Aliran-aliran dalam
Pendidikan
Makna pendidikan sangat luas, proses
pembinaan peserta didik sebagai subjek didik harus dilaksanakan. Dalam hal ini
memang ada beberapa aliran dalam pendidikan akan mempengaruhi proses
pendidikan. Adapun aliran yang paling mendominasi seperti dibawah ini
- Aliran Nativisme atau faktor genetik
manusia
Perkembangan manusia itu telah ditentukan
oleh faktor-faktor yang dibawa manusia sejak lahir sesuai dengan tokoh aliran nativisme yakni Schounpenhauer (Jerman:
1788-1860); potensi yang telah terdapat pada waktu dilahirkan itulah yang
menentukan hasil perkembangannya. Potensi yang dibawa sejak lahir inilah yang
sepenuhnya mempengaruhi perkembangan anak, yang baik akan menjadi baik, dan
yang jelek akan menjadi jelek. Menurut kaum nativisme,
pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan, sehingga percuma saja
memberikan pendidikan karena tidak akan membawa manfaat. Dalam ilmu pendidikan
hal ini disebut pesimisme pedagogis.
- Aliran Empirisme (Pengalaman Lingkungan)
Pandangan aliran ini berlawanan dengan
kaum nativisme hal ini ditegaskan
oleh toko aliran ini yang bernama John Locke (Inggris: 1923-170) yang
menyatakan bahwa perkembangan anak menjadi manusia dewasa itu ditentukan oleh
lingkungannya, pendidikan, dan pengalaman yang diterimanya sejak kecil. Hal ini
diperjelas lagi bahwa manusia dilahirkan putih bersih seperti kertas putih,
belum memiliki potensi apapun dan dapat dilatih dari pendidikan dan lingkungan
untuk mengembangkan potensinya. Menurut kehendak lingkungan atau pendidiknya,
manusia dapat dididik menjadi sesuai hasratnya (cita-cita) kearah yang lebih
baik. Kaum empiris mengenalkan istilah optimisme
pedagogis yang menjelaskan bahwa pendidik memegang peranan penting dalam menyediakan
lingkungan pendidikan sebagai pengalaman (empiri:
pengalaman) yang diterima oleh anak.
- Aliran Naturalisme (Belajar dari Alam)
Senada dengan aliran nativisme, bahwa anak dilahirkan dalam kondisi yang baik. Istilah Nature artinya adalah alam atau apa yang dibawa sejak lahir. Jika pengaruh/pendidikan itu baik, maka perkembangannya akan menjadi baik, tapi jika pengaruh itu jelek, akan jelek pula hasilnya. Seperti dikatakan oleh tokoh aliran ini JJ. Rousseau (1712-1778): “…semua anak adalah baik pada waktu baru datang dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi rusak di tangan manusia”. Artinya, anak hendaknya dibiarkan tumbuh dan berkembang sendiri menurut alamnya, manusia atau masyarakat jangan banyak mencampurinya.
- Aliran Konvergensi (Campuran)
Potensi atau pembawaan anak didapatkan
sejak lahir, namun perkembangan selanjutnya ditentukan oleh lingkungan atau
pendidikan yang diperolehnya, tokoh dari aliran ini adalah William Stern
(Jerman: 1871-1939). Dukungan pendidikan atau lingkungan adalah salah satu
penentu potensi dapat berkembang dengan baik atau tidak. Sebaliknya, pendidikan
atau lingkungan tidak akan berhasil baik manakala pada diri anak tidak ada potensi
yang mendukungnya. Pendidikan tergantung dari pembawaan dan lingkungan, seakan
ada dua garis lurus yang menuju ke suatu titik temu (convergen: menuju ke suatu titik) begitu tegas Stern. Aliran
konvergensi pada umumnya dapat diterima secara luas, walaupun masih ada juga
beberapa kritik terhadapnya.
Aliran konvergensi dikritik sebagai yang cocok untuk hewan dan tumbuh-tumbuhan, kalau bibitnya baik dan lingkungannya baik maka hasilnya pasti baik. Padahal bagi manusia hal itu belum tentu, karena masih ada faktor lain yang mempengaruhi yaitu pilihan atau seleksi dari yang bersangkutan. Jadi, orang tua yang baik dan lingkungan yang baik belum sepenuhnya akan memberikan dampak baik anak karena masih ada kperibadian diri sendiri.
- Tut
Wuri Handayani
Ing ngarso sung tuladha (didepan memberi contoh), ing madya
mangun karsa (ditengah memberi dukungan) dan tut wuri handayani ( dibelakang memberi dorongan adalah konsep
pendidikan dari Ki Hadjar Dewantara, seorang pakar pendidikan Indonesia,
sekaligus pendiri Perguruan Taman Siswa. Tut Wuri Handayani berasal dari bahasa
Jawa, “Tut Wuri” berarti “mengikuti dari belakang”, dan “handayani” berarti
“mendorong, memotivasi, atau membangkitkan semangat”. Dari pengertian tersebut
dapat disimpulkan bahwa aliran ini mengakui adanya pembawaan, bakat, maupun
potensi-potensi yang ada pada anak sejak lahir. Dengan kata “tut wuri” berarti
pendidik diharapkan dapat melihat, menemukan, dan memahami bakat atau
potensi-potensi apa yang timbul dan terlihat pada anak didik, untuk selanjutnya
dapat dikembangkan dengan memberikan motivasi atau dorongan ke arah pertumbuhan
yang sewajarnya dari potensi-potensi tersebut.
Dibandingkan dengan
keempat aliran pendidikan yang telah dibahas sebelumnya, tut wuri handayani
lebih mirip dan dekat dengan aliran konvergensi dari William Stern, yang
berpendapat bahwa perkembangan anak (manusia) ditentukan oleh bagaimana
interaksi antara pembawaan atau potensi-potensi yang dimiliki anak yang
bersangkutan dan lingkungan ataupun pendidikan yang mempengaruhi anak dalam
perkembangannya. Dengan kata lain, sifat-sifat dan ciriciri anak (manusia)
dalam perkembangannya ada yang lebih ditentukan oleh pembawaannya, dan ada pula
yang lebih ditentukan oleh lingkungannya, tergantung kepada mana yang lebih
dominan dalam interaksi antara keduanya.
Tut wuri handayani merupakan bagian dari
konsep kependidikan Ki Hadjar Dewantara yang secara keseluruhan berbunyi
sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo artinya jika pendidik sedang berada
didepan maka hendaklah memberikan contoh teladan yang baik terhadap anak
didiknya. Ing ngarso: di depan, sung: asung = memberi, tulodo: contoh/teladan yang baik. Ing madyo mangun karso berarti jika
pendidik sedang berada di “tengah-tengah” anak didiknya, hendaknya ia dapat
mendorong kemauan atau kehendak mereka untuk berinisiatif dan bertindak. Ing madyo: di tengah; mangun: membangun, menimbulkan dorongan;
karso: kehendak atau kemauan.
Ditambah dengan tut wuri handayani yang telah diuraikan sebelumnya, maka
ketiganya merupakan satu kesatuan yang utuh.
sumber buku: https://www.alqalammedialestari.com/2023/03/sejarah-pendidikan-dari-masa-klasik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar