Mengungkap Positifnya Pengaruh
Literasi Digital pada Psikologis Anak sebagai Pengguna Internet
Oleh Cindy Giovani Yuselly
Dibukukan dalam buku berjudul Literasi Digital
Perkembangan teknologi semakin pesat, era digital semakin di
depan. Penggunaan internet hampir tidak terlepaskan dari semua orang, baik
dalam mengakses informasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Tiada hari tanpa
akses digital di mana pun dan kapan pun orang tersebut ingin melakukannya. Era
yang serba perkembangannya berputar terlalu cepat seakan mencoba melampaui
kilatnya cahaya. Survei APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia)
menunjukkan bahwa di tahun 2023 ini Indonesia memiliki pengguna internet tembus
sampai 215 juta orang. Hasil ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan pengguna
2,67% dari tahun sebelumnya sebanyak 210,03 juta pengguna (APJII, 2023). Dengan
kata lain, perkembangan teknologi yang terjadi di negara ini membuat
penggunanya semakin pesat untuk merasakan manfaat arus perkembangan internet
secara positif maupun negatif.
Mengenai perkembangan internet yang
punya dua arah, positif dan negatif. Hal tersebut tidak akan terlepaskan sampai
kapanpun, sehingga membuat penggunanya harus memilah setiap informasi yang ada.
Pemilahan informasi membuat seseorang setidaknya dapat membedakan dan mengenali
informasi yang bermanfaat bagi mereka atau malah jadi sumber keburukan yang
harus dihindari. Bisa dikatakan pengertian literasi digital adalah kemampuan
seseorang yang dibutuhkan dalam mencoba memahami, menilai, mengatur,
menganalisis, dan mengevaluasi ketika menggunakan teknologi digital. Literasi
yang baik akan terhindar dari segala dampak buruk yang mengakibatkan gangguan psikologis
seseorang, khususnya anak dan remaja. Jika literasi seorang individu buruk
disertai kematangan emosi yang belum stabil, maka akan cenderung menerima
informasi secara utuh tanpa mencari tahu kebenaran informasi tersebut (Pratiwi
& Pritanova, 2017).
Menelusuri dampak positif literasi
digital, secara psikologis berteori bahwa jika seorang anak diberikan
pendidikan tersebut akan membuatnya lebih cerdas secara psikologi, bahasa,
kognitif, emosional, sosial, akademik, dan kritis. Semua hal itu bisa dirasakan
dengan catatan harus didampingi oleh orang tua dengan baik (Lindriany et al.,
2022). Misalnya, orang tua diharuskan melatih kecerdasan dasar anak secara
psikologis, kognitif, bahasa emosional, dan kritis. Selanjutnya, orang tua
harus menjadikan internet sebagai sumber akses belajar yang positif bagi anak
dengan dibekali kecakapan wawasan dan pengetahuan untuk memilah informasi yang
dibutuhkan. Setidaknya anak-anak bisa memahami literasi digital sebagai sarana
pendidikan yang menyenangkan dalam menggunakan internet. Poin yang paling
terpenting adalah keseriusan orang tua dalam memahami literasi digital untuk
perkembangan psikologis anak supaya berjalan dengan baik. Bahkan, pada remaja
pada penelitian Prihatini dan Muhid (2021) menunjukkan bahwa literasi digital
dapat meningkatkan kemampuan karakter positif untuk memudahkan pemahaman
berpikir dan pemikiran kritis mengenai suatu makna dari informasi internet yang
didapatkan.
Adapun bagi individu yang mengetahui
fungsi literasi digital dengan baik, mereka akan lebih mengenal mana data
pribadi yang harus benar dijadikan privasi dan mana yang tidak. Data pribadi
yang dijaga dengan baik disebabkan individu paham literasi digital. Dengan
pemahaman literasi digital yang baik, anak-anak maupun remaja terhindar dari
kebocoran data pribadi, perundungan internet, sampai korban kejahatan (Dewi
Bunga et al., 2022). Sekarang segala macam identitas pribadi dan informasi yang
memuat perilaku seseorang menjadi sasaran keuntungan yang dapat dijadikan jual
data ilegal oleh orang tidak bertanggung jawab. Sehingga, bagi anak-anak yang
paham literasi akan menjaga data lebih ketat untuk keamanan privasi dan demi
kenyamanan hidup mereka tanpa diganggu orang asing.
Jadi, bisa kita simpulkan bahwa
pengaruh positif literasi digital saling bersinggungan dengan psikologis anak.
Anak-anak yang paham literasi bukan hanya merasakan dampak perkembangan
psikologi positif, melainkan merasakan dampak memilah informasi dan menjaga
data privasi diri sendiri agar tidak disalahgunakan. Namun, segala manfaat ini
harus dilakukan usaha yang baik atas keseriusan orang tua dalam mendidik anak,
bekerjasama dengan sekolah dalam memilah informasi internet yang baik, juga
bekal wawasan dan kecakapan internet yang baik.
Cindy Giovani Yuselly, seorang wanita yang lahir di
Palembang pada tanggal 3 April 1999 dari orang tua yang sama-sama berasal dari
Sumatera selatan. Saat ini, penulis mendalami ilmu Psikologi. Hobi penulis
adalah bermain game, menulis, dan travelling. Penulis pernah menuliskan karya
seperti Buku Antologi Bangku Sekolah, Kumpulan Esai Kartini, Cerita bersambung
Volare Angel, dan beberapa artikel ilmiah dan redaksi di Jendela Psikologia.
Penulis menyukai tulisan mengenai fiksi, kesehatan, pengetahuan, dan strategi.
Penulis memiliki Instagram/Wattpad: Sereniaalba1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar