Cinta Hadir Tepat Waktu
Oleh Vemmy Erwidianti
(Sebagai Cerpen Terpilih Juara 2 dalam Event Cerpen Tema Cinta dalam Buku Retorika Cinta pada Februari 2023)
E |
mmy Widiyanti adalah seorang perempuan yang cantik, ramah, pintar dan mudah
bergaul dengan segala kalangan. Tak jarang dirinya selalu membuat teman-teman
wanitanya merasa iri padanya. Semenjak dari masa sekolah dan bekerja, ia selalu unggul di bidangnya. Tak pelak, perempuan pekerja keras ini pun menjadi incaran para pria. Hingga ia bertemu dengan seorang Biyantoro Wibowo yang sedingin es dan sekaku balok kayu itu.
Dunianya berubah
sedemikian rupa saat mereka menikah dan dianugerahi tiga buah hati. Berbagai rintangan dan dilema yang muncul mau
tidak mau harus dihadapinya sejak saat itu.
Emmy
dan Biyan telah menikah
selama hampir lima belas tahun. Begitu banyak konflik yang terjadi selama mereka
mengarungi biduk pernikahan. Mulai dari ekonomi keluarga, adanya kemunculan
orang ketiga, perselingkuhan, persoalan seputar anak, dan masih banyak lagi.
Belum lagi karakter keduanya yang bagaikan langit dan bumi. Hal ini juga yang
seringkali turut memperkeruh kehidupan mereka dalam berumahtangga.
Sosok
Emmy yang terbuka dan apa adanya seringkali menimbulkan kesalahpahaman dengan Biyan yang memiliki
sifat dingin dan tertutup. Walaupun begitu, komitmen mereka tetap kuat
menyatukan mereka dalam ikatan suci ini demi ketiga buah hati mereka dan
menjaga nama baik keluarga besar keduanya.
Walaupun pada dasarnya mereka tetap
berkomitmen dalam ikatan pernikahan. Namun, yang
kian dirasakan adalah bagaimana kehidupan pernikahan mereka begitu monoton dan
membosankan. Inilah yang seringkali membuat Emmy mempertanyakan jika masih ada rasa cinta dan sayang
dari Biyan karena memang pria
itu tipe anti-romantis dengan istrinya.
Pertengkaran-pertengkaran
kecil kian marak terjadi. Apalagi Biyan acapkali tidak punya banyak waktu bagi
keluarganya akibat disibukkan oleh pekerjaannya. Emmy memang memutuskan untuk berhenti dari jenjang karirnya setelah
mengetahui kehamilan pertamanya beberapa bulan setelah pernikahannya. Hal ini
ia lakukan demi melihat bagaimana seorang sosok Biyan yang begitu acuh tak acuh
dengan kehidupan rumah tangganya.
Emmy tak ingin
jika buah hatinya kelak kehilangan sosok kedua orang tuanya akibat sibuk
bekerja seperti yang dialami dirinya dulu semenjak kecil. Ia yang lantas
beralih menjadi seorang ibu
rumahtangga dengan mempunyai usaha rumahan merasa seringkali diacuhkan dan
dibiarkan tenggelam dengan kesibukannya sendiri dalam mengurus segala urusan
rumahtangga dan ketiga buah
hatinya yang masih
bersekolah.
Siapa
mengira ternyata Emmy baru bisa merasakan cinta sebenarnya saat ia telah
menikah selama belasan tahun dengan Biyan. Suatu kejadian dalam hidupnya ternyata mampu membuka
matanya akan cinta dan kasih sayang Biyan yang selama ini sangat sulit
diungkapkan dengan terbuka sesuai karakter Biyan yang memang sangat dingin dan
tidak seekspresif Emmy.
Kisah ini merupakan perjalanan
suatu keluarga yang
penuh dengan dinamikanya tersendiri. Mampukah takdir membuktikan
hebatnya kali ini jika cinta itu memang hadir tepat
pada waktunya?
Sesal Tak Berujung
Sudah beberapa hari ini
Emmy merasakan nyeri di bagian perutnya hingga membuatnya sulit beraktifitas
dan beristirahat seperti biasa. Ia harus menunggu akhir pekan agar bisa
ke rumah sakit dan melakukan pengecekan ke dokter, karena pada saat itulah ia
berharap Biyan yang libur kerja bisa menjaga kedua anaknya di rumah. Namun, lagi-lagi keacuhan Biyan mengetes kesabaran istrinya. Dengan alasan bahwa ada acara tersendiri saat akhir minggu
yang tidak dapat diganggu-gugat, Biyan secara terang-terangan menolak
permintaan Emmy.
Akhirnya Senin paginya,
Emmy pun menyerah pada rasa sakitnya yang tidak dapat lagi ia tahan dan
memutuskan harus ke rumah sakit pagi itu apapun yang terjadi. Saat membangunkan
ketiga buah hatinya, ia meminta mereka untuk tinggal di rumah lebih dulu hari
itu karena tidak ada yang mengantar jemput sekolah mereka. Ia pun telah meminta izin dari sekolah mereka.
Pagi itu Emmy mulai bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit setelah selesai
membuatkan sarapan. Biyan yang baru terbangun memandang Emmy dengan heran.
“Kamu mau ke mana?”
“Dokter.”
“Loh.. anak-anak gimana? Gak sekolah?”
“Enggak. Aku sudah minta ijin ke guru kelasnya.”
“Aku anter ke rumah sakit.”
“Gak usah. Kamu kan ada
rapat pagi ini.”
Biyan hanya terdiam dan berjalan menuju kamar anak-anak. Tak lama terdengar
suara-suara keberatan ketiga buah hati mereka yang tetap diminta masuk sekolah oleh ayahnya. Namun, mereka tetap tidak bisa membantah
perintah ayahnya yang merupakan ultimatum akhir itu. Akhirnya pagi itu anak-anak tetap bersekolah dengan diantar supir pribadi mereka dan keduanya langsung
menuju ke rumah sakit dengan mobil lainnya.
Setelah melalui serangkaian
tes di rumah sakit, akhirnya hasilnya memperlihatkan bahwa terlihat munculnya
suatu massa tumor sebesar tiga puluh sentimeter yang telah menekan ginjalnya
sehingga menjadi bengkak dan sakit. Satu-satunya tindakan medis yang harus
dilakukan adalah melalui operasi pengangkatan tumor tersebut dan melakukan
tindakan pembersihan semaksimal mungkin jika ada perlekatan dengan organ tubuh lainnya. Emmy pun memilih untuk segera
dilakukan tindakan tersebut. Dokter yang memeriksa telah mengingatkan berbagai
risiko yang akan dihadapi termasuk pengangkatan organ tubuh yang sudah rusak
atau terkena perlekatan. Gagalnya operasi yang mengakibatkan kematian pasien dan
masih banyak lagi sederet risiko besar yang harus dihadapi nantinya.
Akhirnya menjelang hari operasi, Emmy
pun diminta untuk memulai rawat inapnya di rumah sakit. Hingga saat operasi
tiba, Biyan tetap terlihat tegar dan sabar menemani. Sikapnya yang tenang dan
bicaranya yang super irit itu sepertinya tidak terlalu memperlihatkan
kekhawatiran yang berarti akan situasi yang akan dihadapi istrinya.
Saat memasuki ruang operasi, Emmy
hanya menutup matanya demi menguatkan dirinya dengan berdoa dalam hati. Tanpa
berkata apapun, Biyan hanya memandang nanar brankar yang membawa Emmy itu
lenyap di balik pintu ruangan operasi. Operasi besar yang memakan waktu hampir
lima jam itu ternyata mampu meluluhkan dinding es dalam diri Biyan. Ia hanya
mampu menyesali sikap acuhnya pada Emmy selama ini.
“Hamba mohon selamatkan Emmy ya, Tuhan..” bisiknya di antara derai air matanya yang menyesali sikap acuhnya pada Emmy selama ini.
Bersambung. []
kumpulan kisah lengkap dalam buku Retorika Cinta https://www.alqalammedialestari.com/2023/03/retorika-cinta.html
PROFIL PENULIS
Vemmy Erwidianti atau biasa dikenal dengan nama pena, Ve. Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 21 November 1976. Selain telah menyelesaikan jenjangnya di Strata Satu di Jurusan Ekonomi Akuntasi di Universitas Trisakti, Jakarta, Penulis juga telah menyelesaikan jenjangnya di Bachelor Business of Administration (Honoured) di Jurusan International Business di Edith Cowan University di Western Australia. Penulis pernah bekerja di Universitas Trisakti, PT. WIKA-NGK INSULATORS, CONECTIQUE.COM, dan PT. IMQ (KANTOR BERITA ANTARA). Saat ini Penulis bergerak dalam bidang usaha Party Planner dengan nama “NicAndra Projects”. Adapun karya buku yang ada karya Penulis adalah : “Di Toko Emas”, “Selaksa Roja”, “Travel”, “Jendela Hati Sang Guru”, “Kelok Sebelas”, dan “Kisah nyata Perjalanan Wirausaha Indonesia”, sedangkan Buku Kumpulan Puisi “Aku, Kamu, dan Dia” dan “Tentang Cinta” adalah karya buku solonya. Penulis dapat dihubungi melalui aplikasi Whatsapp (0821 1200 2091), E-Mail (vemmy.erwidianti@gmail.com) maupun media Instagram (vemmy_erwidianti).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar