Membuat Premis Cerita
Pernahkah Anda menemukan teman, atau mungkin Anda pernah mengalaminya sendiri. Ketika Anda sedang menulis sebuah cerita, tiba-tiba ide tersebut menemui jalan buntu, padahal Anda sudah memiliki gambaran bagaimana cerita itu dimulai dan diakhiri. Hal ini terjadi karena tidak ada atau kurang kuatnya premis yang menjadi dasar cerita. Intinya, premis adalah bagian terkecil (atom) dari cerita. Ada yang memahami ini sebagai inti cerita dalam satu kalimat, yang memiliki tokoh/watak, konflik dan penyelesaian konflik. Premis terdiri dari:
1. Karakter/ tokoh
Hal pertama yang harus ada dalam premis cerita adalah siapa tokoh utama dalam cerita tersebut.
2. Konflik/masalah
Di dalamnya terkandung segala sesuatu yang menghalangi tokoh utama untuk mencapai tujuannya, rintangan atau hambatan tersebut dalam cerita disebut konflik.
3. Penyelesaian konflik
Bagaimana tokoh utama memecahkan masalah sehingga cerita dapat mencapai akhir (ending)
Jadi, singkatnya, siapa tokoh utama cerita, masalah apa yang dihadapi tokoh utama dalam mencapai tujuannya, dan bagaimana tokoh utama menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Jika ketiga hal ini ditentukan, ceritayang tertulis tidak akan kehilangan arah/alur. Agar tidak ada kejadian yang tiba-tiba ide macet, karena semuanya sudah dirumuskan sejak awal. Setelah ketiga hal tersebut didefinisikan, gabungkan menjadi satu kalimat, dan inilah yang disebut premis.
Penyusunan premis merupakan tahap awal penulisan cerita, tahap selanjutnya adalah penetapan titik-titik plot dari premis yang dibuat, kemudian pengembangan rencana titik-titik plot tersebut. Setelah garis besar dibuat, proses penulisan cerita dimulai.
Bisa saja menulis tanpa menetapkan plot poin dan outline (spontan), tetapi metode ini harus dihindari, karena kadang-kadang di tengah proses Anda bisa lupa atau alur cerita membengkak dengan begitu banyak ide yang ingin Anda tulis, dan alurnya bilang arah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar