Merciful Ramadhan
Karya:
Alfath Inspire
|
Pagi udara yang sejuk. Pagi ini udaranya cukup
sejuk dan menenangkan. Ini seperti udara subuh pagi yang sudah lama hilang dan
sangat aku rindukan. Seperti sebuah pertanda akan memasuki waktu yang baru.
Kesejukan di pagi ini, berhasil menelusuri seluruh rongga badan dan hatiku.
Untungnya aku memakai baju yang cukup tebal.
Aku melihat di sebalik jendela. Dan bertandakan hari masih
gelap, dan bertanda waktu akan memasuki subuh. Sebelum subuh menyapaku, aku
sempatkan untuk melaksanakan shalat malam dan meminta kepada Allah apapun yang
terbaik untukku dan orang-orang yang ada di sekitarku. Entah kenapa, sudah
menjadi kebiasaan jika bangun di keheningan malam. Aku mendoakan mereka, tanpa
pernah mereka pinta.
Aku
berangkat dan langkahkan kakiku untuk berwudhu, kemudian shalat. Suasana kala
itu begitu hening, tentram, penuh kedamaian. Tanpa terasa aku menyudahi shalat.
“Ya,
Ramadhan, aku sangat senang bisa dipertemukan lagi denganmu,” gumamku di dalam
hati. Dan berharap semoga Ramadhan kali ini lebih baik, dari ramadhan-ramadhan
sebelumnya. Semoga Allah limpahkan rahmatnya bagi seluruh orang yang memasuki
ramadhan dengan ketenangan.
Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Suara
adzan mulai terdengar.
Tanpa
terasa waktu subuh sudah masuk. Aku bergegas untuk berangkat ke masjid. Tidak
seperti biasanya subuh ini, cukup ramai di jalanan menuju ke arah masjid.
Cahaya-cahaya malam dan bintang masih menghiasi indahnya langit, membuatku
semakin bersyukur. Allah begitu baik memberikan indahnya suasana di tiap subuh,
dan udara yang sejuk juga di tiap paginya.
“Eh,
Aisyah, kamu mau kemana?” sapa seseorang perempuan dari kejauhan yang sebaya
dengannya
“Eh,
Nisa..” sahut kembali Aisyah
“Aku
mau ke masjid, ayok ikut aku” Aisyah membalas dengan senyuman di bibir
mungilnya
“Ayok..”Nisa
membalas
Sesampainya
di masjid, kami meletakkan sandal kami berdua di teras masjid. Nisa
melangkahkan kakinya terlebih dahulu, lalu Aku menyusul. Kami berdua sekarang,
berada di dalam masjid. Hal pertama yang kami rasakan adalah ketenangan. Kami
tenang bisa berada di sini, entalah aku juga tidak tahu, rasanya berbeda jika
dibandingkan tempat lain seperti di mall dan sejenisnya.
Kemudian,
kami melaksanakan shalat bersama-sama dengan jamaah yang lainnya di masjid
tersebut. Kami shalat dengan khusyu. Mungkin itu adalah salah satu shalat
terkhusyu kami sampai sekarang dalam hidup ini, karna bacaan imamnya yang
sangat menyentuh. Sebagian jamaah lain ada yang sampai terharu dan hampir
meneteskan air mata. Subuh hari ini, tidak pernah diduga kami melaluinya dengan
indah.
*Cek..cek!!
Ada
suara tidak jauh dari tempat kami, ternyata ada laki-laki paruh baya dengan
perawakan penuh kewibawaan dan sopan. Dia menaiki mimbar di masjid subuh kali
itu, dan itu juga adalah kali pertamaku lagi mendengar ceramah. Karna aku
terlahir dari keluarga yang minim mengetahui agama. Wajar saja, jika saat
pertama kali mengenalku tidak memakai jilbab dan pakaian yang menutup aurat.
Aku memang tidak mengenal agama sebelumnya. Sebelumnya, perkenalkan,aku Aisyah
Karunia Putri. Ya, nama yang sangat bagus. Nama pemberian kedua orangtuaku. Aku
juga tidak tahu mengapa mereka memberikan nama itu kepadaku. Itulah salah
satunya yang membuat aku cukup berkesan.
Mungkin
dari sana, mereka menginginkan aku seperti Ummu Aisyah, Istri Rasulullah yang
sangat penurut kepada Rasulullah, yang manis, yang cantik dan menyejukkan
ketika dipandang. Ya ...
mungkin saja, aku juga tidak pernah menanyakan kepada mereka. Aku juga tidak
tahu, kenapa mereka memberiku nama itu. Karunia, semoga aku bisa menjadi
karunia baginya. Dan Putri, kata ketiga dari
namaku. Ya menandakan aku putri, bukan putra. Hehe.
***
Masih
di suasana masjid yang syahdu. Aku bersama temanku, masih asik untuk
mendengarkan ceramah. Ceramahnya bisa masuk ke kami, yang notabenenya adalah
anak muda, padahal anak muda itu cukup sulit didengarkan. Tapi kali ini beda.
Tiba-tiba
suatu hal yang mengejutkan membuatku tercengang…
*BOOMM
“Saudara-saudariku
sekalian, hidup di dunia itu hanya sekali, jadi buatlah hidupmu berarti!”, Aku
terdiam seribu bahasa, “Apalagi di Bulan Ramadhan yang mulia ini, Allah berikan
nikmat yang sangat besar. Ampunan Allah pada bulan ini, dan lipat ganda amal
yang besar. Berubahlah, selagi Allah masih memberikan waktunya kepada kita.”
Kata-kata
itu begitu terngiang-ngiang di telingaku, dan membekas. Aku tak bisa
melupakannya. Itu nasehat terbaik yang pernah aku dapat. Aku tidak tahu siapa
nama ustadz tersebut, karna dia sangat sulit untukku jangkau saat itu.
Kemudian, kami pun pulang.
Tanpa
terasa, benih-benih cinta itu tumbuh dan bersemi. Membuatku sampai gundah
gulana dan tak bisa tidur beberapa hari. Aku terbujur kaku, terbujur di tepi
kasur, sesekali bangkit, hari ini mulai resah.
“Ya
Allah … kenapa dulu aku bisa sehancur dan serapuh itu.” Aku menangisi kesalahku
yang dulu. Bulir-bulir air mata segar menetes. Entah berapa volumenya yang
terjatuh. Besok sudah Bulan Ramadhan. Mungkin karna salah pergaulan yang
menjerumuskanku, ugal-ugalan, geng motor, dan sebagainya.
Malam
itu adalah malam penuh penyesalan dan kesedihan. Aku bertekad setelah ini, aku
ingin berubah. “Aku harus berubah di Ramadhan Esok, dan bulan-bulan
selanjutnya”.
***
Dua hari setelah itu, setelah memikirkan dengan matang,
akhirnya aku benar-benar bertekad. Nisa, sahabatku, datang bersama teman
sekelasku Fani, ingin mengajakku pergi ke sekolah dalam acara maaf-maafkan
karna besok sudah masuk bulan Puasa katanya.
Aku mengiyakan dan
menyambutnya dengan baik.
Sesampainya di sekolah.
Tidak terelakkan.
“Aisyah, kamu kenapa kok jadi kalem dan udah gak
pakai celana jeans ketat lagi?” tanya Nisa dengan santai.
“Ti ... tidak ... Nis ... Aku hanya ingin
berubah menjadi lebih baik lagi.” Aku menjawab dengan sederhana
“Berubah gimana Ais? Kamu kan bukan power ranger” Nisa tertawa
“Hehe ... kamu Nisa” Aku juga tertawa membalas.
“Aku hanya ingin berubah di bulan ramadhan nanti, menjadi
lebih baik, dengan hati yang suci dan bersih, Nis.”
“Wah, Ais, bagus.”
“Terima kasih Nisa.”
“Aku akan selalu mendukungmu, Aisyah”
“Terima kasih ya, Nisa.”
Allah begitu baik kepadaku, sehingga Allah juga karuniakan
sahabat yang baik dan sholehah sepertimu Nisa, bahkan di saat aku terpuruk
kemarin. Tanpa pernah kusadar, kamu telah mengirimkan beberapa SMS yang berisi
motivasi “Semangat ya, sahabatku” di tengah malam. Padahal aku belum sempat
menceritaknannya kepadamu.
“Nis, aku pengen kasih kamu hadiah spesial, boleh?”
“Hadiah apa, Aisyah?
“Ini Nisa, kamu lihat aja ya.”
مَنْ
صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
”Barangsiapa
yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah
maka dosanya di masa lalu akan diampuni”.(HR. Bukhari No. 38 dan Muslim
no. 760)
“Masya Allah..” Aku tidak
bisa berkata-kata lagi. Dan Nisa pun sama.
Karena besok sudah
Ramadhan, aku sampaikan padanya, aku ingin selepas ramadhan nanti, dosa kita
berdua khususnya diampuni, dan juga dosa-dosa orang yang penuh keimanan
mengharapkan ridho Allah dalam hadits ini.
Aku
benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi, aku benar-benar ingin menyampaikan
hadits itu, walaupun hanya satu ayat kepada orang yang kusayang, salah satunya
sahabatku. Karna berkat dukungannya juga, aku bisa berubah.
Mungkin
karna motivasi dari ustadz kemarin subuh itu, aku mulai menyukai Islam dan
mencintai Al-Qur’an. Aku ingin suatu saat dipertemukan sekali lagi dengan Beliau. Hanya
untuk menyampaikan ucapan “terima kasih banyak”.
Malam hari, di hari pertama Ramadhan, kali pertamanya aku
membuka mushaf al quran lagi, setelah lama dibuka dan berdebu. Beberapa kali
aku membuka dan menangisi ayat-ayat di awal, aku terbata-bata, aku tak bisa
membacanya lancar. Karna aku jarang membukanya.
Ramadhan kali ini membawa hidayah. Dan adalah salah satu
hadiah terindah dari Merciful Ramadhan. Tentang
cita-cita, cinta, hijrah, dan keinginan untuk membahagiakan orang-orang di
sekitarku.
“Ramadhan memang mulia,
maka jadilah mulia bersama Ramadhan, bersama Indahnya Ramadhan.”
***TAMAT***
|
Profil Penulis
Alfath Inspire adalah nama pena dari
seorang Pemuda asal Sumatra bernama Fadhli
Kabir, yang mencintai dunia menulis dan ingin menyebarkan dunia literasi.
Dia terinspirasi dari pemuda zaman dulu yang berhasil menciptakan banyak karya
luarbiasa, berhasil menghafal puluhan ribu hadits, dan menjadi Hafizh di usia
muda. Dia suka membaca kata-kata motivasi dan inspiratif tentang hidup. Dia
pemuda yang memiliki visi "Menjadi sebaik-baik manusia" dalam hadits.
Bagi yang ingin bersilaturahim dengannya, silakan follow IG @alfath.inspire99.
Mau baca lebih banyak kisah tentang cerpen bertema ramadhan, chek di buku ini https://www.alqalammedialestari.com/2023/03/indahnya-ramadhan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar