Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - A1
25k / bulan
60k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - A2
25k / bulan
60k / 3 bulan

Realitas Budaya Masyarakat Religius


 

Realitas Budaya Masyarakat Religius

Penulis: 

Noor Fatmawati - Ahmad Fauza Taufiqurrohman - Naimatun Nadhiroh - Faizatun Nikmah - Indah Sekar Sari - Praditya Anggraeni - Ahmad Dimas Wahyu Saputra - Jati Nur Winasis - Lailin Lutfiah - Imroatun Nafisah - Saibatus Sa’diyah - Pitri Wijayanti

ISBN: 978-623-6271-65-0

Harga: 105 halaman


Realita yang ada di Indonesia dewasa ini adalah moralitas dan karakter generasi penerus bangsa, khususnya remaja sedang menghawatirkan (Ritonga 2021), dimana banyak kasus yang menunjukkan adanya kemerosotan nilai-nilai karakter, berupa tawuran, tindakan asusila (Moh. Wahyu Kurniawan 2021), maupun mengonsumsi narkoba dan miras, serta kejahatan (Lesmana, Nurul Fatimah, and Gustaman 2019) yang terjadi di beberapa daerah. Selain itu, perilaku remaja ada yang sudah menyentuh pada tindakan kriminal yang melanggar hukum secara yuridis (Tjukup et al. 2020). 

Degradasi karakter ini salah satunya disebabkan adanya globalisasi yang menjadikan remaja hampir melupakan karakter dan kebudayaan bangsa (Kurniawan, Soegeng, and Artharina 2021). Globalisasi yang tidak difilter dengan baik, mengakibatkan gaya hidup remaja yang berorientasi pada materi, hedon, dan cenderung bebas (Mawaddah 2016). Permasalahan tersebut membuat masyarakat mengeluh dengan perilaku remaja sekarang yang merosot bahkan tindakannya sampai meresahkan banyak pihak (Oktari and Kosasih 2019). Hal ini dikarenakan kurang tertanamnya nilai-nilai karakter sejak usia dini (Tarmidzi and Sugiarti 2019), serta pembiasaan atau habituasi moral dalam keluarga.

Permasalahan lain yang muncul pada remaja adalah rendahnya kesadaran terhadap lingkungan, contoh kecil yang sering kita jumpai di lingkungan masyarakat adalah membuang sampah sembarangan (Efendi, Baskara, and Fitria 2020). Sampah sebagai hasil limbah kehidupan manusia menjadi hal penting untuk diperhatikan, karena bisa mengakibatkan pencemaran, banjir, dan kumuh (Elmy and Winarso 2020). Kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sekitar juga masih sangat minim bagi kaum remaja (Naziyah et al. 2021). Sikap peduli lingkungan diperlukan sebuah habituasi hidup bersih dan peka terhadap lingkungan dari keluarga dan lingkungan masyarakat.

Berdasarkan permasalahan di atas, pendidikan menjadi dasar dalam menanamkan karakter generasi penerus bangsa (Wibowo 2020), sebagai cara untuk character building (Syaroh and Mizani 2020). Character building atau pembentukan karakter melalui pendidikan ada empat jenis karakter, yaitu: pendidikan karakter berbasis religius, pendidikan karakter berbasis lingkungan, pendidikan karakter berbasis nilai budaya, dan pendidikan karakter berbasis potensi diri (Lesmana, Nurul Fatimah, and Gustaman 2019). Konteks permasalahan yang dijelaskan di atas, pendidikan karakter yang urgen adalah berbasis religious dan lingkungan. Kedua pendidikan karakter ini diharapkan bisa dijadikan sarana pemecahan masalah yang terjadi.

Adapun cara pembentukan karakter bisa dilaksanakan dengan pembiasaan nilai-nilai karakter dalam lingkungan masyarakat melalui kultur atau budaya (Sitorus and Lasso 2021), karena budaya berfungsi sebagai norma-norma sosial yang memberikan pengaruh signifikan dalam mengatur sikap maupun perilaku masyarakat (Kholidah 2019). Pembiasaan atau habituasi karakter melalui budaya terlihat pada masyarakat Desa Glagahwaru Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus. Pemerintah desa bekerja sama dengan seluruh elemen masyarakat kompak melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dijadikan wadah untuk habituasi nilai-nilai karakter, khususnya karakter religious dan karakter peduli lingkungan.

Kegiatan-kegiatan tersebut bisa dikatakan sebagai budaya lokal karena berupa nilai dan aktivitas yang merupakan warisan leluhur masyarakat setempat (Kholidah 2019). Pada habituasi nilai-nilai karakter religious, remaja Desa Glagahwaru diwadahi organisasi IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama) dan IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama) tingkat ranting membuat program kerja berbasis keagamaan yang bertujuan untuk membentuk karakter religious. Selain itu, budaya lokal masyarakat yang mencerminkan habituasi nilai-nilai karakter religious terlihat pada kegiatan seperti, tahlilan, manaqiban, selapanan, dan perayaan hari besar Islam, yang mana sebagian besar dilakukan oleh remaja desa. 

Realitas budaya lokal sebagai wadah untuk melakukan habituasi nilai-nilai karakter di Desa Glagahwaru sangat menarik dikaji. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menganalisis habituasi nilai-nilai karakter religius dan peduli lingkungan bagi remaja melalui budaya lokal di Desa Glagahwaru. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai habituasi nilai-nilai karakter religius dan peduli lingkungan, sehingga berkontribusi untuk memberikan solusi permasalahan yang dialami remaja terkait degradasi moral dan rendahnya sikap peduli lingkungan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640