Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Menjadi Guru Melek Digital Menyongsong Indonesia Emas 2045

 

(Sumber: Unsplash)



Menjadi Guru Melek Digital Menyongsong Indonesia Emas 2045

Oleh Dian Asmi Setoningsih

 Dibukukan dalam buku berjudul Literasi Digital 



Pandemi Covid-19 yang melanda Tanah Air selama kurang lebih dua tahun ini berdampak besar pada setiap aspek kehidupan. Krisis melanda berbagai sektor, termasuk pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, dalam Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Pendidikan di Masa Krisis, mengimbau seluruh sekolah dan lembaga pendidikan lainnya untuk menghentikan sementara proses belajar mengajar tradisional di sekolah dan menerapkan e-learning. Ia menyarankan agar guru menggunakan berbagai platform e-learning untuk memfasilitasi pembelajaran siswa. Saat ini, di era new normal, platform e-learning dan teknologi pembelajaran semakin maju karena banyak digunakan dan dikembangkan di Indonesia sejak pandemi.

Pandemi memaksa guru menjadi “digital savvy”, guru perlu belajar informatika dan telekomunikasi. Hal ini tidak dapat dihindari karena semua guru saat ini sedang mendidik generasi “digital natives” yang hidupnya tidak bisa terlepas dari kemajuan teknologi. Bagi sebagian guru yang merupakan “digital imigrant” atau generasi yang lahir dan besar sebelum era internet, hal ini merupakan tantangan besar yang harus mereka hadapi untuk memenuhi tuntutan zaman. 

Ironisnya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengungkapkan bahwa 60% guru negeri ini masih memiliki keterampilan informasi dan komunikasi (TIK) yang terbatas. Hal ini didasarkan pada laporan evaluasi pembelajaran selama pandemi Covid-19 yang menunjukkan banyaknya keluhan tentang kurangnya keterampilan TIK di kalangan guru oleh siswa dan orang tua.

Karena guru memegang peranan kunci dalam menentukan mutu pendidikan, sudah saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.  

Urgensi Penerapan TPACK di Kelas Pasca Pandemi

Selama pandemi, guru menjadi pembelajar ahli dalam menerapkan kerangka kerja TPACK di kelas daring untuk membantu siswa belajar. Technological Pedagogical Content Knowledge disingkat TPACK (sebelumnya disingkat TPCK) merupakan pengetahuan dan kompetensi yang diperlukan untuk mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran. TPACK menuntut guru mampu menyatukan dan menggabungkan unsur pengetahuan konten (CK), pengetahuan pedagogis (PK) dan pengetahuan teknologi (TK) dalam penyajian mata pelajaran. Sinergi ketiga keterampilan tersebut memungkinkan guru menyajikan mata pelajaran dengan strategi atau metode pembelajaran berbasis teknologi yang menarik dan bermakna serta mudah dipahami oleh siswa. 

Di era pasca pandemi, banyak guru kembali ke cara mengajar lama dengan menggunakan metode tradisional atau ceramah, karena teori lama bahwa guru adalah satu-satunya sumber belajar bagi siswa. Hal ini harus segera dipahami oleh seluruh guru bahwa teori lama ini tidak lagi berlaku di era digital. Semua guru harus meningkatkan kemampuannya dalam mengimplementasikan kerangka TPACK dalam proses belajar mengajar di kelas seperti yang dilakukan selama pandemi. Digitalisasi memfasilitasi dan mempercepat perluasan pendidikan yang berkualitas. Oleh karena itu, guru perlu membenahi dan meningkatkan keterampilan digitalnya, yang merupakan keterampilan baru di era yang serba digital ini. 

Urgensi Pengembangan Diri Guru

Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan dalam rapat kerja anggaran dengan Komisi X DPR bahwa Kemendikbud telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp1,49 miliar untuk program digitalisasi sekolah tahun 2021. Program ini meliputi penguatan platform digital (Rp 109,85M), konten pendidikan program TVRI (Rp 131M), materi pembelajaran dan model media pendidikan digital (74,02 M), dan penyediaan lembaga pendidikan atau perangkat TIK (Rp 1,175 T). 

Pemerintah dengan seksama menyiapkan program eksekutif ini. Semua akan percuma kecuali jika ada dukungan langsung dari garda terdepan pendidikan untuk mengembangkan diri, yaitu guru. Guru perlu mengupdate kompetensinya untuk mampu mengeksekusi program-program andalan tersebut.

Ketika mendengar kata ‘Pengembangan diri’, seorang guru mungkin berpikir tentang program kursus dengan biaya tinggi, atau program yang mengharuskan guru untuk mengambil cuti untuk menyelesaikannya. Padahal, di era digitalisasi, pelatihan menjadi sangat mudah karena banyak platform yang menawarkan pelatihan online dengan harga terjangkau atau bahkan secara gratis.

Ada berbagai platform pelatihan online gratis yang menawarkan keuntungan yang sangat tidak mungkin bisa ditolak, seperti akses gratis ke semua materi dan rekaman pelajaran online, sehingga guru dapat mengakses materi secara fleksibel tanpa harus mengganggu tugas-tugas fungsionalnya di sekolah. Selain itu, guru dapat memperoleh sertifikat untuk jumlah sesi yang diikuti, yang tentunya menjadi nilai tambah angka kredit bagi guru yang bersertifikat. Digitalisasi memungkinkan berbagai macam pelatihan dapat diikuti oleh siapa saja, kapan saja, dan di mana saja. 

Untuk menjawab tantangan era digital, guru tidak bisa menunda mengembangkan diri. Seiring perkembangan teknologi, lebih mudah bagi guru untuk mempelajari berbagai keterampilan baru yang dapat membantu mereka menyajikan kelas yang inovatif dan digital. Kini saatnya guru-guru unggul Indonesia merangkul kemajuan teknologi menuju Indonesia Emas 2045. 

Baca juga: Menyoal Implementasi Literasi Digital di Indonesia



PROFIL PENULIS

          Dian Asmi Setoningsih adalah seorang pendidik & pembelajar yang bermotivasi tinggi untuk selalu mengembangakan diri. Wanita berusia 29 tahun ini memiliki misi untuk selalu aktif menyuarakan ide-idenya dengan menulis di beberapa media masa Indonesia seperti Koran Sindo, Kompas Indonesia & Kopi Times Indonesia, atau dengan mengikuti berbagai lomba esai dan artikel. Ia juga merupakan seorang guru di sekolah Islam Internasional terkemuka bernama Thursina IIBS Malang. Ia suka mengajar dan menulis. Ia ingin terus meningkatkan dirinya untuk menjadi guru, penulis & pembelajar terbaik seumur hidup.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640