Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Melawan Patriarki pada Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan bagi Perempuan di Ibu Pertiwi (Juara Harapan essai Internasional Tema Women & Gender Equality)

 

Sumber: Pixabay

Melawan Patriarki pada Kesetaraan Gender dan Kepemimpinan bagi Perempuan di Ibu Pertiwi

Oleh Ira Novika

(Juara Harapan essai Internasional Tema Women & Gender Equality)


Manusia sebagai makhluk sosial memiliki peranan penting dalam menjaga tatanan kehidupan bermasyarakat, kesetaraan gender menjadi hal krusial dalam perkembangan manusia khususnya pada masa moderenisasi. Laki-laki dan perempuan harus mempunyai hak yang sama dalam memperoleh kebebasan berpendapat serta hak mendapatkan perlakuan seimbang. Namun melihat fakta saat ini terlebih lagi perkembangan zaman yang begitu pesat, kesetaraan gender masih belum diterapkan dengan baik dan benar. Fenomena terjadinya ketidaksetaraan gender lebih disebabkan adanya budaya patriaki yang menampakkan bahwa laki-laki memiliki hak yang lebih luas dibandingkan dengan perempuan. 

Lantas apa yang menjadi polemik dalam mengatasi masalah kesetaraan gender saat ini? Satu hal yang menjadikan sebuah masalah utama yaitu budaya patriarki kalangan masyarakat yang masih marak terjadi. Bentuk ketidakadilan masih marak diberlakukan antara lain, pendidikan laki-laki lebih diutamakan karena laki-laki akan menjadi tulang punggung keluarga, perempuan tidak boleh menempati posisi tinggi atau menjadi pemimpin dalam sebuah perusahaan karena masih dianggap tidak mampu dan lemah, perempuan hanya boleh berada di dapur untuk membantu rumah tangga, dan masih banyak contoh ketidaksetaraan lainnya.

Sulistyowati (2020) menyebutkan bahwa lahir dan berkembangnya stereotip masyarakat yang menempatkan perempuan sebagai makhluk lemah dibandingkan laki-laki menyebabkan ketidakadilan gender akibat dari adanya budaya patriaki yang mendorong kaum perempuan untuk terus tertindas dan terksploitasi. Hal ini menjadi tugas kita dalam menghadapi tantangan kesetaraan gender di era moderenisasi saat ini, di mana perempuan harus mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Islam juga telah mengajarkan kepada kita semua dalam Q.S. An-Nisa ayat 124 bahwa baik laki-laki maupun perempuan akan mendapatkan syurga jika mengerjakan amal-amal sholih. Ayat tersebut menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh kesempatan mengerjakan amal-amal kebaikan serta mendapatkan syurga di sisi Allah SWT. Karena semua adalah sama di mata Tuhan.

            Undang-undang yang mengatur tentang kesetaraan gender yaitu undang-undang Nomor 1 Tahun 2017 menegaskan bahwa perempuan telah memperoleh hak yang sama dengan laki-laki di berbagai bidang, hanya saja permasalahannya terletak pada kebijakan-kebijakan Negara yang bias atas gender. Terlebih lagi Negara Indonesia yang kental dengan budaya patriarki. Indonesia berupaya mengatasi kesetaraan gender mulai dari adanya pemimpin dari kalangan perempuan, pengurus pemangku kebijakan yang dipegang oleh perempuan.

  Para pemimpin bangsa yang dapat dipegang oleh perempuan dapat dilihat secara nyata pada saat Presiden Ke-5 Republik Indonesia, Ibu Megawati Soekarno Putri Presiden perempuan pertama di Indonesia. Kemudian pada masa kedudukan Presiden Joko Widodo, Ketua DPR RI dipegang oleh seorang perempuan yaitu Ibu Puan Maharani serta banyaknya perempuan yang menjadi menteri dan kepala daerah di Indonesia. Kota Bandar Lampung sendiri saat ini memiliki Walikota Perempuan. Hal ini membuktikan bahwa berbagai upaya telah berhasil dilakukan dalam tujuan menyamakan hak dan menyamaratakan kesetaraan gender yang ada.

Perempuan memiliki kemampuan yang sama dengan laki-laki, tidak adanya perempuan dalam pekerjaan bukan berarti perempuan tidak sanggup. Namun pandangan masyarakat yang selalu menganggap remeh perempuan menjadi stereotip masyarakat saat ini. Gerakan Perempuan Hebat (GPH) akan menjadi penggerak utama yang akan menjadikan perempuan sebagai pemimpin hebat masa depan di tanah ibu pertiwi. Pandangan buruk tentang perempuan akan dihapuskan dengan ditunjukkannya kehebatan-kehebatan perempuan Indonesia dalam memimpin bangsa ini. GPH melawan segala bentuk kekerasan yang terjadi dikalangan perempuan, menghapus stereotip buruk masyarakat tentang perempuan, serta melawan keras budaya patriarki. Termasuk pada perlindungan hak-hak perempuan yang sudah diambil akan menjadi visi dan misi utama GPH di tanah ibu pertiwi.

Beberapa metode dalam melakukan upaya kesetaraan gender serta polemik kepemimpinan bagi perempuan khususnya di tanah ibu pertiwi, diantaranya: pertama adalah dengan membuka seluruh aspirasi dan memberi kesempatan bagi perempuan-perempuan dalam meraih kedudukan yang sama. Kedua, menjadikan perempuan sebagai garda terdepan pemimpin agar tidak terjadinya kesertaan gender dalam kalangan masyarakat. Ketiga, selalu memperhatikan segala bentuk ketidakadilan terlebih dalam upaya penyebarluasan budaya patriaki agar masalah kesetaraan gender dan kedudukan dalam menjadi pemimpin tidak terjadi. Keempat, peduli antar sesama supaya terjalinnya keharmonisan lapisan masyarakat. Kelima, selalu membuka pola pikir yang cermat untuk menentukan arah dan tujuan merumuskan masalah yang terjadi pada kesetaraan gender.

Perempuan harus dilindungi, diberikan hak yang sama, serta dapat menjadi pemimpin dimanapun dia berada. Gerakan Perempuan Hebat (GPH) melarang dan memberikan sanksi bagi siapa saja yang membuat kebijakan dalam bentuk patriaki sebagai upaya pemberantasan ketidakmerataan gender di kalangan masyarakat. Sudah saatnya Indonesia bersatu dalam membangun stuktur sosial yang harmonis dengan membangun kesertaraan gender dan kebersamaan dalam persatuan.


Profil Penulis

      Ira Novika. Lahir di Provinsi Lampung, 13 juni 2004. Alumni SMAN 2 Negeri Besar, saat ini sebagai mahasiswa semester 2 jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung. Di bangku SD, selain kegiatan formal belajar, ia aktif diorganisasi sering menjadi Master Of Ceremony (MC) ketika upacara. Masa SMP, ia melanjutkan ekstrakulikuler dan menjadi ketua pramuka, pernah mendapatkan juara 2 pada lomba Pbb dan Tari Tingkat Se-region Way Kanan. Berlanjut SMA, ia menjadi  Ketua Organisasi pramuka. menurutnya organisasi inilah yang dapat melatih mental, berjiwa pemimpin, dan kedisplinan. Kini, ia aktif mengikuti HIMEPA dan UKM-F Forum Economic English Club.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640