Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Perempuan dan Kesetaraan Gender: Berjuang Melawan Diskriminasi dan Budaya Patriarki di Indonesia (Juara Harapan essai Internasional Tema Women & Gender Equality)

 

Sumber: Pixabay

Perempuan dan Kesetaraan Gender: Berjuang Melawan Diskriminasi dan Budaya Patriarki di Indonesia

Oleh Syada Saleha

Juara Harapan essai Internasional Tema Women & Gender Equality


Diskriminasi berdasarkan gender merupakan masalah yang sering terjadi di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Meskipun terdapat kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dan hak-hak perempuan dewasa ini, namun masih banyak diskriminasi dan ketidaksetaraan yang terjadi. Kesenjangan gender terjadi di mana-mana, baik dalam akses dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, maupun partisipasi politik. Perempuan menanggung beban paling berat akibat ketidaksetaraan gender yang terjadi.

Sama halnya dengan diskriminasi, budaya patriarki sangat terasa dalam masyarakat Indonesia dan seringkali mempengaruhi cara pandang dan perlakuan masyarakat terhadap perempuan. Budaya patriarki ini menempatkan perempuan berada dalam posisi “the second sex” atau yang sering disebut sebagai “warga kelas dua” yang keberadaannya kurang diperhitungkan. Sebagai contoh, perempuan seringkali dituntut untuk memenuhi peran tradisional sebagai ibu rumah tangga dan memiliki tanggung jawab yang lebih besar dalam urusan domestik. Perempuan juga seringkali menjadi korban kekerasan dan diskriminasi seksual. Perempuan seringkali dikecualikan dari proses pengambilan keputusan yang penting dan dikurangi kesempatan untuk memperoleh pendapatan yang layak.

Dalam catatan tahunan 2022 terdapat dinamika pengaduan langsung ke Komnas Perempuan, lembaga layanan, dan Badan Peradilan Agama (Badilag). Terdapat 338.496 kasus Kekerasan Berbasis Gender (KBG) terhadap perempuan pada tahun 2021, dengan rincian, pengaduan 3.838 kasus ke Komnas Perempuan, 7.029 kasus ke lembaga layanan, dan 327.629 kasus ke Badilag. Angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan signifikan yaitu sebanyak 50% dari 226.062 kasus KBG pada 2020.

Dari data yang terdapat dalam catatan tahunan tersebut, masih banyak kasus diskriminasi dan kebiasaan patriarki terhadap perempuan di Indonesia. Kondisi ini menjadi tugas besar dan berkelanjutan bagi setiap orang yang peduli tentang kesetaraan gender. Tugas yang menjadi tanggung jawab bersama ini bertujuan untuk memastikan bahwa perempuan memiliki akses yang sama seperti laki-laki dalam hal pendidikan, pekerjaan, hak politik, dan hak-hak lainnya. Semua perempuan dapat berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan ekonomi dan sosial. Hal ini akan membantu memastikan bahwa perempuan tidak dalam posisi yang tidak adil dan tidak memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkembang sepenuhnya.

Melawan diskriminasi dan kebiasaan patriarki bagi perempuan adalah perjuangan jangka panjang yang membutuhkan komitmen dan usaha dari semua pihak,  termasuk perempuan itu sendiri, laki-laki, pemerintah, lembaga-lembaga masyarakat, maupun masyarakat luas. Laki-laki memegang peran penting dalam memerangi diskriminasi dan kebiasaan patriarki. Mereka harus menyadari bahwa diskriminasi dan kebiasaan patriarki merugikan semua pihak, bukan hanya perempuan. Laki-laki juga harus bersedia untuk memahami dan mempromosikan kesetaraan gender, serta membantu membongkar budaya patriarki yang ada.

Pemerintah memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa hukum dan peraturan yang ada dapat mempromosikan kesetaraan gender kepada masyarakat dan melindungi perempuan dari diskriminasi. Pemerintah juga harus mengambil tindakan untuk membantu membongkar budaya patriarki, misalnya dengan mempromosikan pendidikan dan edukasi tentang kesetaraan gender dan memberikan dukungan bagi perempuan agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam kehidupan politik dan sosial.

Diskriminasi dan budaya patriarki menjadi masalah serius dan memerlukan tindakan untuk mengatasinya. Melawan diskriminasi dan budaya patriarki merupakan tanggung jawab bersama dari semua pihak. Semua orang harus bekerja sama untuk memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan dan hak yang sama dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Masalah yang masih sering terjadi di Indonesia ini tidak hanya menyangkut perempuan, tetapi juga mempengaruhi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Oleh karena itu, harus ada tekad yang besar untuk melawan diskriminasi dan budaya patriarki serta memastikan bahwa perempuan memiliki kesempatan yang sama dan hak yang sama dalam setiap aspek kehidupan.


Profil Penulis

Syada Saleha merupakan seorang mahasiswa prodi Teknik Komputer di Universitas Diponegoro. Perempuan yang lahir di Pemalang pada 31 Agustus 2004 ini memiliki hobi menulis dan membaca buku. Saat ini ia berdomisili di Kota Semarang. Ia bisa dihubungi melalui akun instagramnya @daa.ss_.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640