(Sumber: Unsplash)
Almaulidy Qalbi Farabi
Karya: Aufa Nasihat Innisa
Teruntuk
seorang insan yang telah menjadi fokus utama dalam lembaran episode ini. Diri
ini pernah menanti sekelibat pertemuan meski hanya sekedar sapa yang kau
tuturkan. Maaf jika diriku terlalu membeku dalam jeruji masa laluku. Sungguh,
begitu berat Palung Atma menyimpan sesak tak terukir. Diriku pun tak tahu
mengapa, mengapa jeruji itu begitu kuat menjeratku.
Perlahan,
tapi pasti. Seumpama semburat Sang mentari pagi yang menelisik. Engkau berhasil
melelehkan jeruji masa lalu itu. Aku tak tahu pasti, sejak kali pertama
kedatanganmu, untuk menjadi tokoh utama dalam ceritaku, apakah engkau seperti
halnya yang terungkap? Apakah itu benar-benar seperti yang kau utarakan? Atau
semua ini hanya ilusiku seperti dalam episode-episode sebelumnya?
Di ambang ilusi, sebuah episode yang jejaknya telah melekat abadi. Akankah ilusi itu kan tetap terambang dalam balutannya? Atau tenggelam dalam gelapnya dasar lautan penuh misteri? Atau bahkan melebur di dalamnya menjelma ataupun menyatu dalam setiap penjuru. Penuh misteri bukan?
Tak
apa ...
Meski
misteri selalu saja menyelimuti, kejutan Sang Ilahi selalu jauh lebih baik dari
apa pun.
Wahai
seorang insan yang telah menjadi tokoh utama dalam lembaran ini. Tahukah
dirimu, saat ini, di tempat ini... Seperti halnya melihat bayangmu ketika kali
pertama bertegur sapa, ketika kali pertama lembutnya lisanmu berbisik. Aku tak
tahu, apakah dirimu pun singgah di sini? Ataukah hal itu memang demikian? Sama
seperti di tempat di mana engkau tumbuh dan mekar?
Bukan
inginku untuk memupuk harap. Bukan pula harap yang telah tumbuh dengan subur
dalam sudut ini. Tak apa jika sudut ini menjadi begitu indah, namun tak bisa
menetap abadi. Semoga di surga-Nya kelak, pelukis itu kan kembali Allah
hadirkan. Bersama, dalam cinta-Mu yang abadi.
Merden, 28 Agustus 2023
Profil Penulis
Aufa Nasihat Innisa. Lahir di Banjarnegara, Jawa Tengah, pada tahun 2003. Pemilik nama pena Nisya Nasihat ini tengah melanjutkan pendidikannya di kota kelahirannya. Aktif menulis di beberapa bidang kepenulisan. Beberapa karyanya dapat di temukan di beberapa buku antologinya seperti, Epigram Rasa, Sajak Luka, Setulus Tulip Putih, Lentera Jiwaku, dan lain sebagainya. Karya solo pertamanya juga telah terbit dalam buku fiksi berjudul Secarik Kain Sorban. Jejaknya bisa di jelajahi melalui akun Instagramnya; @nisyanasihat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar