Karya: Redup di Negeri Merdeka
Di kalangan rakyat di desanya biasa di panggil Roy
atau Boy. Lahir 5 Desember 1985 dari keluarga sederhana, yang jauh dari gelar
ningrat, dari ayah seorang petani juga penjual ikan sepeda keliling yang di
sisa hidupnya mengabdi untuk desa tecintanya sebagai kepala dusun, dan ibu
seorang petani letaknya di sebelah timur bukit Huntulobutu Pentadio, kec Telaga,
kab.Gorontalo. Terlahir di sebuah rumah bambu yang letaknya jauh dari licinnya
jalan aspal dan jauh dari nikmatnya cahaya bola lampu, padahal Negara menjamin
lewat UUDNRI 45 bahwa “bumi air dan seluruh yang terkandung di dalamnya di
kuasai sepenuhnya oleh Negara yang di peruntukan untuk kesejahteraan rakyat”
sebab benderangnya lampu listrik bisa menemaninya mengerjakan soal-soal PR dari
guru nanti pada tahun 2000 setelah sekian tahun negeri ini merdeka.
Tamat
SD di SDN Inpres Pentadio Timur.
Sempat menimba ilmu sebagai santri di Pondok pesantren Hubulo, kemudian pindah
ke Mts Al-Muballighin (sekarang Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Kab. Gorontalo)
sekolah yang di perjuangkan pamanya sendiri Kyai.Nurdin Kuki Utina, Ketua Osis
pernah dijabatnya dan menjadi muballigh/penceramah tim safari Ramadhan Mts
Al-Muballigh ke masid-masjid setiap bulan puasa. Di bawah asuhan guru-guru di
Mts Al-Muballighin ia berhasil mendapat juara 1 pada debat siswa tingkat SLTP
sekecamatan Telaga hingga lomba pidato berbahasa daerah tingkat kab.Gorontalo pun
dengan juara 1 di raihnya saat menjadi siswa Mts meski dengan jas pinjaman.
Setelah lulus dari Mts dahaga akan ilmu pengetahuan membawanya untuk terus
menjala ilmu di samudera ilmu Madrasah Aliyah Negeri Model Gorontalo tapi tak
terselang berapa lama dia harus berhenti sekolah.
Meski
telah tertinggal jauh dari teman-temannya rasa rindu akan bangku sekolah
membawanya kembali mengakrabkan jari jemarinya dengan pena dan
lembaran-lembaran kertas buku dengan menjadi siswa SMUN 1 Gorontalo tapi
lagi-lagi angan-angan dari anak rakyat desa untuk meraih cita-cita harus harus
kalah dengan kerasnya himpitan ekonomi yang mengharuskan dia berhenti sekolah
sebelum deretan angka-angka nilai di ijazah dia peroleh. Tapi api cita-cita
yang terus berkobar seakan membakar “kekalahannya” setelah membaca kisah Bung
Karno dan Bung Hatta yang tetap sekolah meski di bawah intimidasi kolonialisme,
mengapa kita hidup di alam merdeka tidak memerdekakan diri untuk bisa menikmati
pendidikan?!
Berhenti
sekolah tidak membuatnya diam, di samping menjalani hidup sebagai pemburu hidup
di pinggiran trotoar sebagai pekerja di Martabak Holland Serimpi, pekerja di
café minuman tradisional Sarabba/air jahe, pekerja di restaurant mini dan
menjadi tukang ojek tengah malam, bahkan menjadi pemulung kaleng bekas pernah
mewarnai perjalanan hidupnya di jantung kota Gorontalo, ia ikut
kegiatan-kegiatan yang beraroma kebangsaan di antaranya terpilihnya puisi
karangannya yang berjudul “Merdeka Setengah Hati” sebagai 10 besar pada lomba
menulis puisi dalam rangka HUT Proklamasi RI yang diselenggarakan salah satu radio
swasta di Limboto. Jiwa cinta tanah airnya juga terpanggil ketika melihat
kerusakan-kerusakan lingkungan
itu terlihat ketika ia terlibat dalam “Sayembara” short massage service
peduli lingkungan magrove Teluk Tomini Sustainable Coastal Livelihoods and
Management (SUSCLAM). Dengan
ijin dan kuasa Tuhan pada tahun 2009 SKB Limboto yang menjadi bumi baginya
untuk menancapkan tekad menambang kembali cita-cita setelah beberapa tahun
bongkahan-bongkahan intan ilmu pengetahuan terpendam di bumi harapannya hingga
pada 2009 ia di amanahkan oleh SKB Limboto menjadi peserta HAI (Hari Aksara Internasional), akhirnya
lembaran ijazah SMU/kesetaraan bisa dia peroleh setelah menempuh proses belajar
hingga lulus sebagai tiket untuk melangkahkan kaki menuju gerbang Fakultas
Hukum Kampus Perjuangan Universitas Gorontalo. Yang Alhamdulillah anak desa itu
pada tahun 2014 berhasil meraih gelar Sarjana Hukumnya dengan IP yang sangat
memuaskan 3,69.
Sejak
mengikuti BASTRA (Basic Traning) LK 1 Himpunan Mahasiswa Islam komisariat Hukum
ia banyak belajar dari senior-seniornya di HMI cab.Limboto, yang pada 2012 ia
menduduki Ketua BEM Fak.Hukum setelah bertarung di arena politik kampus menuju
ketua BEM Fak.Hukum 2012-2013 berkat dukungan saudara-saudaranya seperjuangan
yang tergabung dalam PASRAH (Pasukan Sayang Rahman-Yahya). Pertarungan politik
kampus kembali memanggilnya untuk bertarung sebagai kandidat pada pemilihan
presiden dan wakil presiden BEM Universitas Gorontalo 2013-2014.
Rupanya
jiwanya yang merakyat, sederhana dan senang berada di tengah masalah-masalah
yang menimpa rakyat menjadikan dia sempat di lirik oleh beberapa Partai politik
untuk mengaplikasikan pengabdiannya di bawah kibaran bendera partai, tetapi
dengan rendah hati dia belum menerimanya. Proses perkuliahan dan aktivitasnya
layaknya anak-anak desa yakni mengembala sapi tidak membuatnya lalai dari
pengabdian pada masyarakat ia kerap bersuara di media-media cetak, turun
kejalan bersama kawan-kawan mahasiswa segorontalo melakukan demonstrasi
mengkritik kebijakan-kebijakan penguasa yang tidak populis, aksi unjuk rasa menolak
Eksploitasi Hutan lindung oleh salah satu perusahaan besar. Bersama kawan-kawan
aktivis dan senior di kampus perjuangan Universitas Gorontalo ia pernah
terlibat ketegangan dengan aparat ketika ingin bertemu orang nomor dua di
negeri ini era Indonesia bersatu jilid II dalam kunjungannya pada Internasional
Maize Confrence di daerah
jagung Gorontalo.saat masih berstatus mahasiswa hingga setelah menyelesaikan
S1nya di Fakultas Hukum dia dengan senang hati menerima rakyat yang datang
berdiskusi tentang hukum hingga mendampingi mereka. Itu semua karena sewaktu
mahasiswa dia banyak belajar dari senior-senior dan dosennya, termasuk
pendampingan terhadap seorang buruh salah satu perusahhan yang tidak dibayar
pesangonnya.
Jiwa
Bhineka Tunggal Ika dan lembaga BEM Hukum yang dikomandaninya beroleh piagam
penghargaan dari BEM Universitas Gorontalo sebagai peserta malam inagurasi
dengan sebuah seni teater yang bertema kerukunan antar umat beragama di Indonesia
yang di tampilkan pada malam inagurasi. Dia pun pernah tercatat sebagai
pengurus Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (MASIKA ICMI)
kab.Gorontalo. Jenjang kaderisasi di kampus dari LK I, II, III telah dia
selesaikan dan pada tahun 2012 beroleh kesempatan menjadi peserta Studi Tour
Universitas Gorontalo ke Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, yang
sebelumnya ia dan lembaga BEM yang di pimpinnya mendapat undangan Debat
Konstitusi dan kompetisi Peradilan Semu yang diselenggarakan oleh Universitas Islam
Indonesia yogyakarta dan Universitas Brawijaya Malang meski tidak sempat
mengikutinya, ia dan timnya meraih Juara 1 pada Debat Konstitusi antar
mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gorontalo.
Bakat
lainnya juga melekat pada diri pemuda
yang rendah hati ini yakni menjadi juara 1 pada lomba ceramah antar mahasiswa
Universitas Gorontalo tahun 2012. Menjelang semester akhir ia dan salah seorang
saudara seperjuangannya di dunia kampus, yang diamini oleh beberapa teman di
Fakultas Hukum telah menggagas berdirinya organisasi yang bergerak dalam bidang
pemberantasan korupsi, yang olehnya ingin diberi nama KAWAT DURI (seriKat mahAsisWa
AnTi dan peDUli koRupsI) dan
organisasi di bidang jurnalis PERISAI (Persatuan Jurnalis Mahasiswa) tapi
hingga toga dan jubah wisuda di kenakannya kedua organisasi tersebut masih
berbentuk sebuah gagasan. Saat mengomandani BEM Hukum ia dan saudara-saudara
pengurus BEM membuat terobosan program wisata nasionalisme ke Taman Makam Pahlawan
dan praktek pengadilan kepada mahasiswa baru. Sebagai bentuk kepeduliannya
terhadap proses demokrasi ia terlibat sebagai tim pemantau pemilihan Gubernur
Gorontalo 2011 beberapa kegiatan yang pernah di ikutinya antara lain, seminar
nasional dan di alog publik :
v Seminar
Nasional “solusi pemberantasan Korupsi di Indonesia” dengan pemateri
Bapak Sujanarko Direktur Pembinaaan Jaringan Kerja Antarkomisi dan Inatansi
KPK.
v Seminar
Nasional tentang pemilih muda di laksanakan oleh CEEPP (Centre For Election And
Political Party) oleh Reni Swarso P.hd dari Universitas Indonesia.
v Seminar
Nasional APKLI (Asosiasi Pedagang Kaki Lima).
v Cermah
ilmiah-ilmiah “penerapan UU no 8 TAHUN 2010 tentang TPPU upaya untuk
mengefektifkan pemberantasan korupsi di Indonesia “oleh Wakil ketua KPK
Adnan Pandu Praja SH, S.Pn LLM.
v Stadium
Generale “kepemimpinan dan membangun peradaban bangsa” oleh Prio Budi
Santoso wakil ketua DPR-RI periode 2009-2014
v Seminar
Nasional “Strategi pemasyarakatan nilai-nilai Pancasila dalam membangun
karakter bangsa” oleh MPR-RI.
v Mengikuti
peringatan hari Anti korupsi sedunia sekaligus peresmian warung kejujuran
Universitas Gorontalo oleh penasehat KPK.
v Seminar
Gorontalo dan Pagelaran Budaya “Mengayuh Masa Depan Gorontalo Lewat Agama
dan Seni”
v Dialog
(Milu Muda) pemilu muda yang di selenggarakan kerjasama UG, KPU, Panwas dan
Radio Republik Indonesia (RRI)
v Dialog
public wawasan dan kebangsaan “Relevansi Pancasila sebagai dasar Negara yang
demokratis oleh LSM Pilar Bangsa.
v Dialog
tentang Psikologi anti korupsi di TVRI Gorontalo.
v Diskusi
kartini abad 21 “Strategi dan partisipasi perempuan dalam pembangunan
daerah”
v Mengikuti
MPR-RI Goes To Campus dalam rangka Sosialisasi Pancasila, Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
Bhineka Tunggal Ika di UG.
v Diskusi
regional- “Literasi Arsip dan cita-cita lintas generasi” oleh PUSAR (Pusat Analisis Regional) INDONESIA.
v Dialog/sosialisasi
tentang Hutan Tanaman Industri di Gorontalo.
v Dialog
tentang UU lingkungan hidup.
v Dialog
pemuda dan masa depan Gorontalo “refleksi terhadap degradasi nilai dan jati
diri pemuda” kerja sama HMI(Himpunan Mahasiswa Islam) dan KNPI(Komite
Nasional Pemuda Indonesia)
v Mengikuti
berbagai kegiatan sosialisasi anti Narkoba oleh Badan Narkotika Nasional
Provinsi Gorontalo.
v Dialog
sosialisasi tentang Lembaga Bantuan Hukum (LBH) UG di TVRI Gorontalo.
v Menghadiri
silahturahim kader lembaga dakwa kampus sesulawesi-Gorontalo.
v Menghadiri
silahturahim HMI Sulut-Go di Gorontalo.
v Menghadiri
Advance Training LK III Nasional yang dilaksanakan oleh HMI di Gedung MessHaji
Gorontalo.
v Menghadiri
kunjungan Menteri kehutanan RI Ir.Zulkifli Hasan(sekarang Ketua MPR-RI ) di
salah satu Perguruan tinggi Gorontalo sekaligus penanaman pohon.
v Berdua dengan slah satu temannya mewakili
unsure mahasiswa Mengikuti sosialisasi UU penanganan konfliuk sosial di Mapolda
Gorontalo.
v Mengikuti
dialog/sosialisasi UU KIP Keterbukaan Informasi Publik di UGCC.
v Mengikuti
Penyuluhan Hukum Serentak dengan tema Cerdas Hukum dalam masyarakat Ekonomi
Asean (Asean Economic Community)
v Menghadiri
inter medit training LK II yang di laksanakan oleh HMI cabang Limboto.
v Mengikuti
kegiatan tentang literasi nasional bersama seluruh pegiat literasi seIndonesia
di Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar