Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

Nilai dan Unsur Budaya Tradisi Grebek Dukutan

 


Nilai dan Unsur Budaya Tradisi Grebek Dukutan

Penulis: Isa Maryati, S.Pd

ISBN: 978-623-6271-18-6

Harga: 50.000


Budaya atau kebudayaan dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dapat diartikan bahwa kebudayaan berkaitan dengan budi dan akal. 

Menurut Sukidin (2003:50) kata kebudayaan dalam bahasa inggris diterjemhkan dengan istilah culture. Dalam bahasa Belanda di sebut cultuur. Kedua bahasa ini diambil dari bahasa latin colore yg berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan mengembangkan tanah. Dengan demikian culture atau cultuur diartikan sebagai segala kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam. Ada pula yang berpendapat bahwa kata budaya dari budi daya yang berarti daya dari budi, yaitu berupa cipta, karsa, dan rasa (Koentjaraningrat 1980 dalam Munandar 2005: 21). 

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain. 

Seiring berjalannya waktu, masuknya agama Hindu Budha ke Indonesia secara pasti belum diketahui. Tetapi pada tahun 400 M dipastikan agama Hindu Budha telah berkembang di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan prasasti pada Yupa di Kalimantan Timur. Prasasti tersebut menunjukkan bahwa telah berkembang kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dengan adanya kerajaan pada tahun 400 M, berarti agama Hindu Budha masuk ke Indonesia sebelum tahun tersebut. Terdapat beberapa pendapat atau teori tentang pembawa agama Hindu Budha ke Indonesia. Teori-teori itu adalah sebagai berikut . 

1. Teori Brahmana, menyatakan bahwa penyebaran pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa kaum Brahmana.

2. Teori ksatria, menyatakan bahwa penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia adalah orang-orang India yang berkasta ksatria. Di Indonesia mereka kemudian mendirikan kerajaan-kerajaan serta menyebarkan agama Hindu.

3. Teori Waisya, menyatakan bahwa penyebar agama Hindu ke Indonesia adalah orang-orang india yang berkasta Waisya. Para penyebaran pengaruh Hindu itu terdiri atas para pedagang dari India.

4. Teori Arus Balik, menyatakan bahwa para penyebar pengaruh Hindu ke Indonesia adalah orang-orang Indonesia sendiri. Mereka mula-mula diundang atau datang sendiri ke India untuk belajar Hindu. Setelah mengusai ilmu tentang agama Hindu, mereka kemudian kembali ke Indonesia dan menyebarkan pengaruh Hindu di Indonesia.

Keempat teori tentang penyebaran agama Hindu ke indonesia tersebut masing-masing memiliki kebenaran dan kelemahannya. Kaum Ksatria dan Waisya, tidak memiliki kemampuan menguasai Kitab Suci Weda. Sementara kaum Brahmana tidak dibebani untuk menyebarkan agama Hindu walaupun mereka dapat membaca kitab suci Weda. Kaum Brahmanapun memiliki pantangan menyeberangi laut. Yang paling mungkin adalah, orang-orang Indonesia datang belajar ke India untuk mempelajari agama Hindu, kemudian merekalah yang menyebarkan agama tersebut ke Indonesia. Penyebaran ini menjadi lebih efektif, karena orang-orang Indonesia jauh lebih memahami mengenai kondisi sosial, adat dan budaya negerinya sendiri.

Perihal tersebut menyebabkan terjadinya akulturasi budaya lokal dan budaya asing. Menurut Redfield (1936) dalam Suryana (2007:103)  Akulturasi adalah perubahan besar yang terjadi dalam kebudayaan sebagai akibat adanya kontak antar kebudayaan yang berlangsung lama. Hal itu terjadi apabila ada kelompok-kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda saling berhubungan secara langsung dan intensif. Hal tersebut mengakibatkan timbulnya perubahan-perubahan besar pada pola kebudayaan pada salah satu kelompok atau keduanya. Perubahan kebudayaan akibat adanya proses akulturasi tidak mengakibatkan perubahan total pada kebudayaan yang bersangkutan, hal ini disebabkan karena ada unsur-unsur kebudayaan yang masih bertahan, masyarakatpun ada yang menerima sebagian atau mengadakan penyesuaian dengan unsur-unsur kebudayaan yang baru. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640