Pencurian Hajar Aswad
Hajar Aswad adalah Batu Hitam yang
melekat di dinding Ka’bah. Kata Rasulullah, batu ini berasal dari surga dan
dulunya berwarna putih bersih. Lalu ia menjadi hitam dan semakin hitam karena
dosa-dosa anak cucu Adam. Kau bisa lihat atau mencium Batu Hitam ini kalau kau
pergi melaksanakan ibadah umrah atau haji suatu hari nanti.
Pada 877 (264 Hijriyah) muncul satu
kelompok (sekte) berpemahaman Syiah yang radikal di Bahrain. Kelompok ini
dibangun oleh seorang Syiah Ismailiyah bernama Hamdan bin al-Asy’ats yang bergelar
Qarmath. Sehingga kelompok ini terkenal dengan Dinasti Qaramithah, mampu
mendirikan negara sendiri di Bahrain yang bebas dari kekhalifahan Baghdad, di
bawah pimpinannya bernama Abu Said al-Janabi.
Pada 913 (311 Hijriyah),
orang-orang Qaramithah di bawah pimpinan Abu Thahir bin Sulaiman bin Abu Said
menuju Basrah dengan membawa 1700 pasukan. Mereka menyerang penduduk Basrah
sehingga orang-orang lari ke tanah lapang dan memerangi musuh-musuh Allah itu
selama sepuluh hari. Pasukan Qaramithah dapat mengalahkan penduduk Basrah dan
membunuh banyak orang. Orang-orang banyak yang menyeburkan diri ke dalam air
sehingga sebagian besar mereka tenggelam. Abu Thahir menetap di Basrah selama
17 hari dan membawa apa saja yang dapat dia bawa berupa harta benda, barang
dagangan, para wanita, dan anak-anak.
Setahun kemudian, dedengkot
Qaramithah ini berangkat bersama pasukan yang besar untuk menemui para jamaah
haji saat mereka pulang dari Mekkah. Mereka menyerang kafilah yang membawa
sebagian besar jamaah haji dan didominasi oleh jamaah haji asal Irak. Kemudian
mereka merampas harta benda para jamaah haji itu.
Pada 917 (315 Hijriyah), pasukan
biadab ini memasuki Kufah dengan antara 1500 hingga 2700 pasukan. Khalifah di
Baghdad menghalang serangan mereka dengan jumlah yang tidak kalah besar.
Pertempuran pecah di Wasith dan al-Anbar. Dalam pertempuran ini pasukan
Abbasiyah kalah dan banyak yang terbunuh. Orang-orang di Baghdad sangat
ketakutan mendengar nama orang-orang Qaramithah disebut. Di antara mereka ada
yang keluar meninggalkan ibu kota kekhalifahan itu dengan membawa harta benda
mereka. Mereka takut akan dibantai oleh pasukan Qaramithah.
Puncak kerusakan yang ditimbulkan
orang-orang Syiah Radikal ini terjadi pada 919 (317 Hijriyah). Saat itu
kekuasaan politik Dinasti Abbasiyah di bawah Khalifah al-Mu’tadhihd benar-benar
mengalami kemuduran. Orang-orang Qaramithah yang lagi-lagi dipimpin oleh Abu
Thahir Sulaiman bergerak memasuki Mekkah lalu membunuh sekitar 30.000 jamaah
haji pada Hari Tarwiyah. Mereka memerangi para jamaah haji di perbatasan Kota
Mekkah dan perkampungannya, di Masjidil Haram, termasuk orang-orang yang
bersembunyi di dalam Ka’bah. Mereka tumpahkan darahnya semuanya.
Abu Thahir duduk di depan pintu
Ka’bah menyaksikan pasukannya membunuh para jamaah haji dengan pedang-pedang
mereka, pada hari yang mulia, di bulan yang mulia. Para jamaah haji berusaha
melarikan diri, ada di antara mereka yang berantungan di Kiswah Ka’bah. Tapi,
tak ada gunanya. Mereka juga ikut dibunuh tanpa belas kasihan. Begitulah orang-orang
terlaknat ini, mereka tidak menganggap suci Mekkah dan Ka’bah. Bagi mereka,
Karbala jauh lebih suci ketimbang Mekkah, dan Masyhad Husaini lebih utama dari
Ka’bah. Mereka juga menganggap orang-orang yang berhaji ke Baitullah tidak
mendapatkan kemuliaan dan pahala apa-apa. Mereka lebih mengutamakan berziarah
ke makam Husain, cucu Rasulullah. Bagi mereka, berziarah ke makam Husain sama
dengan berhaji.
Ketika Abu Thahir telah
menyelesaikan pekerjaannya terhadap para jamaah haji, dia memerintahkan anak
buahnya untuk menutup sumur zam-zam dengan cara melemparkan mayat-mayat jamaah
haji ke dalamnya. Dia juga memerintahakn untuk mencopot pintu Ka’bah dan
melepaskan kain penutupnya lalu menyobeknya dan membagi-bagikannya kepada anak
buahnya.
Lalu dia memerintahkan salah
seorang anak buahnya untuk mencopot Hajar Aswad. Mereka membawanya ke negeri
mereka, Bahrain. Ka’bah terus seperti itu, tanpa Hajar Aswad, selama 22 tahun.
Hajar Aswad baru dikembalikan pada tahun 950 (339 Hijriyah). Tidak pernah ada
catatan sejarah sekeji ini di Tanah Haram, Mekkah al-Mukarramah, dalam sejarah
umat manusia kecuali pada masa Dinasti Syiah Qaramithah.
Sumber Buku: https://www.alqalammedialestari.com/2023/03/sejarah-islam-untuk-pemuda-muslim.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar