Jalan Setapak
Penulis: Anak-Anak TKI
Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm
Harga: 68.000
ISBN: 978-602-5475-42-9
TESTIMONI
“Menjadi Indonesia adalah tentang memperjuangkan sebuah cita-cita mulia.
Meski tidak lahir di negerinya, namun darah perantau yang mengalir padanya
mengajarkan mereka tentang keberanian dan tanggungjawab. Semangat anak-anak ini
membuat kita sadar bahwa letak mimpi adalah sedekat usaha dan doa.”
Muhammad
Nur Huda
"Menjadi bagian dalam hidup mereka adalah sebuah keberuntungan, di
mana kita bisa belajar untuk tetap berjuang walau berada di perantauan. Buku
Jalan setapak ini akan menyadarkan kita betapa dalamnya rasa cinta anak-anak
TKI melalui sajak-sajak dalam puisi yang terungkap dari hati yang penuh dengan
ketulusan untuk Negara tercinta, Indonesia."
Vania
Natassia
"Semangat dalam mencari ilmu tertuang dalam buku antologi puisi
ini. Meskipun sedang tidak berada di negeri sendiri, namun anak-anak TKI
memiliki kemauan kuat dan usaha yang akan dipersembahkan pada Indonesia. Buku
ini dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak Indonesia dalam kompetisi
memperbaiki kualitas diri dan menjadi sarana latihan dalam pembelajaran."
Yulli
Hariyani
“Di pelosok Negeri Sabah terdapat mutiara negeri yang mengenal dan
melihat Indonesia hanya melalui cerita, televisi, dan buku-buku. Jauh di sudut
hati mereka rasa rindu membara akan tanah tumpah darah Indonesia. Kebanggan
menjadi anak Indonesia dituangkan dalam kumpulan puisi untuk Indonesia. Semoga
menjadi inspirasi saudara sebangsa dalam memajukan dan melatih diri ke arah
yang lebih baik.”
Nurjanita
“
Rangkaian sajak
anak-anak Indonesia di Malaysia, dengan segala keterbatasan yang ada tidak
menghentikan mereka untuk menggema ke seluruh penjuru Indonesia.Kerinduan,
semangat, dan janji terhadap negeri yang tertuang dalam buku ini adalah
inspirasi untuk terus membuat dan melangkah setapak demi setapak dalam meraih
mimpi dan berbakti pada diri, orang tua dan negeri tercinta ini.”
Rangga Bhakty Iskandar
"Sebaik-baik teman duduk sepanjang waktu adalah buku".
Kumpulan puisi ini insyaaAllaah akan menjadi salah satu teman duduk terbaik
kita. Mungkin tidak sepuitis puisi-puisi para pujangga, namun sebaik-baik
kata-kata adalah yang ringkas dan mengena.
Saat
membaca yang tentang Ibu, Ayah, Negara dan Guru,
bagi saya mengena sekali, sehingga menjadikan kita dapat terhindar dari
bencana pengetahuan, yaitu LUPA.
Terakhir,
saya ijin adapt and adopt sebuah Mahfudzot: Iqro' maa kutiba wa laa
taqro' man kataba, yang artinya, "Bacalah apa yang dituliskan,
jangan membaca siapa yang menuliskan".
MaasyaaAllaah...
Tabaarokallaah...
#SEMOGAiniBAIK
#insyaaAllaah
#senyum
Mochamad
Mahir Haqiqi
“Berhentilah memikirkan semua alasan mengapa sesuatu tak berhasil,
pikirkanlah satu alasan mengapa ia akan berhasil. Tetap semangat dan teruslah
berjuang tuk meraih mimpi.”
Maria Elishabet Nidi Keraf
“Keinginan yang besar
tidak akan terwujud tanpa usaha yang besar pula. Buku ini adalah hasil
pergulatan pikiran, imajinasi, dan isi hati anak-anak TKI yang berada di Negeri
Jiran. Keinginan dan cita-cita mereka yang begitu mulia diwujudkan dengan
ketekunan dan keuletan demi mengejar mimpi. Semua itu tertuang dalam buku ini.
Semoga buku ini menjadi bagian dari inspirasi kita.”
Ahmad Farmozi Zain
“Puisi adalah luahan
hati bagi setiap manusia begitu juga kata-kata mereka yang pastinya mempunyai
seribu arti dalam kehidupan harian yang dilalui tanpa keterbatasan waktu dan keadaan.
Tidak ada perkara yang lebih mudah jika kita tidak merasakan perkara yang lebih
susah sebelumnya.”
Siti Faridah Mohd Yusup
“Sampaikan sejuta rasa dengan kata. Biarpun
sederhana tapi sarat makna. Selamat menikmati goresan pena mereka. Mutiara bangsa
yang berada nun jauh dari ibu pertiwi. CIta-cita dan kecintaan akan
tanahairnya, selalu dan akan tetap mengiringi dalam setiap langkah, dari dan
untuk Indonesia.”
Setiyarini
“W.O.W..WoW Cetharrr,,Dah nungguin karya begini dari kalian guys murid2
keceh, plus gurunya tentunya.hehehe..Then you all did it,,Bukan tentang
indahnya, tapi tentang ketulusannya. Nasionalis dan Patriotis yg kini mulai
langka ada di mata mereka. Bangga banget pernah jadi bagian dari kisah
kalian..Dan jadilah saksi dari secuil kisah mereka juga dg meresapi setiap
stanzanya.
Hold
others' hands to realize their dreams, then trust me you'll achieve yours.”Abu
Huda
“Bapak Nur Huda, bagi kami beliau adalah
seorang pejuang pendidikan masa kini. Setelah sebelumnya menerbitkan karya
pertamanya yang berjudul Cerita Kunang-Kunang Negeri, kini beliau mengajak para
siswanya untuk ikut berkarya menciptakan sebuah pencapaian yang belum tentu mampu
dilakukan orang lain dengan mudah. Antologi puisi dalam buku yang berjudul
Jalan Setapak ini menggambarkan betapa mereka anak-anak negeri yang meski
berada di tanah yang bukan negara sendiri, tapi mampu berkontribusi dalam bentuk
karya untuk Indonesia. Mempesona!”
Melly
Lestari, Owner Penerbit CV Al Qalam Media Lestari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar