Setapak Asa - 36 Hari Merajut Kisah di Bumi Karanganyar
Penulis:
Dr. Ma’mun Mu’min M.Ag., M. Si., M. Hum., Afrida Auliya, Ahmad Kharis Khaidhor, Aida Ayu Larasati, Aini Nasikatuz Zahro, Alfiana Zuni Mahbubah, Dicky Maulana Firdaus, Fatikha Faza, Fatimatuz Zahro’, Hasib Widya Azzahid, Iftitahul Khoiriyah, Isma Fatkhi, Khumairotuz Zulfa, Maulida Normaila Safitri, Nur Azizah, Siti Nur Hayati, Regitta Adeleana Norestanti, Syaifuddin Arrofiqi, Umi Nurun Nafi’ah
Tebal: 76 halaman
Ukuran: 15,5 cm x 23 cm
QRCBN: 62-250-8811-686
Penduduk Desa Karanganyar memiliki akar sejarah yang mendalam yang
melibatkan perjalanan panjang dari Desa Morotoko. Cerita ini mengungkapkan
bagaimana suatu komunitas bisa berkembang dan tumbuh dari sejarah yang kaya.
Pada zaman dahulu, penduduk Desa Karanganyar berasal dari Desa Morotoko. Desa
Morotoko sendiri merupakan hasil perjalanan panjang yang dipelopori oleh
seorang tokoh berpengaruh, yaitu Pangeran Benowo, yang berasal dari Pajang.
Pangeran Benowo adalah sosok yang memegang peran penting dalam membentuk identitas
Desa Morotoko.
Dengan tekad dan visinya, Pangeran Benowo memimpin sekelompok
penduduk dari Pajang dalam perjalanan yang mengubah sejarah mereka. Mereka
meninggalkan kampung halaman mereka untuk menemukan tempat baru di wilayah yang
kini dikenal sebagai Desa Morotoko. Perjalanan ini melibatkan perjuangan,
pengorbanan, dan tekad untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik di
lingkungan yang baru. Perjalanan yang mereka lalui penuh dengan petualangan dan
berakhir di sebuah hutan yang baru saja dibabat. Di tengah hutan yang baru saja
terbuka ini, Pangeran Benowo melihat sesuatu yang istimewa. Bentuk hutan yang
telah dibabat ini tampak seperti sebuah pekarangan. Keindahan alam dan potensi
tanah yang subur membuat hati Pangeran Benowo tergerak. Terinspirasi oleh
pemandangan yang menakjubkan itu, Pangeran Benowo dan kelompoknya memutuskan
untuk memberi tempat tersebut nama "Karanganyar," yang secara harfiah
berarti "pekarangan baru." Keputusan ini mencerminkan visi mereka
untuk membangun komunitas yang baru di tanah subur ini.
Desa Morotoko kemudian tumbuh dan berkembang, menggabungkan budaya
dan tradisi dari berbagai latar belakang penduduknya. Seiring berjalannya
waktu, semakin banyak orang yang tertarik untuk mendirikan rumah di
"pekarangan baru" tersebut. Mereka mulai bercocok tanam di sekitarnya
dan berkontribusi pada pembentukan komunitas yang semakin berkembang. Kehidupan
mereka di Desa Karanganyar menjadi semakin makmur, dan masyarakat yang beraneka
ragam budayanya terus berkembang di desa ini.
Desa Morotoko kemudian memberikan asal usul bagi Desa Karanganyar, dengan penduduknya yang bermigrasi dan membentuk komunitas yang kuat di wilayah ini. Cerita ini adalah contoh yang menginspirasi tentang bagaimana sejarah, ketekunan, dan semangat pengorbanan seorang tokoh seperti Pangeran Benowo dapat membentuk komunitas yang berdampak positif dan berkembang menjadi sebuah desa yang makmur. Dari awalnya hanya berupa hutan yang baru dibabat, Karanganyar tumbuh menjadi sebuah desa yang hidup dan berkembang dengan penuh keanekaragaman budaya serta keramahtamahan yang menjadi ciri khasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar