Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Deep Talk Sarana Curhat sebagai Upaya Pencegahan Bunuh Diri pada Remaja (Juara 2 Event Essai Internasional Tema Healing and Mental Health)

 



Deep Talk Sarana Curhat sebagai Upaya Pencegahan Bunuh Diri pada Remaja

Oleh Anisa Siti Nurjanah

(Sebagai Juara 2 Event Essai Internasional Tema Healing and Mental Health)


            Masalah sosial utama saat ini adalah kesehatan mental. Salah satu hal yang menghambat pembangunan negara adalah masalah kesehatan mental. Sebuah strategi pembangunan yang dikenal dengan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan telah dibuat sebagai upaya bantuan. Di mana tujuan ketiga SDGs berusaha mencapai kehidupan sehat dan sejahtera, termasuk di dalamnya adalah meningkatkan kesehatan mental masyarakat dan mengurangi bunuh diri remaja.

Masa remaja dapat digambarkan sebagai "fase badai". Penjelasannya adalah seiring bertambahnya usia seseorang, perubahan besar terjadi dalam proses biologis, afektif, dan kognitif. Namun, karena perkembangan psikologis terjadi lebih lambat pada remaja, mereka lebih rentan terhadap masalah kesehatan mental, termasuk keinginan untuk bunuh diri.

Bunuh diri adalah masalah yang signifikan dan serius. Menurut World Health Organization (2019), setidaknya 100.000 remaja melakukan bunuh diri setiap tahun. Bunuh diri menjadi penyebab kematian terbesar kedua di dunia untuk remaja berusia 15 hingga 19 tahun. Ketika ada satu orang meninggal karena bunuh diri diperkirakan terdapat 20 kasus percobaan bunuh diri. Asosiasi Pencegahan Bunuh Diri Indonesia (INASP) melaporkan bahwa hingga 10 Oktober 2022, terdapat 670 kematian terkait bunuh diri di Indonesia.

Pikiran bunuh diri dipengaruhi oleh berbagai keadaan, termasuk yang datang dari dalam dan dari luar diri individu. Bunuh diri pada remaja dipengaruhi oleh sejumlah faktor, seperti cinta, keluarga, intimidasi, dan masalah interpersonal. Berdasarkan fenomena tersebut, langkah preventif harus dilakukan untuk menekan angka bunuh diri pada remaja.

Implementasi UU No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa dan komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan di bidang kehidupan sehat dan sejahtera diungkapkan melalui pencegahan bunuh diri. Dalam hal ini, DPR RI mendesak pemerintah untuk meningkatkan komitmennya dengan melaksanakan program pencegahan bunuh diri yang efisien dan tersebar luas, meningkatkan pendidikan kesehatan mental masyarakat, serta melakukan pemantauan nasional secara berkala dengan menggunakan data yang akurat dan komprehensif. Menerapkan inisiatif pencegahan bunuh diri sangat baik dilakukan di komunitas pedesaan, tempat kerja, dan sekolah.

Remaja sering berjuang sendiri untuk memahami masalah mereka dan bagaimana menyelesaikannya. Ketika mereka harus memberitahu orang dewasa, mereka merasa tidak nyaman atau malu, sehingga mereka cenderung menutupi kesulitan mereka dan takut mencari bantuan. Kegagalan dalam mendiagnosa kesehatan mental remaja adalah salah satu faktor penyebab meningkatnya kasus bunuh diri. Artinya, upaya pencegahan dapat dilakukan dengan meningkatkan kepekaan terhadap perubahan perilaku pada remaja. Dalam hal ini, keluarga dan sekolah sangat penting untuk upaya pencegahan bunuh diri.

Peningkatan komunikasi dengan remaja yang dimulai dengan mendengar, memahami, dan menanggapi cerita dapat membantu mencegah bunuh diri. Deep talk adalah salah satu metode komunikasi yang disarankan. Menurut penelitian Ilmi (2023), deep talk dengan remaja dapat menjadi pola komunikasi yang produktif sehingga remaja memiliki tempat untuk menemukan solusi dari masalah yang mereka hadapi.

Percakapan dua arah yang membahas hal yang bermakna seperti perasaan yang sedang dirasakan, dan masalah yang sedang dialami, dikenal sebagai deep talk. Deep talk menekankan pada pembicaraan tentang masalah yang penting dan jujur satu sama lain saat menjelaskan masalah. Remaja mendapat kesempatan untuk mengungkapkan yang selama ini mereka tahan dengan melakukan percakapan yang mendalam. Remaja yang mampu mengendalikan emosinya akan menjadi dewasa sebagai individu dan terhindar dari emosi yang dapat memicu pikiran untuk bunuh diri.

Menurut Three Step Theory (3ST), remaja yang berkeinginan untuk bunuh diri mengalami keputusasaan dengan penderitaan. Di samping itu, mereka tidak memiliki orang lain yang dapat membantunya. Remaja yang sedang dalam masalah memiliki kesempatan untuk merasa didengarkan, dihargai, dan diterima saat mereka terlibat dalam deep talk. Deep talk juga bermanfaat untuk meningkatkan kepekaan terhadap perubahan individu, khususnya pada remaja.

Pencegahan bunuh diri melalui deep talk merupakan pendekatan langsung pada remaja yang dapat dijadikan salah satu metode untuk mencapai tujuan ke-tiga pada indikator 3.4 dari tujuan SDGs, yang menyerukan pada tahub 2030 jumlah kematian akibat bunuh diri harus diturunkan.


Profil Penulis

1.    Anisa Siti Nurjanah, lahir di Singingi, Riau pada tahun 1998 merupakan alumnus Universitas Negeri Yogyakarta dan sekarang mengabdi sebagai guru di MTs Bahrul Ulum Singingi. Memiliki ketertarikan dalam bidang kepenulisan baik fiksi maupun non fiksi. Kontak yang dapat dihubungi: WhatsApp: 082167458742, Instagram: @ntrenrgy.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640