Kritikalitas
dalam Literasi Digital: Membaca dan Menulis di Era Informasi
Oleh
Fery Vendi Wardana
Dibukukan dalam buku berjudul Literasi Digital
Kemampuan
membaca dan menulis secara kritis semakin krusial di era digital saat ini,
mengingat informasi dapat diakses dengan mudah melalui internet dan media
sosial, dan seringkali informasi yang dipublikasikan belum diverifikasi
kebenarannya. Menurut penelitian We Are Social dalam Digital Report 2021, bahwa
54% masyarakat Indonesia tidak memverifikasi kebenaran informasi sebelum
menyebarkannya di media sosial. Oleh karena itu, literasi digital sangat
penting dalam membantu kita memahami konteks informasi dan menyaring informasi
yang kita terima. Keterampilan membaca kritis dan menulis kritis menjadi sangat
diperlukan untuk memastikan bahwa kita dapat memahami dan mengevaluasi
informasi dengan akurat, serta menyampaikan informasi dengan cara yang jelas dan
terstruktur. Menurut Hilbert & López, (2011), bahwa literasi digital adalah
kemampuan untuk memahami, menganalisis, menggunakan, dan mengevaluasi informasi
dalam bentuk digital dengan cara yang bijak dan tepat. Di era informasi digital
yang semakin berkembang, kritikalitas dalam literasi digital menjadi penting
dalam menghadapi jumlah informasi yang semakin meningkat. Kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi membawa dampak yang signifikan dalam kehidupan kita,
terutama dalam mengakses informasi. Meskipun teknologi semakin canggih, risiko
terhadap literasi digital juga semakin meningkat, terutama dalam kemampuan
membaca dan menulis secara kritis. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh APPI
pada tahun 2021, hanya sekitar 20% dari 2.000 responden yang memiliki kemampuan
menulis kritis yang baik. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memperkuat
literasi digital dalam menghadapi era informasi yang semakin kompleks ini.
Kritikalitas dalam literasi digital di era informasi digital sangat penting
dalam mengembangkan kemampuan membaca dan menulis kritis.
Keterampilan
membaca dan menulis kritis di era informasi digital bisa ditingkatkan dengan
cara yang beragam. Salah satunya adalah melalui pendidikan formal di sekolah
dan perguruan tinggi yang dapat memberikan dasar yang kuat. Selain itu,
teknologi dan media sosial dapat dimanfaatkan untuk mencari dan memverifikasi
informasi, serta berbagi informasi dan memperoleh umpan balik dari audiens.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan teknologi dan media sosial juga berpotensi
memperburuk keaslian informasi, sehingga penting untuk selalu memverifikasi
informasi dan mempertimbangkan sumbernya.
Penting
untuk mengembangkan keterampilan pemikiran kritis dalam literasi digital untuk
memperkuat keterampilan membaca dan menulis kritis yang masih menjadi tantangan
bagi banyak orang. Menurut survei Pew Research Center (2019), bahwa hanya 33%
responden yang merasa percaya diri dalam mengevaluasi kebenaran dan keandalan
informasi di media sosial. Keterampilan pemikiran kritis dapat membantu dalam
mengevaluasi informasi secara obyektif dan sistematis, serta membantu dalam
mengembangkan argumentasi yang kuat dalam menulis. Oleh karena itu,
kritikalitas dalam membaca dan menulis di era digital sangatlah penting.
Dalam
mengembangkan kritikalitas dalam literasi digital, terdapat beberapa cara
seperti memverifikasi sumber informasi, memilih informasi yang tepat, membaca
dan menulis dengan kritis. Sayangnya, masih banyak masyarakat yang kurang
memiliki keterampilan membaca dan menulis secara kritis dalam mengolah
informasi digital. Kemampuan membaca dan menulis dengan kritis sangatlah
penting untuk menghadapi jumlah informasi yang semakin meningkat di era
digital. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan literasi digital dalam
keterampilan membaca dan menulis secara kritis bagi masyarakat.
Pemerintah dan lembaga pendidikan
perlu memperkuat pendidikan literasi digital dengan mengadakan pelatihan dan
seminar serta mengembangkan media edukasi untuk meningkatkan kesadaran tentang
pentingnya keterampilan membaca dan menulis secara kritis di era informasi
digital. Menurut penelitian PPTIK Universitas Indonesia tahun 2019, sekitar 75% remaja Indonesia berusia 13-17
tahun memiliki akses internet dan lebih dari 50% dari mereka mengakses internet
setiap hari. Namun, hanya sekitar 22% dari mereka yang memiliki kemampuan
membaca kritis dan 16% kemampuan menulis kritis yang baik. Kurangnya
keterampilan membaca dan menulis kritis dapat menyebabkan masyarakat mudah
terpengaruh oleh informasi palsu dan kesulitan memilah informasi yang benar dan
akurat.
Disimpulkan bahwa keterampilan membaca dan menulis kritis semakin penting di era digital. Literasi digital penting untuk memahami informasi, sedangkan keterampilan membaca dan menulis kritis membantu mengevaluasi informasi dengan sistematis. Upaya meningkatkan keterampilan tersebut yaitu dengan memanfaatkan pendidikan formal, teknologi, media sosial, dan keterampilan pemikiran kritis. Kritikalitas dalam literasi digital menjadi sangat penting untuk menghadapi jumlah informasi yang semakin meningkat. Meskipun meningkatkan literasi digital di Indonesia tidaklah mudah, dengan pendidikan, pelatihan, dan kesadaran masyarakat yang meningkat, kita bisa menguatkan keterampilan membaca dan menulis kritis. Tantangan kurangnya kemampuan membaca dan menulis kritis di kalangan remaja dan pengguna internet di Indonesia perlu diatasi dengan upaya meningkatkan literasi digital, terutama untuk menghadapi informasi palsu di era informasi digital saat ini.
Baca juga: Menjawab Tantangan Generasi Millenial dengan Gerakan #LiterasiDigital
Profil Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar