Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - A1
25k / bulan
60k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - A2
25k / bulan
60k / 3 bulan

Islam yang Hilang di Filipina

 


Islam yang Hilang di Filipina

  

Agama Islam  lebih dulu masuk di Asia Tenggara daripada Kristen/Katolik, walaupun Kristen lebih dahulu muncul di dunia daripada Islam. Negeri-negeri di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Vietnam, Thailand Selatan, sampai Filipina, Islam telah tersebar bahkan telah banyak kerajaan Islam berdiri. Penjajahan Eropa-lah yang menjadi sebab berkurangnya populasi umat Islam, dan runtuhnya pemerintahan Islam di beberapa negara.

Kita telah membahas bagaimana penjajah Eropa itu masuk ke Nusantara dan bagaimana perlawanan umat Islam menghadapi mereka. Di negara-negara Asia Tenggara yang lain juga seperti itu, tapi tidak semua berhasil mengalahkan para penjajah itu. Pada hari ini beberapa negara masih kuat ajaran Islamnya dan didominasi pemeluk Islam seperti Malaysia dan Brunei Darussalam. Dua negara ini sama seperti Indonesia, sekalipun multi etnis dan berbagai agama, tapi Islam tetap menjadi agama yang dianut oleh mayoritas penduduknya. Brunei bahkan dipimpin oleh seorang Sultan sampai hari ini. Kau pasti sering dengar nama Sultan Hasanal Bolkiah? Ya, dia adalah Sultan ke-29 di Brunei Darussalam yang telah lama berkuasa, sejak 1967 sampai hari ini.

Ada pula yang bernasib lain dengan Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam, yaitu Filipina. Filipina berubah total menjadi negeri Kristen (Katolik) padahal sebelumnya menjadi negeri Islam yang kuat.

Dulu, saya pernah diberitahu oleh seseorang yang mengatakan bahwa Manila, ibu kota Filipina hari ini berasal dari kata “Man”, yang dalam bahasa Arabnya berarti “Siapa”, dan “Ilah”, yang berarti “Tuhan/Allah”. Jadi, Manila atau Manilah berarti Siapa Allah/Tuhan. Saya tidak ingat lagi siapa yang memberitahu saya. Hanya saja seingat saya, orang itu hanya sekali saya jumpai lalu kita terlibat pembicaraan ringan tentang Islam. Namun, sampai hari ini saya belum pernah temukan satu buku pun yang mengatakan Manila berasal dari kata Man Ilah, seperti yang dikatakan orang itu kepada saya. Wallahu a’lam.

Bagaimana pun, Filipina, sebelum kedatangan bangsa Spanyol dipimpin Magellan pada 1521, merupakan negeri Islam. Dakwah para muballigh dari tanah Arab yang masuk ke Nusantara sukses tersiar di sana. Banyak penduduknya memeluk Islam sampai berdiri kerajaan Islam pertama, yaitu Kesultanan Sulu yang bertempat di Pulau Jolo. Seorang da’i bernama Tuan Masha’ika memulai dakwahnya kepada penduduk setempat yang masih menganut animisme (penyembah berhala, pohon, dll). Dakwahnya yang bijak diterima dengan cepat oleh penduduk dan oleh Rapa Sipad (Raja Shripaduka). Raja  lalu menikahkan Masha’ika dengan putrinya. Yang pasti, peristiwa ini terjadi jauh sebelum Magellan tiba di Filipina. Karena ditemukan nisan bertuliskan nama Miqbal (nama Islam), bertarikh 1310.

Di tahun-tahun berikutnya, datang orang Arab bernama Karim al-Makhdum bergelar Syarif Auliya. Kedatangan Karim al-Makhdum membuat dakwah di sana semakin menyebar luas. Datang pula seorang da’i dari Minangkabau bernama Raja Baguinda yang menjadi pemimpin di sana dan menikahi perempuan setempat. Raja Baguinda menikahkan putrinya dengan seorang muballigh Arab bernama Sayed Abu Bakar. Sayed Abu Bakar di kemudian hari menjadi Sultan di Sulu bergelar Sultan Syarif. Sejak itu berdirilah Kesultanan Sulu, yang merupakan perpaduan antara bangsa Arab, lokal, dan Minangkabau. Diperkirakan Kesultanan ini berdiri sekitar tahun 1500-an.

Di Mindanao, pulau kedua terbesar di Filipina, setelah Pulau Luzon, juga berdiri Kesultanan Islam yang disebut Kesultanan Manguindanao. Kesultanan ini dibangun pada tahun 1520-an oleh Syarif Muhammad Kabunsuan, seorang kerabat dari raja Malaka. Setelah kedua kesultanan ini, muncul pula kesultanan-kesultanan Islam lainnya di  beberapa wilayah di Filipina. Tapi, kesultanan yang mengajarkan mengeluarkan masyarakatnya dari ajaran animisme kepada penyembahan terhadap Allah Yang Esa ini dihancurleburkan oleh serangan Spanyol. Magellan yang datang ke Filipina dengan menumpangi kapal Spanyol, tewas dibunuh oleh penduduk Cebu karena memerangi orang-orang lokal. Sisa pasukannya kembali ke Spanyol.

Tidak menyerah, orang-orang Spanyol datang kembali pada 1564, kali ini dipimpin oleh Miguel Lopez de Legazpi. Ia menyertakan enam orang misionaris Katolik yang bertugas menyebarkan agama Katolik kepada kaum muslimin di Filipina. Dengan kekuatan pasukan serta persenjataan yang modern didatangkan langsung dari Spanyol, para penjajah sukses meruntuhkan kerajaan-kerajaan Islam di sana. Para Misionaris pun sukses menyebarkan ajaran agamanya sehingga Filipina yang dulunya mayoritas berpenduduk Muslim berubah menjadi negeri yang didominasi oleh orang-orang Katolik. Di seratus tahun pertama penjajahan mereka, sekitar 100.000 orang berhasil dijadikan Katolik. Dan sampai awal abad ke-19, jumlahnya mencapai 12 juta orang. Luar biasa! Sampai hari ini pun, Filipina menjadi negara dengan mayoritas Katolik terbesar di Asia Tenggara.

Bangsa Spanyol menyebut orang-orang Islam dengan sebutan “Moro (Bangsa Moro)”, serupa dengan bahasa Spanyol “Moor”, sebutan yang mereka berikan kepada umat Islam yang  lama mendiami Andalusia. Berbagai cara telah mereka lakukan untuk menguasai Filipina, mulai dari cara-cara yang halus sampai menggunakan kekerasan. Umat Islam “Moro”, terutama di Sulu dan Mindanao menolak permintaan mereka sehingga terjadi peperangan antara Spanyol dan umat Islam Filipina. Bagi umat Islam peperangan melawan penjajah itu adalah jihad fi sabilillah. Bagi yang mati dalam peperangan, insyaallah mendapatkan syahid. Perang terus berlarut-larut, sampai datangnya Amerika Serikat ke Filipina menggantikan Spanyol.

Setelah Perjanjian Washington pada 1898, Spanyol menyerahkan Filipina kepada Amerika, tanpa menyertakan umat Islam Filipina dalam perjanjian tersebut. Amerika Serikat yang muncul menjadi satu kekuatan besar, ikut memerangi umat Islam “Moro” sehingga semakin banyak pejuang Islam yang gugur. Mereka semakin terdesak dan hanya mendiami wilayah kecil di Filipina bagian selatan. Sampai hari ini mereka disebut-sebut sebagai teroris, padahal sejatinya, orang-orang Moor adalah penduduk asli negeri itu. Mereka hanya menginginkan negeri mereka kembali, menginginkan kemerdekaan yang bebas dari penjajah. Tapi kenyataannya seperti yang kau saksikan, siapa yang menentang Amerika Serikat, ia akan disebut teroris. Benar, bukan?

Sumber Buku: https://www.alqalammedialestari.com/2023/03/sejarah-islam-untuk-pemuda-muslim.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640