ESTETIS HIJRAH CINTA
Penulis: Miya Ulandari
Penerbit: Al Qalam Media Lestari
Tebal: 97 halaman
Ukuran: 14,5 cm x 20,5 cm
Cetakan Pertama: Februari 2020
Perihal hujan percayalah ia akan memberimu
warna yang indah, yang berhak kau terima setelahnya. Lebih dari halnya pelangi
yang hadirnya sesaat. Setiap manusia pasti pernah berbuat salah, dosa dan
bermaksiat. Allah menghendaki siapa saja untuk berubah, hidayah itu akan membuat
kita mengalami proses dari ulat yang menjijikkan berubah menjadi kupu – kupu
yang indah. Semua itu tidak kita dapatkan hanya dengan membiarkan diri terus di
zona nyaman. Adakalanya kita harus berusaha menahan dari yang membuat kita
tidak baik. Seperti kepompong yang menahan diri dari nafsu makan agar menjadi
kupu – kupu yang cantik nan indah begitu pula manusia. Dimisalkan perbuatan
kita di dunia. Melakukan hal – hal yang sia – sia, bersenang-senang yang
sifatnya sebentar, bersama dengan orang – orang yang lalai akan kampung akhirat
hanya akan membekas penyesalan di hari perhitungan nanti.
Pun setelah kita berubah. Keadaan
tidak akan membuat kita nyaman. Berbagai hal yang mungkin akan mengusik
keimanan dan keyakinan untuk berjalan di jalan yang benar. Banyak tantangan,
ujian menanti di depan mata bahkan teman baik kita semasa kita masih melakukan
keburukan bersamanya akan mencela kita.
Allah berfirman yang artinya:
“Teman – teman akrab pada hari itu
sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang – orang yang
bertakwa.” (Q.S. Az-Zukhruf: 67)
Maka tidak pantas orang yang selalu
membuat kita lalai dalam mengingatkan kepada Allah kita jadikan sebagai
sahabat. Carilah sahabat – sahabat surga yang senantiasa mengajak pada
kebaikan, yang tidak hanya membantu kita dalam urusan dunia saja tetapi juga
peduli dengan akhirat kita.
“Teman yang paling baik adalah
apabila kamu melihat wajahnya kamu teringat akan Allah, mendengar kata –
katanya menambahkan ilmu agama, melihat gerak – geriknya teringat mati. Sebaik
– baik sahabat disisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap temannya dan
sebaik – baik tetangga di sisi Allah ialah orang yang terbaik terhadap
tetangganya.” (HR. Hakim).
Ujian untuk berubah tidak hanya
sampai disitu. Apabila niat kita salah maka rusaklah susu sebelengga.
Bukankah amal itu tergantung
niatnya! Niatkan semua karena Allah sebab Allah sangat mencemburui hamba-Nya
yang berharap selain kepada-Nya.
“Sesungguhnya Allah membeli dari
orang – orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga
untuk mereka….” (QS. At- Taubah: 111).
Disitulah kita ditempa bertahan atau
menyerah setelah berubah? Karena hanya orang – orang yang terpilih yang mampu
bertahan. Hidup ini bagaikan sebuah penyaringan. Siapa yang berhasil melewati
dengan sabar dan istiqomah itulah yang terpilih. Semua perjalanan itu butuh proses,
dicontohkan oleh Allah mengapa Allah menciptakan bumi ini dalam 6 hari padahal Allah
bisa menciptakannya kun fayakun. Sebab semua butuh proses, ketika Rasulullah
dan kaum muslimin pada tahun tujuh kenabian berbagai macam siksa dari kaum
quraisy dan pemboikotan kepada kaum muslimin membuat kaum muslimin benar –
benar tersiksa. Kenapa Allah tidak langsung memberikan kemenangan dan kemewahan
untuk mereka, karena Allah ingin mendidik mereka agar menjadi umat terbaik di
sepanjang peradaban. Dan itu benar, orang – orang terdahulu mereka masing –
masing memiliki iman yang tinggi, ketaqwaan yang luar biasa. Untuk itu kita
yang hidup di generasi milenial ini janganlah mudah menyerah dengan keadaan,
bertahan untuk istiqomah. Allah pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang
sama – sama berjuang di jalan yang Allah ridhai.
Bukan berarti kamu harus terlihat
rapuh. Sesuatu yang indah bukan hanya yang nampak, tetapi bagaimana jika
keindahan itu berawal dari sebuah perjuangan. Bukan karena seberapa banyak perhatian,
pujian, dan hal bergengsi yang dapat kamu raih di dunia, hal yang bernilai
estetis melebihi dari itu semua.
Dan aku tak tau entah mengapa hujan begitu memanjakan mata. Bersenang – senang dibawahnya seolah kita adalah manusia yang tak akan sakit karena yah karena hujan hanya sebentar. Jadi tidak akan masalah kita sakit untuk menyergap rasa rindu itu. Tuhan mengajariku banyak tentang arti memaknai hidup. Benar, Tuhan itu sangat baik, menyayangi kita. Seberapa banyak kita berbuat dosa dan maksiat, tangan-Nya selalu terbuka untuk menerima taubat hambanya. Awalnya, aku berpikir tidak mungkin. Sudah sekian jauh aku melangkah di jalan yang salah. Semua terasa sulit dan berat, iya atau tidak dipintu-Nya juga aku kembali. Aku termangu semakin jauh hayalku mengingat hujan yang jatuh di dekat jendela kamar. Banyak tak terhitung seperti itulah dosaku, tapi DIA tetap saja memberikan aku yang terbaik, sampai – sampai aku malu berbuat lagi. Anganku mengingat yang sudah bertahun – tahun berlalu sampai membawaku pada jalan istiqomah. Yang aku ingat, aku adalah seorang anak pungut yang sempat mencari ayah ibunya. Tapi semua itu sia – sia, ku pikir Tuhan tak lagi peduli denganku DIA tak adil. Kenapa aku harus dipungut orang tua yang miskin
Pesan: Nama_Jumlah Buku_Alamat, kirim ke WhatsApp 082142538006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar