Islam yang Hilang di Filipina
Agama Islam lebih dulu masuk di Asia Tenggara daripada
Kristen/Katolik, walaupun Kristen lebih dahulu muncul di dunia daripada Islam.
Negeri-negeri di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei
Darussalam,
Vietnam, Thailand Selatan, sampai Filipina, Islam telah tersebar bahkan telah
banyak kerajaan Islam berdiri. Penjajahan Eropa-lah yang menjadi sebab berkurangnya
populasi umat Islam, dan runtuhnya pemerintahan Islam di beberapa negara.
Kita telah membahas bagaimana
penjajah Eropa itu masuk ke Nusantara dan bagaimana perlawanan umat Islam
menghadapi mereka. Di negara-negara Asia Tenggara yang lain juga seperti itu,
tapi tidak semua berhasil mengalahkan para penjajah itu. Pada hari ini beberapa
negara masih kuat ajaran Islamnya dan didominasi pemeluk Islam seperti Malaysia
dan Brunei Darussalam. Dua negara ini sama seperti Indonesia, sekalipun multi
etnis dan berbagai agama, tapi Islam tetap menjadi agama yang dianut oleh
mayoritas penduduknya. Brunei bahkan dipimpin oleh seorang Sultan sampai hari
ini. Kau pasti sering dengar nama Sultan Hasanal Bolkiah? Ya, dia adalah Sultan
ke-29 di Brunei Darussalam yang telah lama berkuasa, sejak 1967 sampai hari
ini.
Ada pula yang bernasib lain dengan
Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, yaitu Filipina. Filipina berubah
total menjadi negeri Kristen (Katolik) padahal sebelumnya menjadi negeri Islam
yang kuat.
Dulu, saya pernah diberitahu oleh
seseorang yang mengatakan bahwa Manila, ibu kota Filipina hari ini berasal dari
kata “Man”, yang dalam bahasa Arabnya berarti “Siapa”, dan “Ilah”, yang berarti
“Tuhan/Allah”. Jadi, Manila atau Manilah berarti Siapa Allah/Tuhan. Saya tidak
ingat lagi siapa yang memberitahu saya. Hanya saja seingat saya, orang itu
hanya sekali saya jumpai lalu kita terlibat pembicaraan ringan tentang Islam.
Namun, sampai hari ini saya belum pernah temukan satu buku pun yang mengatakan
Manila berasal dari kata Man Ilah,
seperti yang dikatakan orang itu kepada saya. Wallahu a’lam.
Bagaimana pun, Filipina, sebelum
kedatangan bangsa Spanyol dipimpin Magellan pada 1521, merupakan negeri Islam.
Dakwah para muballigh dari tanah Arab
yang masuk ke Nusantara sukses tersiar di sana. Banyak penduduknya memeluk
Islam sampai berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Kesultanan Sulu yang
bertempat di Pulau Jolo. Seorang da’i bernama Tuan Masha’ika memulai dakwahnya
kepada penduduk setempat yang masih menganut animisme (penyembah berhala,
pohon, dll). Dakwahnya yang bijak diterima dengan cepat oleh penduduk dan oleh
Rapa Sipad (Raja Shripaduka). Raja lalu
menikahkan Masha’ika dengan putrinya. Yang pasti, peristiwa ini terjadi jauh
sebelum Magellan tiba di Filipina. Karena ditemukan nisan bertuliskan nama
Miqbal (nama Islam), bertarikh 1310.
Di tahun-tahun berikutnya, datang
orang Arab bernama Karim al-Makhdum bergelar Syarif Auliya. Kedatangan Karim
al-Makhdum membuat dakwah di sana semakin menyebar luas. Datang pula seorang
da’i dari Minangkabau bernama Raja Baguinda yang menjadi pemimpin di sana dan
menikahi perempuan setempat. Raja Baguinda menikahkan putrinya dengan seorang
muballigh Arab bernama Sayed Abu Bakar. Sayed Abu Bakar di kemudian hari
menjadi Sultan di Sulu bergelar Sultan Syarif. Sejak itu berdirilah Kesultanan
Sulu, yang merupakan perpaduan antara bangsa Arab, lokal, dan Minangkabau.
Diperkirakan Kesultanan ini berdiri sekitar tahun 1500-an.
Di Mindanao, pulau kedua terbesar
di Filipina, setelah Pulau Luzon, juga berdiri Kesultanan Islam yang disebut
Kesultanan Manguindanao. Kesultanan ini dibangun pada tahun 1520-an oleh Syarif
Muhammad Kabunsuan, seorang kerabat dari raja Malaka. Setelah kedua kesultanan
ini, muncul pula kesultanan-kesultanan Islam lainnya di beberapa wilayah di Filipina. Tapi,
kesultanan yang mengajarkan mengeluarkan masyarakatnya dari ajaran animisme
kepada penyembahan terhadap Allah Yang Esa ini dihancurleburkan oleh serangan
Spanyol. Magellan yang datang ke Filipina dengan menumpangi kapal Spanyol,
tewas dibunuh oleh penduduk Cebu karena memerangi orang-orang lokal. Sisa
pasukannya kembali ke Spanyol.
Tidak menyerah, orang-orang Spanyol
datang kembali pada 1564, kali ini dipimpin oleh Miguel Lopez de Legazpi. Ia menyertakan
enam orang misionaris Katolik yang bertugas menyebarkan agama Katolik kepada
kaum muslimin di Filipina. Dengan kekuatan pasukan serta persenjataan yang
modern didatangkan langsung dari Spanyol, para penjajah sukses meruntuhkan
kerajaan-kerajaan Islam di sana. Para Misionaris pun sukses menyebarkan ajaran
agamanya sehingga Filipina yang dulunya mayoritas berpenduduk Muslim berubah
menjadi negeri yang didominasi oleh orang-orang Katolik. Di seratus tahun
pertama penjajahan mereka, sekitar 100.000 orang berhasil dijadikan Katolik.
Dan sampai awal abad ke-19, jumlahnya mencapai 12 juta orang. Luar biasa!
Sampai hari ini pun, Filipina menjadi negara dengan mayoritas Katolik terbesar
di Asia Tenggara.
Bangsa Spanyol menyebut orang-orang
Islam dengan sebutan “Moro (Bangsa Moro)”, serupa dengan bahasa Spanyol “Moor”,
sebutan yang mereka berikan kepada umat Islam yang lama mendiami Andalusia. Berbagai cara telah
mereka lakukan untuk menguasai Filipina, mulai dari cara-cara yang halus sampai
menggunakan kekerasan. Umat Islam “Moro”, terutama di Sulu dan Mindanao menolak
permintaan mereka sehingga terjadi peperangan antara Spanyol dan umat Islam
Filipina. Bagi umat Islam peperangan melawan penjajah itu adalah jihad fi sabilillah. Bagi yang mati
dalam peperangan, insyaallah
mendapatkan syahid. Perang terus berlarut-larut, sampai datangnya Amerika Serikat
ke Filipina menggantikan Spanyol.
Setelah Perjanjian Washington pada
1898, Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika, tanpa menyertakan umat Islam
Filipina dalam perjanjian tersebut. Amerika Serikat yang muncul menjadi satu
kekuatan besar, ikut memerangi umat Islam “Moro” sehingga semakin banyak
pejuang Islam yang gugur. Mereka semakin terdesak dan hanya mendiami wilayah
kecil di Filipina bagian selatan. Sampai hari ini mereka disebut-sebut sebagai
teroris, padahal sejatinya, orang-orang Moor adalah penduduk asli negeri itu.
Mereka hanya menginginkan negeri mereka kembali, menginginkan kemerdekaan yang
bebas dari penjajah. Tapi kenyataannya seperti yang kau saksikan, siapa yang
menentang Amerika Serikat, ia akan disebut teroris. Benar, bukan?
Sumber Buku: https://www.alqalammedialestari.com/2023/03/sejarah-islam-untuk-pemuda-muslim.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar