Memeriahkan Diri
Kita menyebut ia cinta, nama yang diam-diam sering mengusik dan membuat berisik. Suatu gerisik bahagia, yang setiap hati memiliki sendiri-sendiri artinya. Ia mendekap hati untuk terus dekat, ia membasuh hati untuk terus suci, dan mengingatkan diri untuk terus memperbaiki.
Kita boleh sebut ia cinta, meski berbeda-beda rasa, ia tetap satu nama. Kita memilih diam atau diungkapkan, ia tetap tak berubah maknanya. Namun, kepada siapa yang halal untuk dilabuhkan? Allah tentu saja tutup tabirnya. Keterhijaban yang membuat kita agar memulihkan hati dari segala goda.
Setelah kita menemukan, ia kita panggil cinta, karena ia tumbuh sebab barokah yang kian utuh. Kita menyebutnya cinta, karena ia menjulang sebab sakinah yang kian menentramkan. Dan kita menyebutnya cinta, karena ia menyatukan, sebab rahmat yang semakin ramah. Ya, kita menyebutnya cinta, sebab ia berada dalam cinta yang paling diridai-Nya.
Maka rasa untuk menemukan itu, memang takdir Tuhan yang paling rahasia. Sebab untuk menemukannya, ada lapisan ikhtiar tanpa jeda, perbaikan diri tanpa pamrih, dan doa tanpa henti-hentinya.
Lantas, jangan kau sebut cinta, jika ia tumbuh kembang sebelum tepat pada waktunya. Karena cinta dirayakan sebab menjaga kesucian, karena cinta dimeriahkan, sebab rahasia yang dijaga dengan perbaikan. Maka sebut saja ia kebencian, sebuah benci karena tak bisa menjaga diri, dari dosa yang kian hari makin tinggi.
Hei, Dear. Seseorang mungkin akan kecewa jika tau rasamu pernah terbagi pada yang bukan milikmu. Maka sebelum kamu menemukannya, meriahkan segala perasaanmu dalam sujud terdalammu dahulu. Tak perlu menyebut ia, karena yang terbaik bukan yang kamu pinta, tapi yang ditakdirkan bersama.
Sumber Buku: https://www.alqalammedialestari.com/2020/01/kita-akan-menemukan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar