Tafsir Mimpi
Penulis: Ibnu Abdillah Al-Katibiy
Tebal: 231 halaman
Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm
Harga: 90.000
QRCBN: 62-250-4985-879
Segala puji hanyalah milik
Allah Ta’ala yang telah berfirman dalam Al-Quran;
وَهُوَ
الَّذِي يَتَوَفَّاكُمْ بِاللَّيْلِ وَيَعْلَمُ مَا جَرَحْتُمْ بِالنَّهَارِ
”Dan Ialah yang menidurkan kalian di waktu malam hari dan Ia mengetahui
apa yang kalian kerjakan pada siang hari” (QS.Al-An’am : 60). Sholawat dan salam
semoga tercurahkan atas junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa
Sallam yang telah bersabda: “Zaman kenabian telah berlalu dan yang tersisa hanyalah
kabar gembira (mimpi yang baik)” serta tercurahkan kepada keluarga dan para
sahabatnya, Amma Ba’du :
Mimpi seorang mukmin yang shalih
menjadi bagian penting terkait informasi dari dimensi malakut langit, terlebih
di akhir zaman ini, akan banyak bermunculan mimpi-mimpi benar orang-orang
shalih yang merupakan informasi-informasi menggembirakan atau petunjuk-petunjuk
dari Allah Ta’ala. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لَمْ يَبْقَ مِنْ النُّبُوَّة إِلَّا الْمُبَشِّرَات , قَالُوا :
وَمَا الْمُبَشِّرَات ؟ قَالَ : الرُّؤْيَا الصَّالِحَة
“Tidak
tersisa bagian kenabian melainkan al mubasysyarot”.Para shahabat Rodhiyallahu
‘anhum bertanya, “Apakah al mubasysyarot itu ?” Nabi Shollallahu ‘alaihi wa
Sallam menjawab, “Mimpi yang sholeh/benar” (HR. Imam Bukhari)
Karena mimpi yang benar atau jujur
merupakan dari 46 bagian dari karakter kenabian sebagaimana sabda Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam :
إذا
اقْتَرَبَ الزَّمانُ لَمْ تَكَدْ تَكْذِبُ رُؤْيا المُؤْمِنِ، ورُؤْيا المُؤْمِنِ
جُزْءٌ مِن سِتَّةٍ وأَرْبَعِينَ جُزْءًا مِنَ النُّبُوَّةِ
“Jika zaman semakin
mendekati hari kiamat, maka hampir bisa dikatakan mimpi seorang mukmin tidak
ada yang bohong. Dan mimpi seorang mukmin adalah 46 bagian dari karakter
kenabian”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh ‘Alauddin Al-Qaunawi
rahimahullah menyebutkan semua 46 kenabian tersebut yaitu ; pertama Allah
mengajak bicara tanpa perantara, kedua ilham tanpa kalam, ketiga wahyu melalui
perantara malaikat, keempat tiupan malaikat ke dalam hatinya, kelima
kesempurnaan akalnya, keenam kesempurnaan hafalannya hingga mampu menghafal
seluruh rupa jika sekali mendengarnya, ketujuh penjagaan dari kesalahan
ijtihadnya, kedelapan kecerdasan pemahamannya hingga luas dalam memberikan
perumpaan istibathnya, kesembilan kesempurnaan pandangannya hingga mampu
memandang dari ujung bumi sesuatu yang yang tidak mampu dipandang oleh orang
lain, kesebelas kesempurnaan dalam penyiuman seperti kasus nabi Ya’qub saat
mencium gamis nabi Yusuf, kedua belas kuatnya fisik hingga mampu berjalan dalam
satu malam sejauh perjalanan 30 farsakh, ketiga belas mampu mi’raj ke
langit-langit, keempat belas kedatangan wahyu seperti suara lonceng, kelima
belas mampu berbicara dengan kambing, keenam belas merunduknya tanaman, ketujuh
belas merunduknya batang pohon, kedelapan belas tunduknya batu, kesembilan
belas raungan srigala yang mengisyaratkan untuk memberikan rezekinya, kedua
puluh memahami ratapan unta, kedua puluh satu mendengar suara tanpa rupa, kedua
puluh dua mampu melihat jin, ketiga puluh tiga berwujudnya sesuatu yang gaib,
kedua puluh empat satu kejaian yang nabi mengetahui akibatnya, kedua puluh lima
memberi petunjuk atas perkara dengan satu nama, misalnya telah datang Sahal bin
‘Amr, Nabi mengatakan; Sahula ‘alaikum amrukum, kedua puluh enam, memandang
petunjuk dari langit atas apa yang akan terjadi di bumi, kedua puluh tujuh
mampu memandang orang yang di belakangnya, kedua puluh delapan mampu mengetahui
perkara yang telah terjadi bagi orang yang telah meninggal dunia sebelum
meninggalnya, kedua puluh Sembilan seperti kejaian Hanzdalah yang junub sebelum
meninggal dunia, lalu nabi mengatakan, “ Aku melihat malaikat memandikannya “,
kedua puluh Sembilan mengetahui petunjuk atas kemenangan di masa mendatangnya,
ketiga puluh mampu melihat surga dan neraka saat di dunia, ketuga puluh satu
firasat, ketiga puluh dua tundukkanya pohon dan berpindahnya dari satu tempat
ke tempat lainnya dengan akar-akarnya, ketiga puluh tiga mendengarkan keluhan
kijang yang ingin menyusui anaknya, ketigapuluh empat memahami betul tentang
takwil mimpi tanpa keliru, ketiga puluh lima memahami suara unta hingga datang
kepadanya, ke tiga puluh enam memberi putunjuk hukum kepada manusia, ketiga
puluh tujuh mengajarkan siasat dalam agama dan dunia, ketiga puluh delapan
memberi petunjuk jalan kebaikan dan kebeneran, ketiga puluh Sembilan memberi
petunjuk kemaslahatan tubuh dengan berbagai macam pengobatan, keempat puluh
memberi petunjuk tata cara ibadah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah,
keempat puluh satu, memberi petunjuk terhadap kreatifitas yang bermanfaat,
keempat puluh dua mengetahui hal yang gaib yang belum pernah dikabarkan
sebelumnya, keempat puluh tiga mengetahui hal yang akan datang, keempat puluh
empat berprinsip terhadap rahasia-rahasia manusia, keempat puluh lima
mengajarkan cara mengambil dalil dan keempat pulub enam mengajarkan tata cara
bergaul dengan cara kelembutan.[1] “
Dan mimpi terbagi menjadi tiga
jenis, Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda :
ان
الرؤيا ثلاث منها أهاويل من الشيطان ليحزن به ابن آدم ومنها ما يهم به الرجل في
يقظته فيراه في منامه ومنها جزء من ستة وأربعين جزءا من النبوة
“Sesungguhnya mimpi itu ada
tiga jenis:
1.
Mimpi berupa tipu muslihat
dan gangguan yang datangnya dari setan untuk membuat manusia bersedih dan
gundah
2.
Mimpi yang terjadi karena
sesuatu yang menjadi pikiran seseorang di kala ia terjaga sehingga ia
mempikannya di kala tidur (bunga tidur)
3.
Mimpi yang merupakan salah
satu bagian dari empat puluh enam kenabian “. (HR. Ibnu Hibban)
Jenis mimpi yang pertama adalah
kebatilan-kebatilan setan dan yang kedua merupakam was-was dari nafsu atau
jiwa. Adapun yang ketiga merupakan kabar gembira atau informasi dari Allah
ta’ala.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar