Sungging Fantasi

 

Sungging Fantasi

Penulis: Mauladi Rahmansyah

Ukuran: 14,5 x 20,5 cm

Harga: 108.000

Syukur alhamdulillah, buku ini bisa terselesaikan dengan baik. Tentunya, masih banyak kekurangan di sana-sini. Untuk turut serta, meramaikan Khazanah perbendaharaan yang sudah ada. Hal itu, salah satu pendorong semangat menulis.

Terkadang juga, merasakan inspirasi teramat sulit didapat. Namun terkadang juga, inspirasi ada di sekitar kita dengan mudahnya didapat kemudian menuliskannya. Hingga mendorongnya, bersama-sama belajar, agar mampu mengekspresi karya dengan baik lewat tulisan.

Tentu banyak lika-liku, yang mengiringi sampai terselesaikannya buku ini. Menjadi bagian yang ikut serta mewarnai dari isi puisi-puisi di dalamnya. Sebab, puisi adalah ekspresi konkrit dan artistik pemikiran manusia dalam bahasa yang emosional yang berirama – Gunoto Sapari – 1983.

Ada harapan-harapan, yang tentunya semoga ini semua menjadi ladang menuju kebaikan. Baik bagi diri penulisnya maupun sidang pembaca yang budiman. Menjadi pendorong, lahirnya karya-karya dibelakangnya nanti.

Semoga pula, ini menjadi pintu masuk datangnya rizki yang tak terduga, dalam arti yang seluas-luasnya dari makna rizki itu sendiri yang sebenarnya.

Memang benar, apabila “Kesempurnaan” yang kita kejar tentu tidak akan pernah terselesaikan buku ini. Oleh karena, “Kesempurnaan” bagi manusia adalah “Proses” itu sendiri.

Biarlah buku ini, bersama-sama tulisan-tulisan yang ada di dalamnya “Menempati ruang takdirnya sendiri”. Satu hal yang jelas, tidak ada upaya yang sia-sia sekecil apa pun wujudnya selama itu untuk sebuah kebaikan yang seluas-luasnya.

Kerbersahajaan, tercermin di sana-sini dan apa adanya dari sebuah mata rantai proses yang ada, yang masih terus berlangsung sampai proses itu sendiri yang menghentikannya. Dengan segenap kerendahan hati, biarlah semua mengalir apa adanya dan alamlah yang akan menyeleksinya.

Kamus Bahasa dan “Kamus Kehidupan” serta manusia dengan kemampuannya mendramatisir dan menafsirkan, menuangkannya dalam bait-bait puisi, tidak ada habisnya sepanjang masa. Seiring dengan berkembangnya peradaban.

Semoga, upaya-upaya yang telah dilakukan menjadi salah satu unsur yang semakin memperindah harmoni “Lukisan besar” yang sudah ada. Bukan sebaliknya malah semakin mengacaukan semuanya. 

Teriring doa, dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang ikut serta membantu terselesaikannya buku ini. Kepada kedua orang tua, yang semakin sepuh dimakan usia, di tengah-tengah badai gelombang kehidupan, yang kadang-kadang mengganas menuntut kesabaran lebih, serta tawakal kepada Yang Maha Kuasa.

Serta saudara-saudaraku semua, yang selalu ikut membantu dengan kemampuan yang ada. Tidak lupa kepada sahabat-sahabatku, yang ternyata jumlahnya kian berkurang, setelah mengalami “Seleksi alam” dan itulah, yang sering kali membuatku terkaget bukan kepalang.

Memang sahabat yang paling setia, baik dalam suka dan duka, selalu menemani adalah buku.

Hari-harimu adalah lembaran perbuatanmu, maka isilah dengan perbuatan terbaikmu yang namanya percobaan tidak ada batasnya, dan orang yang berakal akan terus mencoba.

Sesungguhnya manusia adalah bahan pembicaraan bagi generasi sesudahnya, maka jadilah bahan pembicaraan yang baik terutama bagi orang-orang yang sadar.