Kami adalah penyedia jasa penerbitan dan percetakan yang telah beroperasi sejak tahun 2016, dan bergabung menjadi anggota IKAPI dengan nomor 258/JTE/2023. Jika Anda memiliki naskah yang masih nganggur, daftar dan terbitkan bukumu sekarang !!!LIHAT PAKET TERBIT- Menulis Untuk Kemanfaatan -

no-pad-v widgetNoTitle noCapSlider

6/slider/Featured/16-9/1480

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM - KAMTO

 





IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK DAN MUTU PENDIDIKAN ISLAM

(Kamto)

 

 

ABSTRACT

Strategic management is a top management to be implemented on all levels within the organization in order to achieve the objectives that have been formulated to achieve an organization. While the quality of Islamic education is conformity with the needs of Islamic education. Like a quality company is a company that controls market share because the results of its production in accordance with the needs of consumers, resulting in satisfaction for consumers. If consumers feel satisfied, then they will be faithful in buying the company product either in the form of goods or services. The strategic management process consists of three stages, first, strategy formulation, strategy implementation and strategy assessment. Strategy formulation includes vision and mission development, identification of organizational external threats, awareness of internal strengths and weaknesses, setting long-term goals, searching for alternative strategies, and selecting specific strategies to achieve goals. The implementation of the strategy includes the development of a supportive culture of strategy, the creation of an effective organizational structure, the redirection of marketing efforts, budget preparation, development and utilization of information, and the association of employee compensation with organizational performance.

ABSTRAK

Manajemen strategik merupakan manajemen puncak untuk diimplementasikan pada seluruh jajaran dalam organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah dirumuskan guna mencapai suatu organisasi. Sedangkan mutu pendidikan Islam ialah kesesuaian dengan kebutuhan pendidikan Islam. Ibarat perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa. Proses manajemen strategik terdiri atas tiga tahap, pertama, perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi ancaman eksternal organisasi, kesadaran akan kelebihan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan. Sedangkan penerapan strategi itu mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengerahan ulang upaya- upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan informasi, dan pengaitan kompensai karyawan dengan kinerja organisasi.

 

Kata Kunci : Manajemen strategik dan Mutu Pendidikan Islam

 


 

 

 

I.       PENDAHULUAN

Menurut Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Baswedan mengatakan bahwa sekolah Indonesia yang tidak memenuhi standar kelayakan minimal itu 70 persen lebih (Suara Merdeka.com: 2014). Data hasil survei tentang Human Development Index (HDI) oleh United Nation Development Program atau UNDP menyatakan bahwa Indonesia menempati peringkat 113 dari 177 negara di dunia (Abdul Hadi dan B. Nurhayati: 2010,2). Kondisi realitas yang disampaikan oleh Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah, Anis Baswedan dan hasil survei oleh UNDP di atas, dapat dijadikan refleksi pendidikan kita yang notabene merupakan negara berkembang dalam menghadapi era global mendatang khususnya pendidikan Islam. Dengan demikian setiap komponen pendidikan secara hirarkis perlu mengoptimalkan daya kemampuan dalam meningkatkan manajemen dan taktik-strateginya untuk mengambil kebijakan dalam menghadapi era globalisasi.

Perlu diketahui bahwa pengaruh globalisasi tidak dapat dihindarkan dari setiap pendidikan, khususnya pendidikan Islam untuk melakukan perubahan dan pembenahan dalam rangka mencapai mutu yang diharapkan pelanggan. Di dunia pendidikan Islam saat ini, persaingan tidak dapat dihindarkan dengan munculnya lembaga-lembaga pendidikan mulai dari play group/RA, MI, MTs, MA sampai perguruan tinggi. Tentu ini sebuah tantangan bagi dunia pendidikan Islam kita untuk melakukan upaya-upaya penataan organisasi dalam rangka meningkatkan kualitas mutu pendidikan Islam yang disesuai dengan tuntutan perubahan baik ditingkat prilaku konsumen maupun produsen pendidikan.

Perubahan di tingkat perilaku konsumen misalnya, dalam hal ini adalah masyarakat (orang tua dan siswa). Konsumen kini menjadi semakin banyak tuntutan, baik mengenai kualitas lulusan, fasilitas pendidikan maupun biaya pendidikan. Oleh kareena itu manajemen pendidikan Islam harus  mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat dan dapat bersaing secara efektif dalam konteks lokal, nasional bahkan dalam konteks global.

Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing dan tuntutan perubahan akibat derasnya arus globalisasi, maka penerapan manajemen strategik menjadi sebuah keniscayaan, terutama di lembaga pendidikan Islam. Dengan penerapan manajemen strategik, lembaga pendidikan Islam akan mampu bersaing dan dapat meningkatkan kualitas mutu dan layanan pendidikan serta mampu mengantisipasi dinamika perubahan.

 

II.   PEMBAHASAN

A.     Implementasi Manajemen Strategik Pada Pendidikan Islam

1.      Pengertian Manajemen Strategik

Meskipun para pakar memberikan definisi yang berbeda-beda tentang manajemen strategik, suatu hal yang biasa dalam kegiatan ilmiah kiranya tidak akan jauh dari kebenaran apabila dikatakan bahwa manajemen strategik adalah “serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut” (Sondang P. Siagian: 2011,15).

Pengertian manajemen strategik dalam konteks ini adalah serangkaian dan tindakan mendasar yang dibuat oleh manajemen puncak suatu pendidikan Islam untuk diimplementasikan pada seluruh jajaran dalam rangka pencapaian tujuan yang sudah dirumuskan guna mencapai tujuan pendidikan Islam. Namun demikian menjadi suatu kebutuhan bagi kita semua untuk tidak hanya berhenti dipengertian saja, tetapi harus mengetahui tahap-tahap dari proses manajemen startegi yang dibutuhkan untuk mencapai mutu pendidikan Islam.

2.      Tahap-Tahap Proses Manajemen Strategik

Proses manajemen strategik terdiri atas tiga tahap, pertama, perumusan strategi, penerapan strategi dan penilaian strategi. Perumusan strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi ancaman eksternal organisasi, kesadaran akan kelebihan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif, dan pemilihan strategi tertentu untuk mencapai tujuan.

Sedangkan penerapan strategi itu mencakup pengembangan budaya yang suportif pada strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran, penyiapan anggaran, pengembangan serta pemanfaatan informasi, dan pengaitan kompensai karyawan dengan kinerja organisasi.

Adapun penilain strategi itu mencakup tiga aktifitas penting, yaitu: pertama, peninjauan ulang faktor-faktor ekternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini. Kedua, pengukuran kinerja, dan ketiga pengambilan langkah korektif (Fred R. David: 2011,6-7).

Tahapan-tahapan manajemen strategik ini, jika diterapkan sebagaimana mestinya pada sebuah lembaga pendidikan Islam, maka niscaya akan tercipta kondusifitas lembaga untuk menjadi suatu tim yang kompetitif baik ditingkat lokal, nasional maupun internasional. Untuk menerapkan faktor-faktor yang ada tersebut sangat dibutuhkan komitmen dan konsistensi dalam rangka mencapai mutu pendidikan Islam yang ditargetkan.

3.      Langkah-langkah Rumusan Strategi pada Manajemen Strategik

Dalam merumuskan suatu strategik, menejemen puncak harus memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritika. Dengan langkah-langkah sebagai berikut :

                            a)       Menentukan misi pokok organisasi

                            b)       Mengembangkan profil organisasi

                            c)       Mengenal lingkungan organisas

                            d)      Analisis SWOT organisasi

                            e)       Mengidentifikasi pilihan secara kewajaran berkenaan dengan tujuan yang dicapai

                            f)        Menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif yang dipandang paling tepat

                            g)       Menentukan sasaran jangka panjang

                            h)       Memperhatikan pentingnya oprasionalisasi keputusan dasar

                            i)        Mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai standart.

                            j)        Pemanfaatan teknologi

                            k)       Bentuk, tipe dan struktur organisasi

                            l)        Menciptakan suatu system pengawasan

                            m)     Menciptakan suatu system umpan balik (Sondang P. Siagian: 2011, 16-17).

Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan managemen pendidikan Islam pada khususnya ialah adanya rencana berskala besar yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuaanya diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan.

 

4.      Dimensi Manajemen Strategik pada Pendidikan Islam

Sudah diketahui secara umum, bahwa dalam suatu perencanaan selalu mengandung resiko dan selalu terdapat elemen ketidakpastian. Untuk mengurai atau memperkecil dampak ketidakpastian itu, berbagai dimensi keputusan strategik dalam Manajemen strategic perlu dikenali dan diperhitungkan. Dalam manajemen strategik terdapat dimensi yang sifatnya multidimensional. Dimensi manajemen strategik yang sifatnya multidimensional tersebut adalah sebagai berikut :

                                a)       Dimensi keterlibatan manajemen puncak

                                b)       Dimensi alokasi dana, sarana dan prasaran

                                c)       Dimensi waktu keputusan strategik

                                d)      Dimensi orientasi masa depan

                                e)       Dimensi lingkungan eksternal (Sondang P. Siagian: 2011,17-20).

 

Melihat lima dimensi sebagai bahan pertimbangan utama dalam menentukan kebijakan yang sifatnya strategis, kalau dihubungkan dengan pendidikan Islam, maka setidaknya pendidikan Islam untuk mencapai organisasi yang lebih baik akan menghadapi tantangan yang multilateral di masa mendatang. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Sondang, bahwa terdapat beberapa tantangan yang harus diperhatikan oleh manajemen puncak di masa-masa mendatang. Tantangan tersebut meliputi: globalisasi ekonomi, keanekaragaman tenaga kerja, perkembangan teknologi, demografi, moralitas dan etika bisnis, peningkatan taraf hidup, pengangguran dan perobahan geopolitik (Sondang P. Siagian:  2011, 20).

 

5.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi dalam Rancang Bangun Sistem Manajemen Strategik

Sebagaimana yang kita ketahui, bahwasannya suatu organisasi seperti pendidikan Islam sayogyannya punya kemampuan untuk merumuskan dan menentukan strategi organisasinya sehingga organisasi yang bersangkutan tidak hanya mampu mempertahankan eksistensinya, akan tetapi tangguh melakukan penyesuaian dan perobahan yang diperlukan sehingga organisasi semakin meningkat efektivitas dan produktivitasnya. Untuk mewujudkan situasi demikian, para anggota manajemen puncak harus menguasahi teknik-teknik desain atau rancang bangun sistem manajemen strategik yang tepat dan cocok bagi organisasi yang dipimpinnya. Faktor-faktor yang harus dikenali dan diperhitungkan antara lain adalah :

                                a)       Tipe dan struktur organisasi

                                b)       Gaya menejerial

                                c)       Kompleksitas lingkungan eksternal

                                d)      Kompleksitas proses produksi

                                e)       Hakikat berbagai masalah yang dihadapi (Sondang P. Siagian: 2011, 23).

 

6.        Implementasi Manajemen Strategik pada Pendidikan Islam

Suatu strategik yang telah diformulasikan dengan baik belum menjamin bahwa dalam implementasinya juga akan sukses atau memberikan hasil sesuai dengan apa yang diharapkan. Untuk itu agar formulasi strategi dapat diimplementasikan dengan baik, Samuel Carlo dan Paul Perter memberikan suatu model sederhana tentang proses implementasi strategi tersebut, yaitu meliputi: analisis perobahan, analisis struktur organisasi, analisis kepemimpinan, analisis budaya perusahaan “organisasi pendidikan”, dan evaluasi implementasi strategik.

 

a).  Analisis Perubahan

Analisis perubahan merupakan elemen yang pertama dalam model implementasi strategik. Perubahan yang dianalisis dalam tahap ini dipandang sebagai sebuah proses perubahan dari yang tingkat sederhana sampai pada tingkat perobahan yang sangat kompleks.

Tingkatan perubahan yang dilakukan oleh perusahaan atau organisasi akan menentukan pendekatan strategik perubahan yang ditetapkan dalam setiap kondisi. Pendekatan strategik perubahan dibagi kedalam beberapa pola yang memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:

(a)     Tidak ada perubahan yang signifikan, maksudnya adalah pendekatan strategik perubahan yang dilakukan sama dengan yang digunakan dalam periode sebelumnya.

(b)     Perubahan rutin, maksudnya adalah menyangkut perubahan di dalam daya tarik pemasaran yang digunakan perusahaan

/organisasi untuk maksud memikat pelanggan.

(c)     Perubahan terbatas, maksudnya adalah terdapat banyak varian pendekatan strategi perubahan karena produk dapat menjadi


 

 

baru dengan melakukan variasi-variasi yang dapat membawa perubahan pada format organisasi dalam lingkup yang terbatas.

(d)    Perubahan radikal, maksudnya adalah pola ini terjadi sebagai suatu proses untuk melakukan reorganisasi perusahaan

/organisasi atau menata ulang perusahaan/organisasi

(e)     Organizational redirection, maksudnya adalah kondisi ini terjadi pada perusahaan/organisasi yang melakukan merger dan akuisisi pada industri/organisasi yang berbeda (Iwan Purwanto, 2012, 229-231).

 

b)     Analisis Struktur Organisasi

Analisis struktur organisasi ini menjadi sangat diperlukan karena menurut Certo dan Peter, setidaknya ada dua alasan utama mengapa perlu adanya analisis struktur organisasi, yaitu : Pertama, struktur organisasi akan menjelaskan bagaimana kebijakan akan disusun. Kedua, menjelaskan bagaimana sumber daya akan dialokasikan (Iwan Purwanto, 2012, 231-232).

Struktur organisasi secara umum dibagi menjadi dua, yaitu : formal dan informal. Namun dalam realitasnya, bentuk struktur organisasi dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu :

(a)     Struktur organisasi sederhana, yaitu struktur organisasi yang hanya memiliki dua tingkatan : pemilik modal dan karyawan

(b)     Struktur organisasi fungsional, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari director dan manajer-menejer. Dimana setiap menejer bertanggung jawab terhadap salah satu dari berbagai fungsi yang ada.

(c)     Struktur organisasi divisional, yaitu struktur organisasi yang terdiri dari director dan manajer devisi-manajer divisi. Dimana manajer devisi mempunyai hak untuk mengembangkan suatu strategi masing-masing dan menghadapi persaingan yang mungkin saja berbeda dengan divisi yang lain.

(d)    Struktur organisasi SBU, yaitu struktur organisasi yang memakai model CEO, dimana struktur organisasi ini mengelompokkan sejumlah devisi berdasarkan pada orientasi produk yang diarahkan pada pasar, karena devisi disusun berdasarkan tipe konsumen dan atau wilayah.

(e)     Struktur organisasi matrik, yaitu struktur organisasi yang digunakan untuk memudahkan pengembangan dan pelaksanaan berbagai program atau proyek dengan tujuan untuk mencapai


 

 

tanggapan yang lebih cepat dan koordinasi yang lebih baik (Iwan Purwanto, 2012,234-238).

 

Analisis struktur organisasi ini, dapat kita jadikan gambaran untuk menentukan perobahan struktur yang tepat dalam organisasi atau lembaga pendidikan Islam.karena ada hubungan yang erat antara pilihan strategik dengan pelaksanaan struktur. Struktur memaksa beberapa perluasan strategik, sebaliknya strategik memaksa perubahan struktur. Jadi, pertanyaan yang sangat penting bukan mana yang dilakukan lebih dahulu, tetapi bagaimana keseluruhan paket strategik dan implementasinya dipadukan demi terciptanya tujuan organisasi.

a)       Analisis Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah aspek yang sangat penting dalam implementasi strategik, karena implementasi strategik perlu dikukuhkan dengan nilai yang dianut dan gaya kepemimpinan yang tetap. Hal ini akan memepengaruhi sampai seberapa jauh implementasi strategik mau didelegasikan dan dilembagakan dengan tingkat pengendalian yang tepat.

Analisis kepemimpinan yang mengacu pada gaya kepemimpinan sebagai ranah implementasi strategi banyak terkait dengan sifat kepemimpinan, motivasi, keputusan, komunikasi, dan proses pengendalian serta pengembangan budaya perusahaan atau organisasi semacam lembaga pendidikan.

Aspek tersebut diatas menjadi landasan bagi pengembangan dan penentuan dimensi gaya-gaya kepemimpinan mana yang diterapkan oleh pemimpin perusahaan/organisasi. Ada beberapa pendekatan untuk menilai gaya kepemimpinan. Geoffrey G. Meredith dalam Iwan Purwanto mengklasifikasikan gaya kepemimpinan dalam dua kelompok, yaitu: gaya kepemimpinan


 

 

yang berorientasi pada tugas dan yang berorientasi pada orang (Iwan Purwanto, 2012, 242).

Sependapat dengan Geoffrey G. Meredith, tokoh yang bernana Robert R. Blake dan Jane S. Mounton masih dalam Iwan Purwanto, keduanya juga sepakat bahwa implementasi strategi mengenai gaya kepemimpinan juga mengacu pada dua dimensi yaitu: dimensi manusia dan dimensi produksi. Teori mereka ini dikenal dengan istilah managerial grid. Yaitu teori yang menyatakan ada lima kategori gaya kepemimpinan yang dianggap sebagai gaya kepemimpinan pokok yang diimplementasikan dalam manajemen, yaitu :

(a)     manajemen jelek, dengan skor (1,1)

(b)     manajemen tugas, dengan skor (9,1)

(c)     manajemen di tengah-tengah, dengan skor (5,5)

(d)    manajemen Country Club dengan skor (1,9)

(e)     manajemen tim, dengan skor (9,9) (Iwan Purwanto, 2012, 244- 245).

Gaya kepemimpinan di atas, akan mempengaruhi iklim organisasi yang akhirnya mempengaruhi budaya organisasi. Jadi iklim organisasi mengukur apakah harapan terpenuhi atau tidak, sedangkan budaya organisasi merupakan bentuk dari harapan itu. iklim organisai bersifat teknis dan dapat dikendalikan dalam jangka pendek, sedangkan budaya organisasi biasanya bersifat strategis dan dikendalikan dalam waktu yang relatif lebih panjang.

b)       Analisis Budaya Perusahaan atau Organisasi

Analisis budaya organisasi adalah elemen penting dalam implementasi manajemen strategik, karena budaya orgnisasi terdiri atas berbagai elemen yang tidak semuanya diamati secara mudah. Budaya perusahann atau organisasi muncul dalam dua tingkatan, yaitu tingkatan yang kurang terlihat semisal niali-nilai yang dianut oleh anggota organisasi dan yang terlihat semisal pola prilaku organisasi.


 

 

Proses kemunculan budaya organisasi dimulai secara bertahap yaitu melalui empat tahapan, pertama, manajemen puncak, dimana seorang pucuk pimpinan akan mengembangkan dan berusaha mengimplementasikan suatu visi, filosofi dan strategi. kedua, prilaku organisasi, yaitu berupa karya-karya implementasi, ketiga, hasil, secara proses dipandang dari berbagai segi organisasi itu berhasil dan berkesinambungan secara bertahun-tahun. keempat, budaya, dimana suatu budaya muncul, mencerminkan visi dan strategi serta pengalaman-pengalaman yang dimiliki dalam implementasinya.

Dengan memahami tahapan-tahapan kemunculan budaya organisasi, sebelum melakukan langkah-langkah strategis terhadap perubahan budaya organisasi sebaiknya mengukur implementasi yang akan ditimbulkan akibat adanya perubahan budaya organisasi dengan tiga instrument pertannyaa, yaitu; (1) seberapa besar perubahan yang akan terjadi pada aktivitas organisasi?, (2) seberapa besar budaya organisasi akan mampu beradaptasi?, (3) bagaimana tingkat keahlian dari manajemen yang ada?. Setelah diukur dan mengetahui sebetapa besar dampak yang ditimbulkan terhdap eksistensi organisasi, maka dilakukan pilihan alternatif yang akan diambil manajemen sesuai dengan strategi yang akan diimplementasikan. Pilihan tersebut adalah (1) tidak mengherokan budaya organisasi, (2) mengubah budaya organisasi agar sesuai dengan strategi, (3) mengubh strategi agar sesuai dengan budaya organisasi.

c)       Evaluasi Implementasi Strategi

Pada tahap implementasi strategi, keberhasilannya dipengaruhi oleh perubahan, struktur organisasi, kepemimpinan, dan budaya organisasi, namun kenyataannya ada berbagai kemungkinan keberhasilan implementasi strategi. Dengan empat


 

 

formulasi strategik ini, tampaklah bahwa keberhasilan manajemen strategik tidak hanya terletak dari formulasi strategi yang baik tetapi terletak pada implementasinya yang baik.

Untuk bisa menentukan posisi kombinasi keduanya, maka diperlukan kemampuan mengevaluasi untuk melihat kemampuan implementasi strategi. Evaluasi terhadap implementasi manajemen strategi adalah sangat penting untuk mempertahankan kinerja agar tetap sejalan dengan tujuannya. Oleh karena itu dari waktu ke waktu, organisasi harus melakukan penelaahan kritis terhadap sasaran dan efektifitas implementasi strategi. Setiap organisasi secara periodik harus menilai kembali pendekatan formulasi stateginya terhadap implementasinya. Sehingga akan segera diketahui keterpaduan keduanya. Termasuk kombinasi manakah dari keempat kombinasi formulasi strategi, sehingga menejemen akan segera dapat melakukan langkah-langkah strategi untuk mengatasinya.

 

B.     Implementasi Manajemen Mutu Pada Pendidikan Islam

a.       Pengertian Manajemen Mutu

Pengertian manajemen menurut beberapa ahli sangat bervariasi, diantaranya; Menurut Nickles, Mc Hingh dan Mc Hugh , management is the process used be accompalish organizational goals through planning, organizing, directing, and controlling people and other organizational resources. Manajemen adalah sebuah proses yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan organisasi melalui rangkaian kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengandalian orang-orang serta sumber daya organisasi lainnya.

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara


 

 

efektif dan efisian. Sedangkan menurut George R. Terry, “manajemen adalah suatu proses kegiatan yang terdiri dari planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan) dan controlling (pengendalian) kinerja dengan menggunakan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telahditentukan.” (Akdon, 2007, 23).

Dengan demikian manajemen merupakan proses terorganisir yang dilakukan oleh seorang menejer untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.

b.      Pengertian Mutu

Beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh Abdul Hadi dan Nurhayati dalam bukunya Manajemen Mutu Pendidikan menurut para ahli yaitu:

1)    Menurut Juran, mutu produk ialah kecocokan penggunaan produk (fitness for use) untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Kecocokan pengguna produk tersebut didasarkan atas lima ciri utama yaitu (1) teknologi; yaitu kekuatan; (2) psikologis, yaitu rasa atau status; (3) waktu, yaitu kehandalan; (4) kontraktual, yaitu ada jaminan; (5) etika, yaitu sopan santun

2)    Menurut Crosby, mutu ialah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki mutu apabila sesuai dengan standar atau kriteria mutu yang telah ditentukan, standar mutu tersebut meliputi bahan baku, proses produksi, dan produk jadi

3)    Menurut Deming, mutu ialah kesesuaian dengan kebutuhan pasar atau konsumen. Perusahaan yang bermutu ialah perusahaan yang menguasai pangsa pasar karena hasil produksinya sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga menimbulkan kepuasan bagi konsumen. Jika konsumen merasa puas, maka mereka akan setia dalam membeli produk perusahaan baik berupa barang maupun jasa.

4)    Menurut Feigenbaum. mutu adalah kepuasan pelanggan sepenuhnya (full customer satisfication). Suatu produk dianggap


 

 

 

bermutu apabila dapat memberikan kepuasan sepenuhnya kepada konsumen, yaitu sesuai dengan harapan konsumen atas produk yang dihasilkan.

5)    Garvi dan Davis, menyatakan mutu ialah suatu kondisi yang berhubungan dengan produk , tenaga kerja, proses dan tugas serta lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan (Abdul Hadi & Nurhayati: 2010, 84-85).

Dari beberapa konsep mutu yang diutarakan oleh para ahli, maka dapat diambil kesimpulan bahwa mutu merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan kepuasan akan kebutuhan atau keinginan pelanggan terhadap sebuah produk. Dalam konteks pendidikan Islam, untuk merelevansikan dengan kebutuhan maka sekiranya cukup relevan dalam makalah ini menggunakan pendekatan manajemen mutu. Ketika pengguna pendidikan Islam merasa terpuaskan oleh input dari sebuah pendidikan, maka di situlah letak mutu pendidikan Islam.

 

C.     Implementasi Manajemen Strategik dan Mutu Pendidikan Islam

 

1.      Wujud Idealitas Implementasi Manajemen Strategik dan Mutu di Pendidikan Islam

Wujud ideal ketika manajemen strategik dan manajemen peningkatan mutu di implementasikan dalam pendidikan Islam, maka setidaknya akan tercapainya idealitas pendidikan sebagaimana tujuan yang diamanahkan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Disisi lain akan terwujudnya tujuan pendidikan Islam yaitu terciptanya insan kamil dan akrom (Ulil Albab, ulil Absor, Ulin Nuha) sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Qur’an.

Wujud idealitas implementasi manajemen strategik dan mutu pendidikan akan muncul di setiap lefel dan jenjang pendidikan, suatu organisasi pendidikan yang bercirikan :

a)       Produktivitas tinggi


 

 

b)       Posisi kompetisi

c)       Keunggulan teknologi

d)      Keunggulan SDM

e)       Iklim kerja kondusif

f)        Etika dan tanggung jawab sosial

 

2.      Wujud realitas implementasi manajemen strategik dan mutu di pendidikan Islam

Salah satu masalah yang sangat dominan seperti yang telah diungkap dalam pendahuluan adalah kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat erat kaitannya dengan pendidikan. Untuk itu peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Secara garis besar ada dua faktor utama yang menyebabkan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia masih belum atau kurang berhasil yaitu:

Pertama, strategik pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategik yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan (sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek: 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.

Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro


 

 

(sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa kompleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.

Sebelum membahas lebih jauh, ada beberapa masalah mutu pendidikan yang diutarakan oleh Deming yang secara garis besar dikelompokkan menjadi dua hal yaitu :

1.        Kendala mutu pendidikan secara umum

a.        Desain kurikulum yang lemah,

b.        Bangunan yang tidak memenuhi syarat,

c.        Lingkungan kerja yang buruk,

d.        Sistem dan prosedur yang tidak sesuai,

e.        Jadwal kerja yang serampangan,

f.          Sumber daya yang kurang, dan

g.        Pengembangan staf yang tidak memadai.

2.        Kendala mutu pendidikan secara khusus

a.        Prosedur dan aturan yang tidak diikuti atau ditaati,

b.      Anggota individu staf yang tidak memiliki skil, pengetahuan dan sifat yang dibutuhkan untuk menjadi seorang guru atau manajer pendidikan.

c.        Kurangnya pengetahuan dan keterampilan anggota,

d.        Kurangnya motivasi,

e.        Kegagalan komunikasi, dan

f.        Kurangnya sarana dan prasarana yang memenuhi (Sallis, Edward: 2006, 103).

Dan secara umum, pendidikan kita mengalami kelemahan pada : produktivitas, posisi kompetisi, pendayagunaan teknologi, SDM, etika dan tanggung jawab sosial.

 

D.     Solusi Problem Implementasi Manajemen Strategik dan Mutu Pendidikan Islam


 

 

Berdasarkan kendala dan kelemahan dalam pendidikan kita, maka sekiranya dicarikan solusi untuk mengatasinya, solusi itu diantaranya adalah :

1.    Kedewasaan menyikapi perobahan

a)         Memperjelas atau merumuskan strategic intent

Strategic Intent diartikan sebagai artikulasi kriteria yang singkat atau karakteristik apa yang mau dicapai oleh perusahaan atau organisasi

b)         Membangun dan mengembangkan organisasi di kelembagaan pendidikan Islam

c)         Membentuk kultur organisasi

Kultur organisasi sejumlah asumsi penting (sering tidak dinyatakan) yang disepakati oleh anggota suatu organisasi.

2.  Membangun tim manajemen puncak

a)       Tim manajemen puncak terdiri dari manajer kunci yang bertanggung jawab dalam memformulasikan dan menerapkan strategi perusahaan

b)       Tim manajemen puncak yang heterogen dengan berbagai macam keahlian dan pengetahuan dapat ditarik ke dalam berbagai perspektif ketika mengevaluasi strategi alternatif dan membangun consensus

c)       Tim manajemen puncak juga harus mampu untuk berfungsi secara efektif sebagai tim untuk menerapkan strategi. Sebuah tim yang heterogen membuat hal tersebut menjadi lebih sulit

d)        Menerapkan kepemimpinan strategic yang efektif

3.    Menentukan arah strategic

a)         Arah Strategik berarti pengembangan visi jangka panjang maksud strategik perusahaan.

b)         Pemimpin yang kharismatik bisa membantu pencapaian maksud strategik.


 

 

c)         Penting untuk tetap mempertahankan kekuatan organisasi ketika perubahan diperlukan oleh arah strategik yang baru.

d)        Eksekutif harus menyusun perusahaan secara efektif untuk mencapai visi.

4.    Memanfaatkan & Mempertahankan Kompetensi Inti

a)         Kompetensi inti adalah sumber daya dan kapabilitas yang berguna sebagai sumber keunggulan kompetitif bagi sebuah perusahaan atas pesaing -pesaingnya.

b)         Pemimpin strategik harus membuktikan bahwa kompetensi perusahaan ditekankan dalam usaha penerapan strategi.

c)         Di banyak perusahaan besar, dan yang pasti dalam perusahaan related diversified,kompetensi inti dimanfaatkan secara efektif ketika kompetensi inti tersebut dikembangkan dan diterapkan pada unit-unit organisasi yang berbeda.

d)        Kompetensi inti tidak bisa dikembangkan atau dimanfaatkan secara efektif tanpa adanya pengembangan kapabilitas modal manusia.

5.    Mengembangkan Modal Manusia

a)         Modal manusia menunjuk kepada pengetahuan dan ketrampilan keseluruhan tenaga kerja yang dimiliki perusahaan.

b)         Pekerja dipandang sebagai sumber daya kapital yang membutuhkan investasi.

c)         Tidak satupun strategi yang efektif kecuali perusahaan mampu mengembangkan dan mempertahankan pekerja yang handa untuk melaksanakannya.

d)        Pengembangan dan manajemen modal manusia perusahaan bisa menjadi penentu utama kemampuan dan keberhasilan perusahaan dalam memformulasikan dan menerapkan strategi

6.    Mempertahankan Budaya Organisasi yang Efektif


 

 

a)       Budaya organisasi meliputi kumpulan yang kompleks mengenai ideologi, simbol, dan nilai inti yang berlaku dalam perusahaan dan mempengaruhi cara menjalankan usahanya.

b)       Mempertajam budaya perusahaan merupakan tugas sentral kepemimpinan strategik yang efektif.

c)       Budaya organisasi yang tepat mendorong pengembangan orientasi kewirausahaan pekerja dan kemampuan untuk mengubah budaya jika diperlukan.

d)      Pembaruan teknik dapat memudahkan proses ini.

7.    Menekankan Praktek Etika

a)       Praktek etika meningkatkan efektifitas proses penerapan strategi.

b)       Perusahaan yang etis mendorong   dan   memungkinkan individu pada seluruh tingkat organisasi untuk melakukan penilaian etika.

c)       Untuk mempengaruhi penilaian etika dan kebiasaan pekerja dengan tepat, praktek etika harus membentuk proses pembuatan keputusan perusahaan dan   menjadi   bagian integral budaya organisasi.

d)      Pemimpin menentukan suasana untuk terciptanya sebuah lingkungan yang saling menghormati, kejujuran dan praktek etika antar pekerja.

8.    Mengubah budaya dan pembaharuan teknik

a)       Semua pekerja dalam perusahaan adalah penting

b)   Semua pekerja harus terus menciptakan nilai dalam pekerjaan mereka

c)    Terus belajar adalah bagian vital untuk semua pekerjaan karyawan

d)   Kerjasama tim penting untuk implementasi keberhasilan

e)    Masalah akan teratasi hanya jika tim menerima tanggung jawab untuk mencari solusi


 

 

9.  Menciptakan Keseimbangan Kontrol Organisasi

a)         Kontrol organisasi menyediakan parameter strategi dan tindakan koreksi mana yang akan diterapkan.

b)        Pengawasan keuangan sering ditekankan dalam perusahaan besar dan berfokus pada hasil keuangan jangka pendek.

c)         Pengawasan strategik lebih berfokus pada kandungan tindakan strategik,  dari pada hasilnya.

d)        Pemimpin strategik yang berhasil, menyeimbangkan pengawasan strategik dan pengawasan keuangan (mereka tidak menghapuskan pengawasan keuangan) denganmaksud untuk mencapai  penghasilan  jangka panjang  yang lebih baik.

 

III.     PENUTUP

A.     Kesimpulan

1.      Implementasi manajemen strategik dan mutu di pendidikan Islam secara ideal mewujudkan pendidikan dan outcamnya yang punya ciri produktivitas tinggi, siap dalam posisi kompetisi baik dalam maupun di luar dan tetap sportif dan kondusif, mampu mendayagunakan teknologi sebagai mana mestinya, mempunyai SDM yang tinggi sebagai wujud kualitas mutu pendidikannya, mempunyai etika dan tanggung jawab social dalam pengamalan dan pengabdiannya pada masyarakat, sehingga outcam pendidikan tidak mengalami degradasi moral dan siap menjawab problem dirinya sebagai mahluk individu dan sosial.

2.      Dalam realitasnya manajemen strategik dan mutu pendidikan Islam jauh dari yang diharapkan, kendala baik secara umum maupun khusus sebagaimana pendapat Deming dan kelemahan yang multidimensi mulai dari segi SDM, produktivitas, etika, tanggung jawab social, menejerial organisasi, dan lemahnya kompetisi, perlunya pendidikan Islam ditata ulang.


 

 

3.    Kesenjangan antara idealitas dan realitas tersebut, perlu dicarikan solusi, ada beberapa solusi problem dalam hal ini, yaitu: kedewasaan menyikapi perobahan, membangun tim manajemen puncak, menentukan arah strategic, memanfaatkan & mempertahankan kompetensi inti, mengembangkan modal manusia, mempertahankan budaya organisasi yang efektif, menekankan praktek etika, mengubah budaya dan pembaharuan teknik, menciptakan keseimbangan kontrol organisasi.

B.     Saran

1.      Segenap organisasi atau lembaga pendidikan Islam hendaknya membangum kembali sistem manajerialnya.

2.      Segenap organisasi atau lembaga pendidikan Islam hendaknya menerapkan MBS dan TQM untuk menjamin mutu kualitas pendidikannya.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

 

Akdon, Strategic Managemen For Education Managemen Menejemen Strategi Untuk Menejemen Pendidikan, Bandung:Alfa Beta, 2007.

 

Alma Buchori, Huriyati Ratih, Manajemen Corporate Dan Strategi Pemasaran Jasa Pendidian,Bandung:Alfa Beta, 2009.

 

David, Fred R, Manajemen strategiks Konsep, Dono Sunardi, Edisi ;12, Jakarta:Penerbit Salemba Empat, 2011.

 

Depdiknas. 2010. Manajemen Berbasis Sekolah. www.mgp-be.depdiknas.go.id. Diakses      dari                                     alamat                    www.mgp- be.depdiknas.go.id/cms/upload/publikasi/m01u02a.pdf. di akses pada tgl 24 November 2014

 

Edward Salis, Alih Bahasa Ali Riyadi Dkk, Total Quality Managemen In Education:Manajemen Mutu Pendidikan, Yogakarta:Irchisod, 2006.

 

Fariadi, Ruslan. 2010. Total Quality Management (TQM) dan Implementasinya Dalam Dunia Pendidikan. http://aa-den.blogspot.com/2010/07/total- quality-management-tqm-dan.html, diakses 23 November 2014.


 

 

 

 

Hadi Abdul dan Nurhayati, Manajemen Mutu Pendidikan, Bandung :Penerbit Alfa 2010

 

Ihsan Dacholfany Dan Evi Yuzana .2009. dikutip dari http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/ 2009/05/15/ manajemen- berbasis-sekolah-mbs/. Diakses tanggal 23 September 2014.

 

Purwanto Iwan, Manajemen strategik, Bandung:Penerbit Yrama Widya, 2012. Siagian, Sondang P Manajemen Strategik, Jakarta:Bumi Aksara, 2011.

Suara Merdeka.com, Anis Baswedan Janji Perhatikan Pendidikan Rakyat Indonesia, diakses pada hari sabtu, 22 November 2014, Pukul 19.10 WIB.

 

Suharsaputra, Uhar. Drs. 2009. Membangun Pengawasan Pendidikan Berorientasi Mutu.      Dikutip                                                        dari http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/07/06/membangun- pengawasan-pendidikan-berorientasi-mutu/. Diakses tanggal 20 September 2014

 

.http://pdf-sdm.blogspot.com/2013/08/manajemen-strategi-mutu-pendidikan.html, diakses tgl 21 November 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Iklan Tersedia ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads left available col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B1
10k / bulan
25k / 3 bulan

Iklan Tersedia ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9

Iklan Tersedia <a href="wAC">ads right unavailable col-xs-12 col-sm-6 img-16-9</a>
SPACE IKLAN - B2
10k / bulan
25k / 3 bulan

Mungkin Kamu Sukacol-xs-12 col-sm-12 col-md-12 col-lg-10 col-lg-offset-1

8/grid/random/1-1/640