Perempuan dan
Kesetaraan Gender: Berjuang Melawan Diskriminasi dan Budaya Patriarki di Indonesia
Oleh Syada
Saleha
Juara Harapan essai Internasional Tema Women & Gender Equality
Diskriminasi
berdasarkan gender merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia,
termasuk di Indonesia. Meskipun terdapat kemajuan yang cukup pesat dalam
kesetaraan gender dan hak-hak perempuan dewasa ini, namun masih banyak
diskriminasi dan ketidaksetaraan yang terjadi. Kesenjangan gender terjadi di
mana-mana, baik dalam akses dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan,
maupun partisipasi politik. Perempuan menanggung beban paling berat akibat
ketidaksetaraan gender yang terjadi.
Sama
halnya dengan diskriminasi, budaya patriarki sangat terasa dalam masyarakat Indonesia
dan seringkali mempengaruhi cara pandang dan perlakuan masyarakat terhadap
perempuan. Budaya patriarki ini menempatkan perempuan berada dalam posisi “the
second sex” atau yang sering disebut sebagai “warga kelas dua” yang
keberadaannya kurang diperhitungkan. Sebagai contoh, perempuan seringkali
dituntut untuk memenuhi peran tradisional sebagai ibu rumah tangga dan memiliki
tanggung jawab yang lebih besar dalam urusan domestik. Perempuan juga
seringkali menjadi korban kekerasan dan diskriminasi seksual. Perempuan
seringkali dikecualikan dari proses pengambilan keputusan yang penting dan
dikurangi kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang layak.
Dalam
catatan tahunan 2022 terdapat dinamika pengaduan langsung ke Komnas Perempuan,
lembaga layanan, dan Badan Peradilan Agama (Badilag). Terdapat 338.496 kasus
Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terhadap perempuan pada tahun 2021, dengan
rincian, pengaduan 3.838 kasus ke Komnas Perempuan, 7.029 kasus ke lembaga
layanan, dan 327.629 kasus ke Badilag. Angka-angka tersebut menunjukkan
peningkatan signifikan yaitu sebanyak 50% dari 226.062 kasus KBG pada 2020.
Dari
data yang terdapat dalam catatan tahunan tersebut, masih banyak kasus
diskriminasi dan kebiasaan patriarki terhadap perempuan di Indonesia. Kondisi
ini menjadi tugas besar dan berkelanjutan bagi setiap orang yang peduli tentang
kesetaraan gender. Tugas yang menjadi tanggung jawab bersama ini bertujuan
untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama seperti laki-laki
dalam hal pendidikan, pekerjaan, hak politik, dan hak-hak lainnya. Semua
perempuan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan ekonomi dan
sosial. Hal ini akan membantu memastikan bahwa perempuan tidak dalam posisi
yang tidak adil dan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan
berkembang sepenuhnya.
Melawan
diskriminasi dan kebiasaan patriarki bagi perempuan adalah perjuangan jangka
panjang yang membutuhkan komitmen dan usaha dari semua pihak, termasuk perempuan itu sendiri, laki-laki,
pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat, maupun masyarakat luas. Laki-laki
memegang peran penting dalam memerangi diskriminasi dan kebiasaan patriarki.
Mereka harus menyadari bahwa diskriminasi dan kebiasaan patriarki merugikan
semua pihak, bukan hanya perempuan. Laki-laki juga harus bersedia untuk
memahami dan mempromosikan kesetaraan gender, serta membantu membongkar budaya
patriarki yang ada.
Pemerintah
memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hukum dan peraturan yang ada
dapat mempromosikan kesetaraan gender kepada masyarakat dan melindungi
perempuan dari diskriminasi. Pemerintah juga harus mengambil tindakan untuk
membantu membongkar budaya patriarki, misalnya dengan mempromosikan pendidikan
dan edukasi tentang kesetaraan gender dan memberikan dukungan bagi perempuan
agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan politik dan sosial.
Diskriminasi
dan budaya patriarki menjadi masalah serius dan memerlukan tindakan untuk
mengatasinya. Melawan diskriminasi dan budaya patriarki merupakan tanggung
jawab bersama dari semua pihak. Semua orang harus bekerja sama untuk memastikan
bahwa perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam setiap aspek
kehidupan. Hal ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.
Masalah
yang masih sering terjadi di Indonesia ini tidak hanya menyangkut perempuan,
tetapi juga mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat secara
keseluruhan. Oleh karena itu, harus ada tekad yang besar untuk melawan
diskriminasi dan budaya patriarki serta memastikan bahwa perempuan memiliki
kesempatan yang sama dan hak yang sama dalam setiap aspek kehidupan.
Profil Penulis
Syada Saleha merupakan seorang mahasiswa prodi Teknik Komputer di Universitas Diponegoro. Perempuan yang lahir di Pemalang pada 31 Agustus 2004 ini memiliki hobi menulis dan membaca buku. Saat ini ia berdomisili di Kota Semarang. Ia bisa dihubungi melalui akun instagramnya @daa.ss_.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar