budaya lebih penting dalam membentuk masyarakat dan individu manusia.
Ada beberapa tipe dalam perubahan sosial dari strukturnya, pertama
dari person atau individu yang mengalami perubahan dalam peran dalam
strukturnya, contohnya adalah peran perempuan yang mengalami perubahan yang
tidak lagi dalam ranah domestic, tetapi sudah mengalami peningkatan dalam ranah
public juga bisa berperan. Kedua, perubahan pada bagian struktur sosial
yang berhubungan dengan alur kerja masyarakat yang mengalami kemajuan,
contohnya adalah adanya perubahan kerja dengan menggunakan alat-alat modern
yang sebelumnya menggunakan alat-alat tradisional. Ketiga, perubahan
pada fungsi struktur yang dikaitkan dengan fungsi seseorang, misalnya yaitu
seorang ibu yang salah satu tugasnya adalah merawat dan mengasuh anak, namun
sekarang sudah bisa digantikan dengan adanya sekolah yang full-day untuk
belajar sekaligus mengasuh anak. Keempat, perubahan pada hubungan
struktur yang berbeda, sebagaimana yang ada dunia pendidikan yang sekarang
diharapkan menjadi salah satu solusi dalam menyiapkan dunia usaha, disinilah
ada keterkaitan dunia usaha dan pendidikan. Kelima, adanya struktur baru
dalam masyarakat karena perilaku masyarakat, sehingga dibutuhkan lembaga atau
institusi untuk menjadi problem-solving masyarakat tersebut.
Ada dua faktor terjadinya perubahan sosial dalam sebuah masyarakat,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah bertambah
atau berkurang jumlah penduduk yang disebabkan oleh beberapa hal. Pertama,
penduduk bertambah di suatu wilayah merupakan hal yang lazim terjadi akibat
urbanisasi dan transmigrasi. Jumlah penduduk tersebut memunculkan kelas sosial,
kultur budaya yang bercampur, dan kekosongan pada suatu wilayah. Kedua,
adanya penemuan baru yang berkembang dalam masyarakat, hal ini karena adanya
teknologi. Ketiga, munculnya konflik dalam masyarakat karena adanya
pertentangan dari berbagai pihak misal dengan adanya perasaan tidak puas
terhadap tatanan yang mengakibatkan unsur budaya yang tidak berkembang. Faktor
eksternal yang memunculkan perubahan sosial antara lain, pertama adalah
adanya pengaruh kebudayaan lain yaitu budaya yang masuk dalam suatu masyarakat
yang akhirnya menggeser budaya asli dalam suatu masyarakat. Kedua,
adanya peperangan yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi perubahan
sosial. Hal ini disebabkan penerimaan terhadap budaya pemenang perang atas
pihak yang kalah perang. Ketiga, adanya bencana alam juga mempengaruhi
perubahan sosial dalam masyarakat. Hal ini karena lokasi yang terkena bencana
akan ditinggalkan dan masyarakat menempati wilayah baru sehingga mereka harus
beradaptasi dengan wliayah baru yang ditempatinya dan disinilah terjadi
peneyesuaian terhadap budaya baru yang wilayahnya ditempati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar